Laporkan Masalah

FLOOD MAPPING CAUSED BY DAM BREAK IN LOGUNG DAM, KUDUS REGENCY, CENTRAL JAVA

LISTYO RINI E, Prof. Ir. Djoko Legono, Ph.D. ; Dr. Ir. Rachmad Jayadi, M.Eng.

2017 | Tesis | S2 TEKNIK PENGELOLAAN BENCANA ALAM

Pembangunan bendungan adalah cara alternatif untuk mengantisipasi masalah pasokan air, baik untuk irigasi dan non-irigasi, serta upaya konservasi sumber daya air. Logung bendungan di Kabupaten Kudus dibangun karena banjir di musim hujan dan kekeringan di musim kemarau. Pemanfaatan bendungan dapat meningkatkan kondisi ekonomi sekitar dan daerah hilir bendungan. Selain untuk memberikan manfaat besar kepada masyarakat, bendungan juga memiliki potensi untuk menyebabkan bencana besar bagi masyarakat. bendungan dapat menyebabkan banjir bandang di daerah hilir dalam kasus istirahat. Bendungan simulasi dan analisis risiko bencana banjir yang disebabkan oleh pecahnya bendungan perlu dilakukan untuk mengurangi korban jiwa dan kerugian, sehingga hasil penelitian dalam bentuk peta bahaya banjir (kedalaman dan kecepatan) dapat berguna untuk mengurangi bencana dengan mengetahui lokasi prioritas yang akan dievakuasi pertama. Bendungan simulasi dibagi dua model yang, model pertama simulasi bendungan menggunakan metode routing yang tanggul kolam renang dan model kedua disimulasikan dalam 2-D menggunakan hasil outflow hidrograf dari model pertama. Kedua model yang digunakan HEC-RAS 5.0 untuk simulasi. Nilai awal parameter pelanggaran dihitung menggunakan Persamaan Froehlich ini (2008). Pada model pertama, simulaton yang menggunakan 3 istirahat waktu formasi 1, 2, dan 3 jam metode yang digunakan daerah mendalam dan metode kurva HV, tetapi untuk simulasi model kedua, masih menggunakan formasi waktu istirahat dari 1 jam dengan HV metode kurva. Banjir routing yang dilakukan di tingkat air maksimum RS 11800 untuk RS 100. analisis Hidrolik di hilir dibagi menjadi tiga skenario. Skenario 1 diasumsikan jembatan akan aman terhadap banjir, skenario 2 diasumsikan bahwa sungai mengalir dengan 20 tahun kembali periode dan skenario 3 diasumsikan jembatan akan pecah karena banjir. Berdasarkan hasil simulasi, limpasan tidak dihasilkan oleh PMF keluar debit yang memiliki nilai PMP adalah 683, 06 mm dan nilai debit puncak adalah 1303,60 m3 / s. Dengan demikian, penelitian ini berfokus pada istirahat karena pipa. Debit puncak melalui tubuh bendungan adalah 15.022 m3 / s pada 40 menit pertama. Dibutuhkan 7 jam 30 menit untuk menurunkan tingkat air dari ketinggian waduk dari 95,2 m ke 38 m. Dalam skenario 2, simulasi menggunakan 20 tahun kembali periode dengan kecepatan di penampang sebelum jembatan RS 3700 adalah 7,21 m / s dan RS 6800 adalah 5,72 m / s. Dengan demikian, simulasi 2-D tanpa struktur inline dalam hasil sungai adalah bahwa kedalaman maksimum 55 m dan kecepatan maksimum adalah 39 m / s, keduanya berlokasi dekat bendungan. Sebagian besar daerah rawan banjir dipengaruhi oleh istirahat bendungan yang terletak di sisi kiri sungai yang memiliki ketinggian yang lebih rendah, daerah rawan banjir yang Bulung cangkring, Desa Bulung Kulon, Desa Sidomulyo, Desa Pladen dan desa Jekulo.

The construction of the dam is an alternative way to anticipate water supply problem, both for irrigation and non-irrigation, as well as an attempt of conservation of water resources. Logung dam in Kudus regency was built because of flooding in the rainy season and drought in the dry season. Utilization of the dam can increase the economical condition around and downstream area of the dam. Other than to provide a huge benefit to the community, the dam also has the potential to cause a big disaster for the community. The dam can cause flash flood in downstream areas in case of a break. Dam break simulation and risk analysis of flood disasters caused by the break of the dam needs to be done to reduce fatalities and losses, so the results of research in the form of flood hazard map (depth and velocity) can be useful to mitigate the disaster by knowing the location of priority to be evacuated first. Dam break simulation divided by two model, the first model simulated dam break using levee pool routing method and the second model simulated in 2-D using outflow hydrograph results of first model. Both of the model used HEC-RAS 5.0 for simulation. The initial value of breach parameter was calculated using Froehlich's Equation (2008). In first model, the simulaton were using 3 break time formations 1, 2, and 3 hours used area-depth method and H-V curve method, but for simulation of the second model, it is still using the break time formation of 1 hour with H-V curve method. Flood routing was conducted at the maximum water level of RS 11800 to RS 100. Hydraulics analysis at downstream was divided into three scenarios. Scenario 1 assumed bridges will be safe against flood, scenario 2 assumed that the river flowed with 20 years return periods and scenario 3 assumed bridges will break due to flood. Based on the simulation results, overtopping were not generated by the PMF outflow discharge which has the value of PMP is 683, 06 mm and the value of peak discharge is 1303,60 m3/s. Thus, this study focuses on break due to piping. Peak discharge through the dam body is 15022 m3/s at the first 40 minutes. It takes 7 hours 30 minutes to decrease the water level of the reservoir elevation from +95.2 m to +38 m. In scenario 2, the simulation was using 20 years return period with velocity in cross section before the bridge RS 3700 is 7,21 m/s and RS 6800 is 5,72 m/s. Thus, the 2-D simulation without the inline structure in river results is that the maximum depth is 55 m and the maximum velocity is 39 m/s, both are located near the dam. The majority of the flood prone area affected by the dam break located on the left side of the river which has a lower elevation, the flood prone areas are Bulung cangkring village, Bulung Kulon village, Sidomulyo village, Pladen village and Jekulo village.

Kata Kunci : Logung Dam, HEC RAS 5.0, dam break.

  1. S2-2017-392370-bibliography.pdf  
  2. S2-2017-392370-title.pdf