Laporkan Masalah

Dari Koperasi Ke Kelompok Batik: Studi Perubahan Kelembagaan Ekonomi Pembatik Giriloyo Desa Wukirsari, Imogiri, Bantul, Yogyakarta.

SANTI APRIANI, Dr. Setiadi, M.Si.

2017 | Skripsi | S1 ANTROPOLOGI BUDAYA

Setelah gempa bumi melanda Yogyakarta tahun 2006, ada berbagai bantuan masuk ke Giriloyo, baik melalui pemerintah maupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Salah satu tujuannya adalah untuk mengembalikan roda perekonomian masyarakat dusun di wilayah Imogiri, Bantul itu setelah gempa. Bantuan pun diberikan dalam bentuk pendampingan dan pelatihan. Hasil dari keikutsertaan pembatik ini kemudian diarahkan untuk dibentuk menjadi kelompok batik. Selain kelompok batik, dibentuk pula sebuah koperasi wanita dengan tujuan yang sama. Beberapa anggota yang telah tergabung dalam koperasi pun mendapat kesempatan untuk membentuk kelompok batiknya sendiri. Sehingga muncullah keanggotaan ganda yang dimiliki oleh beberapa pembatik. Hal ini menimbulkan ketertarikan untuk mengetahui penyebab terjadinya perubahan kelembagaan pada pembatik Giriloyo. Mengapa pembatik lebih memilih untuk mengembangkan usahanya lewat kelompok? Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Proses pencarian data pun dilakukan dengan cara observasi partisipan terhadap pembatik Giriloyo yang terletakberada di Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul. Di samping keterlibatan langsung di lapangan, dilakukan pula wawancara mendalam, kemudian pengumpulan data sekunder artikel dan jurnal online, serta penguatan atau pembandingan temuan dengan studi literatur. Akhirnya dapat disimpulkan, perubahan kelembagaan yang terjadi pada pembatik Giriloyo dari koperasi ke kelompok batik bukan semerta-merta atas keinginan pembatik saja, namun didukung oleh banyaknya bantuan yang datang guna memfasilitasi pembentukan tersebut. Adapun alasan lainnya, yaitu adanya pendapatan rutin dan waktu yang lebih fleksibel telah turut mendorong pembatik untuk memilih kelompok sebagai tempat mengembangkan usaha dan sumber penghasilannya. Di samping itu, bentuk kelompok lebih cocok untuk masyarakat Giriloyo karena mayoritas penduduknya masih memiliki hubungan kekerabatan. Hal tersebut mendorong muculnya rasa saling pengertian dan toleransi yang lebih tinggi, sehingga dalam menghadapi kendala ada pada setiap anggota kelompok dapat dibicarakan dan dicari solusinya bersama-sama.

Government of Yogyakarta and Non-Governmental Organizations (NGOs) gave a lot of aids to Giriloyo in the aftermath of 2006 earthquake, one of the purposes happened to be an economic end. Thus, people were given pendampingan and training, including to those of (tanda kutip dua) pembatik (tanda kutip dua). As the result of people(semicolon)s contribution, batik group were formed. On the other hand, union was also established with the same objective as that of batik group. Some members of union were also given the chance to form their own batik group, causing them ended up with dual memberships. Thus, this study sought to understand the institutional change in (tanda kutip dua) pembatik Giriloyo (tanda kutip dua) : what made them prefer to expand their bussiness through their groups? This study employed qualitative method, using participant observation as a means of data gathering which was conducted at Wukirsari village, Imogiri Subdistrict, Bantul Regency. Researcher also employed in-depth interview and gathered secondary data from those onlne articles and journals in order to be able to have a comprehensive understanding of the phenomenon being studied. Data gathered was then being compared with the literature study which had been previously conducted. It was found that institutional change of those (tanda kutip dua) pembatik Giriloyo (tanda kutip dua), marked by the switch membership from union to the group was not merely based on their own will, but also supported by those aids given to them. These aids facilitated the establishment of the groups. Other reasons found which affected the institutional change were income stability and time flexibility. In addition, the form of group was more suitable for the people there since most of them were still related. This very fact contributed to their higher sense of understanding and tolerance at times of problems.

Kata Kunci : Kata kunci: pembatik, kelompok batik, Giriloyo, perubahan kelembagaan ekonomi/ Keywords: pembatik, batik group, Giriloyo, institutional economy change

  1. S1-2017-311716-abstract.pdf  
  2. S1-2017-311716-bibliography.pdf  
  3. S1-2017-311716-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2017-311716-title.pdf