Laporkan Masalah

Partisipasi Politik dan Demokrasi di Media Sosial (Analisis wacana pada Facebook dan Twitter dalam Pemilu Presiden 2014)

GLORIA MP DJURUBASSA, Dr. Amalinda Savirani,M.A.

2017 | Tesis | S2 Politik dan Pemerintahan

Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis partisipasi politik masyarakat dalam berdemokrasi di Indonesia melalui media sosial. Tahun 2013 ketika diakumulasi pengguna media sosial (facebook dan twitter) di Indonesia telah mencapai 19,20% dari jumlah penduduk Indonesia, dan menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah pengguna media sosial terbesar no 4 di dunia dengan jumlah pengguna Facebook 47 juta dan Twitter 19,7 juta pengguna. Kondisi ini memberikan gambaran betapa besarnya potensi media sosial dalam mempengaruhi partisipasi politik masyarakat. Meskipun tahun 2014 bukan menjadi tahun pertama penggunaan media sosial dalam kampanye pemilu presiden, namun media sosial bisa dibilang menguat dan sangat berperan besar sebagai sarana partisipasi politik saat memasuki kampanye pemilu presiden 2014. Penelitian ini berusaha menjawab bagaimana partisipasi politik masyarakat terepresentasi oleh para netizen didalam wacana kampanye politik pada pemilu presiden 2014. Metode penelitian tesis ini menggunakan metode analisis wacana kritis dengan pendekatan analisis Nourman Fairclough yang dilakukan dengan menganalisis wacana melalui isu-isu kampanye di media sosial dan memilahnya berdasarkan kata kunci, misalnya isu populer terkait kandidat calon presiden. Ada tiga hal menarik yang menjadi temuan dalam penelitian ini, yakni pertama, media sosial menyediakan ruang komunikasi, interaksi dan informasi antara penggunanya sehingga membuat media sosial mulai masif digunakan sebagai sarana partisipasi politik, tim kampanye masing-masing kandidat capres sudah memanfaatkan media sosial untuk menggalang dukungan. Selain itu, pendukung dari masing-masing kandidat pasangan calon juga menggunakan media sosial untuk mengekspresikan partisipasi politiknya. Hal ini berbeda dengan media lama karena biasanya partisipasi politik masyarakat sulit masuk dalam ruang publik karena tekanan dari pemilik modal, sedangkan melalui media sosial, berbagai strategi komunikasi dan interaksi dapat membentuk opini publik dan memberikan pengaruh dan keuntungan yang cukup kuat kepada kandidat. Kedua, jika sebelumnya, partisipasi politik dilakukan dengan cara-cara konvensional yang penuh dengan keterbatasan, namun kini melalui media sosial, masyarakat dapat menyampaikan aspirasinya terkait masalah-masalah politik secara lebih terbuka dan dengan berbagai alternatif pilihan. Semakin banyaknya alternatif saluran partisipasi politik, maka semakin memperkuat demokrasi dan berpotensi meningkatkan kualitasnya, karena peluang masyarakat untuk mengawasi, mengontrol dan mengkritisi jalannya pemerintahan semakin besar, artinya kekuasaan bisa terus di jaga agar berada di jalur demokratisnya. Terakhir, media sosial bisa menjadi pisau bermata dua, digunakan sebagai kekuatan demokrasi dan disisi lain menjadi kelemahan demokrasi. Efek negatif anonimitas misalnya, seseorang bisa menyembunyikan identitas aslinya dan menggunakan identitas palsu untuk melakukan tindakan yang kontraproduktif dengan spirit demokrasi yakni melakukan kampanye hitam atau menyebarkan isu negatif terhadap kandidat di media sosial.

This study aimed to analyze the political participation of the people in a democracy in Indonesia through social media. Social media has given space to the public to make the function more freely towards a more democratic media. In 2013 when the accumulated users of social media (facebook and twitter) in Indonesia has reached 19.20% of the total population of Indonesia, and put Indonesia as the country with the largest number of social media users No. 4 in the world with 47 million users of Facebook and Twitter 19 7 million users. These conditions give you an idea how big the potential of social media to influence public political participation. Although 2014 is not the first year of use of social media in the presidential election campaign, but social media is arguably stronger and play a huge role as a means of political participation upon entering the presidential election campaign of 2014. This study sought to answer how the political participation of population is represented by netizens in discourse political campaign in the presidential election of 2014. this thesis research method using the method of critical discourse analysis approach Fairclough Nourman analysis performed by analyzing the discourse through campaign issues in social media and sort by keyword, for example, issues related popular presidential hopefuls. There are three interesting things to the findings in this study, that the first, social media provides a space of communication, interaction and information between users so as to make social media began to massively used as a means of political participation, the campaign team each presidential candidate is already utilizing social media to garner Support. In addition, supporters of each candidate pair of candidates are also using social media to express their political participation. This is in contrast with the old media because usually difficult to enter the public political participation in the public sphere because of pressure from the owners of capital, while through social media, communication strategies and interactions can shape public opinion and influence and profits are strong enough to candidates. Second, if earlier, political participation is done with conventional ways filled with limitations, but now through social media, the public can express their aspirations related political issues more openly and with a range of alternative options. Increasing number of alternative channels of political participation, the greater potential to strengthen democracy and improve its quality, because the opportunities for communities to monitor, control and criticized the running of the government getting bigger, meaning that the power can continue in keeping within in its democratic path. Lastly, social media can be a double-edged knife, used as a force for democracy and on the other hand be a drawback of democracy. The negative effects of anonymity for example, someone could hide his true identity and used a false identity to perform actions that are counterproductive to the spirit of democracy that is doing the black campaign or spread rumors and negative for a candidate in social media.

Kata Kunci : Partisipasi politik, Media Sosial, Pemilu Presiden 2014 dan Demokrasi/Keywords: Political Participation, Social Media, 2014 Presidential Election and Democracy

  1. S2-2017-357467-abstract.pdf  
  2. S2-2017-357467-bibliography.pdf  
  3. S2-2017-357467-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2017-357467-title.pdf