Laporkan Masalah

"MENGGAPAI PENDIDIKAN YANG TINGGI" Orientasi Sekolah Masyarakat di Wilayah Perbatasan Indonesia - Filipina, Studi di Pulau Kawaluso Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara

SUNANDAR MACPAL, Dr. Atik Triratnawati, M.A.

2017 | Tesis | S2 ILMU ANTROPOLOGI

Penelitian ini bermaksud menjawab pertanyaan mengapa penduduk Kawaluso memiliki orientasi untuk menyekolahkan anak ke jenjang yang lebih tinggi. Penelitian ini menggunakan metode etnografi yang merupakan bagian dari penelitian kualitatif, di mana peneliti merupakan instrumen utama. Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih empat bulan (Juli - November 2016), di Pulau Kawaluso dan di Tahuna khususnya di tempat-tempat yang menjadi lokasi pembuatan daseng dari penduduk Kawaluso. Proses pengumpulan data dilakukan dengan partisipasi observasi, yang kemudian diperdalam dengan in depth interview dengan informan dari penduduk Kawaluso baik yang tinggal di Kawaluso maupun di Tahuna, serta pejabat pemerintahan baik dalam bidang pendidikan maupun pengelola perbatasan. Temuan dalam penelitian ini adalah, penduduk Kawaluso yang menyekolahkan anak mereka harus melakukan proses migrasi terutama ke Pulau Sangihe Besar. Dalam migrasi tersebut, penduduk Kawaluso harus mengubah mata pencaharian mereka. Selain itu demi keberhasilan orientasi sekolah tersebut, penduduk Kawaluso harus membangun hubungan baik dengan para pejabat dan mereka yang memiliki modal ekonomi yang lebih besar. Orientasi sekolah yang tinggi tersebut sangat terkait dengan arti penting sekolah dalam pandangan penduduk Kawaluso. Sekolah menjadi penegas status dari keluarga, dimana keluarga yang mampu menyekolahkan anak mereka ke jenjang yang lebih tinggi akan mendapatkan prestise di mata penduduk Kawaluso lainnya. Temuan yang lain dari penelitian ini adalah bahwa anak perempuan lebih banyak mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan lak-laki. Hal ini terkait dengan sumber daya alam di Kawaluso yang hanya bisa diakses oleh laki-laki.

The aim of this study is to answer the question why Kawaluso people build higher school orientation? Is the higher education related with meaning of school? How Kawaluso people give the important meanings of school in their daily activity? And how Kawaluso people to fill of higher school orientation. This study used ethnographic methods that are part of qualitative research, where researchers is the main instrument. The research was conducted for approximately four months (July until November, 2016), on the Kawaluso Island and in Tahuna, especially in places that became the site of daseng of Kawaluso people. The data are obtained by participatory observation, then deepened with in-depth interviews with informants from both Kawaluso people living in Kawaluso or in Tahuna, and government officials both in education and border management. The findings of this study are; Kawaluso people who send their children to school must be migrating to Sangihe Besar Island. In migration, Kawaluso people must change their livelihood. For the successful of the school's orientation, Kawaluso people must build good relations with government officials and those who have greater economic capital. The high school orientation is strongly associated with the meaning of school importance in Kawaluso's view. School becomes a confirmation of the status of the family, where families which are able to send their children to a higher level will gain prestige in other Kawaluso people view. Other finding from the study is that girls get the chance more to continue their education to a higher level when compared with the men. That is associated with natural resources, that can only be accessed by men.

Kata Kunci : perbatasan, pendidikan, orientasi sekolah, kekuasaan simbolis

  1. S2-2017-389000-abstract.pdf  
  2. S2-2017-389000-bibliography.pdf  
  3. S2-2017-389000-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2017-389000-title.pdf