Laporkan Masalah

DIAGNOSIS TUBERKULOSIS ANAK BERDASARKAN SISTEM SKORING IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA (IDAI) DI PUSKESMAS DI KABUPATEN SUKOHARJO

LISTIANA MASYITA D, Dr. Dra. Ning Rintiswati, M.Kes; dr. Roni Naning, Sp.A (K), M.Kes

2017 | Tesis | S2 Ilmu Kedokteran Tropis

Latar belakang : Tuberkulosis pada anak merupakan salah satu tantangan baru dalam pengendalian TB secara global. Gejala TB anak yang tidak khas menyebabkan penegakan diagnosisnya menjadi sulit, sehingga dapat mengakibatkan overdiagnosis maupun underdiagnosis. IDAI telah menyusun pendekatan untuk menurunkan risiko overdiagnosis TB anak terutama pada fasilitas kesehatan tingkat pertama, dengan menggunakan sistem skoring. Komponen dalam sistem skoring IDAI ini tampaknya sangat sederhana, tetapi dalam implementasinya tidaklah mudah. Keterbatasan SDM dan sarana pemeriksan penunjang serta sistem pencatatan yang belum adekuat, masih menjadi masalah utama dalam penerapannya. Tujuan : untuk mengetahui pola diagnosis dan tingkat penerapan sistem skoring IDAI dalam menegakan diagnosis TB pada anak di Puskesmas di Kabupaten Sukoharjo Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain studi cross sectional. Pengambilan data dengan cara merekap form TB.01 dan rekam medis pasien di 6 puskesmas di Kabupaten Sukoharjo yang memiliki data pasien TB anak. Penilaian tingkat implementasi menggunaan kriteria dari Lavôr et al., (2016) Hasil : Total sampel yang diperoleh sebanyak 138 pasien, dengan hanya 83 diantaranya yang memiliki catatan skoring TB anak, dan 74 pasien termasuk ke dalam kelompok overdiagnosis TB. Presentasi tertinggi pada kelompok yang memiliki total skor 1. Parameter skoring yang paling sering digunakan adalah foto toraks. Tidak ada satupun sampel yang menggunakan semua parameter skoring secara lengkap. Kendala yang ditemukan di lapangan antara lain terkait keterbatasan sarana rontgen toraks dan uji tuberkulin, keterbatasan kualitas dan kuantitas SDM, sistem pencatatan tidak adekuat, dan tidak ada monitoring dan evaluasi program. Kesimpulan : Penegakkan diagnosis TB anak di Puskesmas di Kabupaten Sukoharjo belum menerapkan sistem skoring IDAI, melainkan cenderung menggunakan hasil foto toraks. Kendala utama yang ditemukan adalah masalah keterbatasan sarana rontgen toraks dan uji tuberkulin.

Background : Pediatric TB is one of new challenge in TB controlling program. It’s symptom was unspecific, resulting difficulties in diagnosis which may lead to over diagnosis or under diagnosis. IDAI has composed an approach to decrease the risk of over diagnosis, especially in the first-level health-care facilities, by using a scoring system. Each component in it seems so simple, but the implementation was uneasy. Limitation in human resources and supporting facilities, and inadequate recording system, are becoming the main problem in the application. Aim : To determine the diagnosis pattern in pediatric TB and to determine the implementation level of IDAI scoring system in diagnosing pediatric TB in community health centers in the district of Sukoharjo Method : It was a descriptive analytic study with cross sectional design. The data was collected by reviewing document of patient’s form TB.01 and medical record in 6 community health centers that have the data for pediatric TB. The assessment of the implementation level uses criteria by Lavôr et al., (2016) Result : Total sample collected was 138 patient, and only 83 of them whose have data about pediatric TB scoring, and 74 of them was over diagnosis. The highest presentation is in the group with total score 1. The most frequently used parameter is chest X-ray. No one of the sample use all of the parameters completely. Problems frequently found in the implementation are limited number of radiologic facilities and TST, limited number and quality of human resources, inadequate recording system, and missing of monitoring and evaluating step. Conclusion : The diagnosis pattern of pediatric TB in community health centers in the district of Sukoharjo has a tendency to use chest x-ray as the basis in establishing pediatric TB diagnosis. Problem most frequently found is limited number of radiologic facilities and TST.

Kata Kunci : TB anak, sistem skoring IDAI, pola diagnosis, puskesmas, kendala