Identifikasi potensi ekonomi subsektor unggulan di Kabupaten Pontianak

BENEDIKTUS, Dr. Budiono Sri Handoko, MA

2001 | Tesis | Magister Ekonomika Pembangunan

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi ekonomi subsektor unggulan di Kabupaten Pontianak dalam kurun waktu 1993-1999. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Pontianak dan Propinsi Kalimantan Barat Atas Dasar Harga Konstan 1993, yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Pontianak dan Propinsi Kalimantan Barat. Metode analisis yang digunakan adalah Location Quotient (LQ), Shift-Share Klasik (SS-Klasik) dan Shift-Share modifikasi Esteban-Marquillas (SS-EM). Hasil penelitian menujukkan bahwa sektor industri pengotahan memberikan kontribusi terbesar terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Pontianak. Sedangkan sektor listrik, gas dan air bersih memberikan kontribusi paling kecil. Subsektor yang mempunyai nilai LQ > 1 adalah subsektor kehutanan, industri tanpa migas dan perdagangan besar dan eceran. Dari analisis Shift-Share Klasik diketahui secara keseluruhan PDRB Kabupaten Pontianak dipengaruhi secara positif oleh pertumbuhan Propinsi Kalimantan Barat sebesar Rp579.500 juta. Bauran industri daerah memiliki kontribusi negatif terhadap perekonomian daerah ini sebesar —Rp81.776 juta dan keunggulan kompetitif daerah sebesar Rp4.999.336 juta. Dari Shift-Share modifikasi Esteban-Marquillas diketahui bahwa PDRB Kabupaten ini dipengaruhi oleh pengaruh efek alokasi sebesar —Rp7.686.760 juta, efek spesialisasi Rp2.836 juta dan keunggulan kompetitif sebesar Rp3 juta. Hasil overlay dari ketiga analisis di atas diketahui bahwa subsektor unggulan di Kabupaten Pontianak adalah subsektor kehutanan dan industri tanpa migas. Secara keseluruhan struktur perekonomian Kabupaten Pontianak masih bertumpu pada subsektor primer yakni pada subsektor kehutanan, walaupun peranan subsektor industri tanpa migas dalam perekonomian daerah ini cukup besar tetapi merupakan industri yang tetap berbasis pada bahan baku kayu dan hasil hutan lainnya. Karena itu disarankan kebijakan pembangunan subsektor kehutanan dan industri tanpa migas lebih diprioritaskan; tanpa meninggalkan subsektor lainnya terutama subsektor perdagangan besar dan eceran, perikanan, peternakan dan hasil-hasilnya, tanaman bahan makanan dan tanaman perkebunan. Oleh karena itu perlu penelitian lebih lanjut tentang potensi dan perkembangan subsektor-subsektor tersebut.

This study aims identify primary subsector of economy potentials Pontianak District in time period of 1993-1999. Data which is used in this study is secondary data, in profile of Product Domestic Regional Bruto (PDRB) at Pontianak District and West 'Kalimantan Province_Based_on_Basic of Constant Price in 1993. The data was taken from Center Statistical Bureau of Pontianak District and West Kalimantan Province. Analysis method which is used in this study is Location Quotient (LQ), Shift-Share Classic (SS-Classic) and Shift-Share Modification of Esteban-Marquillas (SS-EM). Result of study points out that manufacture industry sector gave the greatest contribution to PDRB development at Pontianak District. While electricity, gas and clean water sector gave the smallest contribution to the PDRB. Subsector which has LQ>1 value is subsector forestry, non-gas and oil industry and wholesale and retail trading. From the Shift-Share analysis it is known that total PDRB of Pontianak District has been influenced positively by growth West Kalimantan account for Rp579.000 million. Mix industry growth has negative contribution to the local economy account for Rp4.999.336 million, specialization effect Rp2.836 million and competitive adventage account for Rp3 million. Overlay result of the three analysis is known that primary subsector of Pontianak District is forestry subsector and non-gas and oil industry. In general economic structure of Pontianak District is still based on primary subsector that is forestry subsector, although role of non-gas and oil industry in the local economy is significant but it is still based on wood row material and other forestry product. Policy implication, based on this research findings, forestry and non-oil manufacturing industry should be given highest priorities. Wholesale and retail trade, fisheries, food crops and plantation should also be further investigated since they indicate some prospects. Further research should identify commodities and their trading direction with in those subsectors.

Kata Kunci : Sektor Unggulan, Potensi Ekonomi, Kabupaten Pontianak