Laporkan Masalah

HALAMAN JUDUL HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT MENGHUNI ASSESSMENT CAMP DAN TINGKAT KECEMASAN PADA TRANSGENDER PEREMPUAN DI YOGYAKARTA

Ndaru Rosanbantolo, Prof. dr. Budi Mulyono, Sp.PK(K), MM.; Dr.dr. Carla R. Machira, SpKJ(K).

2017 | Tesis-Spesialis | SP PSIKIATRI

Latar belakang: Salah satu usaha Pemda DIY untuk mewujudkan kesejahteraan sosial dan ketertiban umum adalah membuat Perda Nomor 1 tahun 2014 Tentang Penanganan Gelandangan dan Pengemis yang diikuti dengan pembentukan assessment camp. Beberapa transgender perempuan pernah tertangkap Satuan Polisi Pamong Praja dan dimasukkan dalam assessment camp. Setelah keluar dari assessment camp para transgender perempuan tersebut menjadi takut bersosialisasi dan muncul pemikiran-pemikiran yang mengganggu terkait nasib mereka di masa depan. Kedua gejala tersebut masing-masing adalah adalah gejala khas fobia sosial dan gangguan obsesif yang merupakan bentuk kecemasan. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara riwayat menghuni assessment camp dan tingkat kecemasan pada transgender perempuan. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian non-experimental dengan rancangan cross sectional. Subyek adalah transgender perempuan yang tergabung dalam organisasi People Like Us - Satu Hati, Yogyakarta. Tingkat kecemasan dinilai dengan inventori Hamilton Rating Scale for Anxiety. Uji hipotesis menggunakan Chi-square, didukung dengan indepth interview. Hasil: Tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik antara riwayat menghuni assessment camp dan tingkat kecemasan pada transgender perempuan (p=0,061) tetapi transgender perempuan dengan riwayat pernah menghuni assessment camp berisiko 7,800 kali mengalami tingkat kecemasan tinggi dibandingkan transgender perempuan yang tidak pernah menghuni assessment camp (RP=7,800; 95% IK=0,804-75,640). Kesimpulan: Tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik antara riwayat menghuni assessment camp dan tingkat kecemasan pada transgender perempuan.

Background: One of the government efforts in the Province of Yogyakarta Special Region is to create better social wealth and public order by enacting Region Rule Number 1 Year 2014 About The Treatment of Homeless and Beggars followed by the establishment of the assessment camp. A few woman transgenders were caught and put into the assessment camp by Civil Service Police Unit. After leaving the assessment camp they became afraid of socializing or being in crowds and intrusive thoughts related to their future life emerged about their fate. Both symptoms are known as social phobias and obsessive disorders, which are the common forms of anxiety classified in the Diagnostical and Statistical Manual of Mental Disorders Fifth Edition (DSM-5). Objective: To determine the association between history of staying at the assessment camp and anxiety levels in woman transgenders in Yogyakarta, Indonesia. Methods: This study is a non-experimental study with a cross sectional design. Respondents were woman transgenders joining People Like Us - Satu Hati Organization, Yogyakarta. Level of anxiety was assessed using the Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRSA). Hypothesis tests were measured using Fisher test and Ratio Prevalence (PR), supported with indepth interview results. Results: There was no statistically significant association between history of staying at the assessment camp and anxiety levels in woman transgenders in Yogyakarta (p=0.061; PR=7.800; 95% IK=0.804-75.640). Conclusion: History of staying at camp assessment has no statistically significant association with anxiety level in woman transgenders in Yogyakarta.

Kata Kunci : Transgender perempuan; Tingkat kecemasan; Assessment camp, HRSA, DSM-5, Woman transgenders, Anxiety level, Assessment Camp


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.