FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HIDUP SECARA FISIK DAN PSIKOLOGIS PASIEN ATRESIA ANI PASCA POSTERIOR SAGITTAL ANORECTOPLASTY (PSARP)BERDASARKAN SKORING KLOTZ DAN KUESIONER TACQOL DI RSUP Dr.SARDJITO YOGYAKARTA

HARDHA PANDU WINATA, Dr.dr. Akhmad Makhmudi, Sp.B(K)BA.

2017 | Tesis-Spesialis | SP ILMU BEDAH

Latar Belakang : Atresia ani merupakan kelainan kongenital yang terbanyak pada daerah anorektal dan masih menjadi perdebatan banyak ahli.. Pena dan de Vries memperkenalkan metode Posterior Sagittal Anorectoplasty (PSARP), karena hasil operasi yang baik dan hampir semua bentuk kelainan anorektal dapat dikerjakan dengan metode ini. Sejak tahun 1995 teknik Posterior Sagittal Anorectoplasty (PSARP)dipergunakan di sub bagian Bedah Anak FK UGM/RSUP dr.Sardjito Yogyakarta, sehingga diperlukan evaluasi yang konsisten tentang keberhasilannya dalam hubungannya dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup penderita atresia ani secara fisik dan psikologis. Tujuan : Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pasien atresia ani pasca posterior sagittal anorectoplasty (PSARP)Metode : Desain penelitian ini adalah potong lintang (cross sectional). Data dari bulan Januari 2012 sampai dengan Desember 2015 di bagian Ilmu Bedah Sub Bagian Bedah Anak RSUP dr.Sardjito Yogyakarta FK UGM. Jumlah sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi 60 penderita atresia ani dikelompokkan dalam dua kelompok yaitu atresia ani letak tinggi (30 penderita) dan atresia ani letak rendah (30 penderita), diteliti dan dibandingkan terhadap faktor-faktor risiko (letak lesi, usia saat operasi, lama operasi)yang mempengaruhi kualitas hidup (fisik dan psikologis) diukur dengan menggunakan Skoring KLOTZ dan kuesioner TACQOL, dilakukan analisa univariate, bivariate dan multivariate. Hasil : Kedua kelompok subyek (atresia ani letak tinggi letak rendah) tidak berbeda secara bermakna ditinjau dari jenis kelamin, umur saat PSARP dan lama operasi (P>0,05). Luaran kualitas hidup (fisiologis dan psikologis) pada atresia ani letak rendah yang diukur dengan Skoring KLOTZ dan Kuesioner TACQOL lebih baik dibandingkan atresia ani letak tinggi (p<0,05). Multivariate regresi terhadap variable lainnya bermakna secara statistic hanya pada faktor letak lesi (p<0,05). Kesimpulan : Didapatkan faktor letak lesi saja yang mempengaruhi luaran kualitas hidup (fisiologis dan psikologis) pasien atresia ani letak tinggi dan atresia ani letak rendah pasca posterior sagittal anorectoplasty (PSARP). Atresia ani letak rendah memberikan luaran kualitas hidup (fisiologis dan psikologis) lebih baik dibandingkan atresia ani letak tinggi pasca posterior sagittal anorectoplasty (PSARP).

Background : Anal atresia is the most common anomaly in anorectal region and still became debate of experts. Pena and de Vries introduced Posterior Sagittal Anorectoplasty (PSARP) method, because of good result and almost every anomalies can be repaired with this technique. Since 1995 Posterior Sagittal Anorectoplasty (PSARP)technique performed in Pediatric Surgery Departement dr.Sardjito Hospital/Gadjah Mada Medical Faculty, periodic evaluation of the result is needed which related to factors affecting quality of life of children with anal atresia, physiologically and psychologically. Objectives : The aim of this study is to determine the factors that affect the quality of life of patients with atresia ani after posterior sagittal anorectoplasty (PSARP)Metode : This is cross sectional study. Data collected from January 2011 until December 2015 in Pediatric Surgery Departement dr.Sardjito Hospital/Gadjah Mada Medical Faculty. Sample size that met inclusion and exclusion criteria is 60 patients with anal atresia, population divided in two groups, high lesion anal atresia and low lesion anal atresia, each 30 patients, Risk factors (level of lesion, age for operation, duration of operation) affecting quality of life were assessed with somatic assessment (by KLOTZ scoring) and psychological investigations (by TACQOL questionnaire), then univariate, bivariate and multivariate analysis. Results : Both group of subjects (high lesion anal atresia and low lesion anal atresia) did not differ significantly in terms of gender, age and length of time PSARP operation (P> 0.05). Outcomes of quality of life (physiological and psychological) on low lesion atresia ani as measured by Klotz and Questionnaire Scoring TACQOL better than high lesion anal atresia (p <0.05). Multivariate regression to the more variable the only statistically significant factor lesion (p <0.05). Conclusions : Obtained lesion factors that influence the quality of life outcomes (physiological and psychological) patients high lesion anal atresia and low lesion anal atresia after posterior sagittal anorectoplasty (PSARP). Low lesion anal atresia leave output quality of life (physiological and psychological) is better than high lesion anal atresia post posterior sagittal anorectoplasty (PSARP).

Kata Kunci : Atresia ani letak tinggi, atresia ani letak rendah, Posterior Sagittal Anorectoplasty (PSARP), scoring KLOTZ, kuesioner TACQOL, high lesion anal atresia, low lesion anal atresia, Posterior Sagittal Anorectoplasty (PSARP), KLOTZ scoring, TACQOL questionnai