Laporkan Masalah

COALITION BUILDING DALAM NOVEL PASUNG JIWA KARYA OKKY MADASARI : SEBUAH KONSTRUKSI IDENTITAS TRANSGENDER

UMMI NURJAMIL BAITI LAPIANA, Dr. Wening Udasmoro, M. Hum., DEA.

2017 | Tesis | S2 Ilmu Sastra

Masyarakat heteronormatif memandang bahwa gender adalah hal stabil yang merupakan pemberian yang natural dan tidak dapat berubah. Sehingga mereka tidak melegalkan adanya pergerakan yang dinamis dari ketidakstabilan gender. Padalah, pada realitasnya, banyak orang yang merasa bahwa tubuh yang ia miliki sejak lahir, bukanlah identitas asli yang bisa mereka miliki. Melainkan hanya ekspektasi dari lingkungan dan norma yang tebentuk saja. Di tahun 2003 Okky Madasari berusaha membuka pemikiran masyarakat heteronormatif yang tertutup dengan melahirkan novel Pasung Jiwa yang mengangkat tentang kehidupan kaum transgender yang termarginalkan, bahkan oleh keluarga mereka sendiri. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui bagaimana bentuk coalition building yang digunakan oleh Okky Madasari untuk memperoleh kekuatan dalam menghadapi masyarakat transpobhia. Peneliti juga ingin mengetahui strategi lain yang dilakukan oleh Okky untuk mengeksiskan identitas seorang transgender agar tetap bisa bertahan di tengah opresi masyarakat heteronormatif. Permasalahan yang muncul dalam penelitian ini kemudian dikaji lebih dalam menggunakan teori perwujudan identitas dan coalition building milik J.L Nagoshi. Karena data-data yang digunakan bersifat verbal, maka pengumpulan data dilakukan dengan metode simak. Kemudian data-data tersebut dihubungkan satu sama lain dalam tahap analisis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tokoh transgender yang diciptakan dalam novel Pasung Jiwa menghimpun kekuatan untuk membangun sebuah coalition building yang kemudian bisa tetap membantunya untuk eksis. Selain itu tokoh transgender dalam novel ini juga diciptakan untuk mengubah pola pikir masyarakat heteronormatif yang menginginkan kestabilan tatanan, dengan cara pemberdayaan diri dan menunjukan potensi agar ketidakstabilan gender yang dimilikinya dapat diterima dan diakui. Bahkan melalui tokoh transgender ini, Okky menunjukkan bahwa opresi sebesar apapun tetap dapat dilawan dengan adanya konstruksi diri positif dan bangunan koalisi yang kokoh. Meskipun demikian, tokoh transgender ini tetap dijelaskan mengalami proses dan tahapan yang panjang dan tidak mudah hingga akhirnya bisa sampai pada titik kemandirian identitas ini.

Traditional heteronormative society believes that gender identity is naturally consistent and unchangeable. This is why the dynamic movement of gender identity fluid is prevented to exist and challenge the beliefs. In fact, however, there are individuals who assume that the identity attached to their bodies is not naturally given. The societal gender expectation toward individuals shapes the gender identity through institution of cultural and environmental norms. To this issue, Okky Madasari tried to challenge traditional heteronormative beliefs through Pasung Jiwa written in 2003. The novel reveals the life of marginalized transgender individuals within the society and family. This research tries to figure out how Okky Madasari uses coalition building to gain power challenging transpobhia. The research is as well to find out the strategy used to realize the transgender identity within traditional heteronormative society. The issue found in the novel is deeply investigated by Nagoshi�s self-embodiment and coalition building theory. Since the data are verbal, the technique of data collection is observation method through keen listening. In the process of data analysis, the data are associated to each other. The result shows that the transgender individuals in Pasung Jiwa gaining power to create coalition building for self-identity existence. The characters in the novel challenge the traditional heteronormative beliefs on structure consistency through self-embodiment and show the possibility of identity gender fluid acceptance and legitimation. Through the novel, Okky assures that resistance is possible to any kind of oppressions through positive self-construction and steady coalition building. However, the novel describes how the transgender individuals experience long process and phases to eventually find their independency of identity.

Kata Kunci : identity, transgender, transphobia, coalition building, identity gender fluid, Pasung Jiwa.

  1. S2-2017-351660-abstract.pdf  
  2. S2-2017-351660-bibliography.pdf  
  3. S2-2017-351660-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2017-351660-title.pdf