Laporkan Masalah

KEBIJAKAN PENINGKATAN KUOTA PENGUNGSI DI KANADA SEBAGAI REFLEKSI IDENTITAS NEGARA

ARSAFIRA JAYA MAHFERA, Atin Prabandari, SIP., MA(IR)

2017 | Skripsi | S1 ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

Krisis pengungsi pada beberapa tahun terakhir menjadi masalah yang patut diberi perhatian internasional. Tren dunia internasional yang mengaitkan pengungsi dari zona konflik sebagai sumber kriminalitas dan terorisme menyebabkan banyak negara yang merampingkan kuota penerimaan pengungsi dan bahkan menutup batas negara agar tidak dilintasi oleh pengungsi yang mencari tempat perlindungan. Namun, Kanada justru menaikkan kuota untuk menerima pengungsi secara signifikan dan menjadi sorotan internasional. Menggunakan konsep identitas dengan pendekatan konstruktivisme untuk menganalisis fenomena yang unik di Kanada, penelitian ini memaparkan pertimbangan identitas negara sebagai pembentuk perilaku negara, baik identitas yang bersifat corporate atau berasal dari internal maupun intersubjective atau sosial yang berasal dari eksternal. Dalam corporate identity, penelitian ini berargumen bahwa Kanada telah mengalami internalisasi norma internasional terkait perlindungan pengungsi secara kuat dari sisi sosial, politik, maupun legal, sehingga norma tersebut tidak hanya meregulasi Kanada sebagai negara, namun membentuk identitas Kanada. Selain itu, sejarah Kanada sebagai negara sendiri juga menjadi bagian dari pembentukan corporate identity. Dalam intersubjective identity, Kanada juga telah dipandang sebagai percontohan negara-negara lain dalam program resettlement bagi pengungsi yang mereka lakukan. Identitas ini kemudian mempengaruhi cara masyarakat dan negara merespons isu yang berkembang dan menumbuhkan keinginan individual untuk dapat aktif terlibat menyelesaikan persoalan yang dihadapi pengungsi di dunia internasional, menyebabkan adanya dorongan kompleks dari internal dan eksternal Kanada untuk merefleksikan identitas mereka pada kebijakan untuk menaikkan kuota pengungsi Suriah di Kanada.

Refugee crisis that happened internationally in recent years become world's crucial problem that international society should be aware of. International trends that often label refugee with terrorism and crimes have made many countries decrease the quota of refugee resettlement or even close their borders at all to prevent the refugee to come in. But, in the other hand, Canada established different policy, which increase the quota of refugee resettlement significantly, and becoming the spotlight of international media. Using the concept of identity with constructivism approach to analyze the Canada unique phenomenon, this research explains identity consideration as the reason behind a state's behavior, that proposed by both corporate identity and inter-subjective or social identity. This research argues that Canada already experienced a strong internalization of international norms in term of refugee protection from social internalization, politics internalization, even legal internalization. Thus, the norms do not only regulate the state, but constitute the state and be a part of the state identity. Beyond that, the history of Canada as a state also play a significant role to create the corporate identity. In terms of inter-subjective identity, Canada has been seen as an example of other states because of their refugee resettlement program. This identity then influences the society and state to respond the emerging issue and trigger the individual initiative to be actively involved in solving the issue of refugees, and cause a complex motivation from Canada's internal and external to reflect their identity in the policy of increasing Syrian refugee quota in Canada.

Kata Kunci : corporate identity, intersubjective identity, norma internasional, sejarah, pengungsi, Kanada