Laporkan Masalah

ANALISIS KAPABILITAS APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG

NITA SAFITRI, Prof. Dr. Abdul Halim, M.B.A., Ak., CA.

2017 | Tesis | S2 Akuntansi

SPIP adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi. Pencapaian tujuan SPIP tergantung pada efektivitas APIP Salah satu langkah untuk mewujudkan APIP yang efektif adalah dengan merintis pola umum pengembangan kapabilitas APIP yang diadopsi dari Model IACM. Model IACM terdiri dari penjabaran aspek fundamental pengawasan intern menjadi capaian-capaian untuk masing-masing lima level kapabilitas pada enam elemen inti pengawasan intern. Presiden RI pada rapat koordinasi pengawasan internal tahun 2015 mengamanatkan pada tahun 2019 85% APIP di Indonesia telah mencapai level 3. Hasil pemantauan perkembangan peningkatan kapabilitas 12 APIP mitra kerja dari BPKP Perwakilan DIY untuk triwulan III tahun 2016 menunjukkan kapabilitas APIP Kabupaten Magelang tertinggal di antara APIP lainnya karena hanya memenuhi kapabilitas level 1 pada lima elemen. Penelitian ini dibuat dengan tujuan untuk menganalisis apa saja faktor-faktor penyebab ketertinggalan kapabilitas Inspektorat Kabupaten Magelang. Penelitian ini dijalankan dengan paradigma kulitatif, pendekatan studi kasus dan metode benchmarking dengan APIP Kab. Bantul dan Kab. Gunung Kidul. Analisis yang dilakukan terdiri dari dua tahapan yaitu benchmarking laporan penilaian kapabilitas untuk menemukan kelemahan kapabilitas Insp. Kab. Magelang, dilanjutkan dengan analisis data hasil wawancara untuk menemukan faktor-faktor penyebabnya. Penelitian ini menemukan faktor-faktor yang menyebabkan ketertinggalan kapabilitas Inspektorat Kabupaten Magelang antara lain: kuantitas pemeriksaan, administrasi, pemahaman IACM, perencanaan berbasis risiko, anggaran nonpengawasan, dan motivasi

SPIP or Government Internal Control System is an integral process in every action and activity, which is continuously performed by managers and personnel to give sufficient assurance of the achievement of organization goals. SPIP achievement depends on the effectiveness of APIP or Government Internal Supervision Agency. One of the methods to create effective APIP is constructing general pattern of capability development, which is adopted from Internal Audit Capability Model (IACM). IACM consists of description of internal audits fundamental aspects into achievements of five levels of capability of six core elements of internal audit. In 2015 Internal Supervision Coordination Conference, the President of Indonesia established that 85% of APIP should achieve level 3 in 2019. The result of monitoring of capability development of 12 APIP partners by BPKP representative in Special Region of Yogyakarta in the third quarter of 2016 showed that the APIP of Magelang Regency lagged behind other regencies. The five elements of APIP of Magelang Regency were still in level 1. This research was constructed to analyze causal factors of the lag of inspectorate capabilities of Magelang Regency. This research was conducted by qualitative paradigm, case-study approach and benchmarking method with the APIP of Bantul Regency and the APIP of Gunung Kidul Regency. There were two analysis steps: capability assessment report benchmarking to find the weaknesses of the APIP of Magelang Regency and interview transcription analysis to find the causal factors. This research found six causal factors of the lag of inspectorate capabilities of Magelang Regency, i.e.: audit quantity, administration, IACM comprehension, risk-based planning, non-audit budget, and motivation.

Kata Kunci : Kapabilitas, Inspektorat, IACM, faktor penyebab

  1. S2-2017-387044-abstract.pdf  
  2. S2-2017-387044-bibliography.pdf  
  3. S2-2017-387044-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2017-387044-title.pdf