Laporkan Masalah

Aksesibilitas Wisata Kuliner Bakpia Pathuk Yogyakarta

ISABELLA N LAKSITA, Syam Rachma Marcillia, ST., M.Eng., Ph.D.; Ir. Adi Utomo Hatmoko, M.Arch.

2017 | Tesis | S2 Teknik Arsitektur

Kampung Sanggrahan Pathuk Yogyakarta merupakan pemukiman padat dengan pertumbuhan organik. Seiring berjalannya waktu, kampung ini berkembang menjadi sebuah sentra industri rumahan bakpia terbesar di Yogyakarta dan memiliki potensi sebagai obyek daya tarik wisata kuliner. Potensi ini juga didukung dengan rencana Pemerintah Kota Yogyakarta untuk menjadikan kampung ini sebagai kampung wisata blusukan kuliner bakpia. Namun sebagai suatu obyek daya tarik wisata, ketersediaan dan kondisi aksesibilitas wisata di kampung ini belum memadahi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterkaitan elemen-elemen fisik aksesibilitas pada kampung, yang digunakan oleh wisatawan sebagai penentu strategi wayfinding pada rute yang dilalui untuk menemukan toko-toko bakpia yang ada di dalam Kampung Sanggrahan Pathuk Yogyakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif kualitatif, dengan teknik coginitive mapping dan open-ended questionnaire. Titik penyebaran kuesioner didasarkan pada jenis jalur yang ada di dalam kampung, yaitu: linear, mengantong, dan berkelok. Hasil dari kuesioner dan wawancara kemudian dideskripsikan sebagai penilaian wisatawan terhadap kondisi aksesibilitas dan elemen fisik aksesibilitas yang digunakan oleh dalam strategi wayfinding menuju dan di dalam kampung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa informasi pendahuluan penting bagi wisatawan untuk menemukan lokasi kampung. Wisatawan cenderung melewati jalur dengan konektivitas lebih besar dari asal perjalanan mereka. Di dalam kampung, kurangnya papan petunjuk membuat wisatawan memanfaatkan elemen-elemen fisik aksesibilitas, seperti paths, nodes, edges, dan ladmarks sebagai panduan menuju ke toko-toko bakpia, walaupun kondisi elemen-elemen fisik aksesibilitas belum memadai.

Kampung Sanggrahan Pathuk Yogyakarta is dense settlement with organic growth. Over time, this kampung has grown into a largest bakpia-making home-industry center in Yogyakarta and has the potential as an attraction of culinary tourism. This potential is also supported by the City Government plans to make this "kampung" as a culinary tourism "kampung" of bakpia, the traditional food of Yogyakarta. As a tourists destination, the availability and condistion of the accessibility in this "kampung" are inadequate. This research aims to determine the relevance of the physical elements of accessibility, which is used by tourists as a determinant of their wayfinding strategy on the route to find bakpia shops in Kampung Sanggrahan Pathuk Yogyakarta. The method used in this research is descriptive mix-method, with coginitive mapping technique and open-ended questionnaire. The spreading point of the questionnaire is based on the type of path that is in the "kampung", such as: linear, segmented, and form-a-loop. The results of questionnaires and interviews were then described as a tourist judgment of accessibility conditions and the physical elements of accessibility used by the tourists as a wayfinding strategy towards and within the "kampung". The results show that preliminary information is important for tourists to find the location of the "kampung". Tourists tend to cross paths with greater connectivity from the origin of their journey. Inside the "kampung", the lack of signages makes tourists take advantage of the physical elements of accessibility, such as paths, nodes, edges, and landmarks as a guide to find the bakpia shops within the "kampung", even though the physical elements of accessibility are inadequate.

Kata Kunci : aksesibilitas, wayfinding, Kampung Sanggrahan Pathuk

  1. S2-2017-389213-abstract.pdf  
  2. S2-2017-389213-bibliography.pdf  
  3. S2-2017-389213-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2017-389213-title.pdf