Laporkan Masalah

TINGKAT EROSI DAN RANCANGAN TEKNIK KONSERVASI TANAH DAN AIR DI SUB DAS WAEWOKI, DAS AESESA KABUPATEN NGADA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

MARGARETA EDO DHOKE, Dr. Ir.Ambar Kusumandari, M.E.S.;Dr. Senawi, M.P.

2017 | Tesis | S2 Ilmu Kehutanan

Penelitian ini di laksanakan di Sub DAS Waewoki DAS Aesesa Kabupaten Ngada Provinsi Nusa Tenggara Timur. Luas wilayah penelitian ini adalah 18.137,49 ha. Seiring dengan kemajuan zaman, perkembangan teknologi, dan meningkatnya jumlah penduduk, tekanan terhadap lahan semakin bertambah. Penggunaan lahan pada wilayah DAS yang tidak tepat dapat menimbulkan berbagai bentuk permasalahan, yang tidak hanya bersumber dari faktor biofisik seperti erosi, banjir dan kekeringan, namun juga terkait dengan aspek sosial ekonomi dan kelembagaan seperti belum berjalannya upaya-upaya pembangunan secara terpadu antar sektor dan antar instansi. Selain itu, tingkat kesadaran masyarakat tentang manfaat pelestarian sumberdaya alam juga sangat berpengaruh dalam keberlanjutan suatu DAS. Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi tingkat erosi di Sub DAS Waewoki dan menetukan teknik Konservasi Tanah dan Air (KTA) di Sub DAS Waewoki. Untuk memprediksi erosi, diterapkan Model SWAT, dengan tahapan analisis model diantaranya deliniasi DAS, pembentukan peta unit lahan, Input data iklim serta data pendukung yang dibutuhkan, dan running SWAT. Terdapat 51 unit lahan di wilayah kajian. Sampel tanah diambil pada 13 titik lokasi di dalam wilayah kajian dengan menggunakan GPS. Untuk merancang teknik KTA digunakan analisis klaster. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat erosi bervariasi selama enam tahun terakhir, kategori tingkat erosi sangat ringan sebesar 0,15 %, kelas ringan sebesar 1,1 % dan kelas sedang sebesar 1,85 %. Berdasarkan uji statistik dengan pendekatan model regresi menunjukan bahwa faktor erosi yang paling berpengaruh di lokasi penelitian adalah kelerengan, yang signifikan terhadap kriteria probabilitas yaitu 0,05. Rancangan teknik KTA dirancang pada jarak tandan terkecil dengan jumlah kelompok klaster sebayak 5 yang memiliki klasifikasi unit lahan yang berbeda-beda. Pengklasteran unit lahan menunjukkan bahwa faktor kelerengan merupakan faktor yang paling dominan untuk terbentuknya kelompok klaster I dan II, untuk kelompok klaster III dan IV faktor yang paling dominan adalah penggunaan lahan. Sedangkan untuk kelompok klaster V faktor yang paling dominan adalah kelerengan dan jenis tanah. Model KTA yang diterapkan adalah model vegetatif dan mekanik sesuai dengan klasifikasi pada setiap kelompok klaster yang terbentuk

The study was conducted in Waewoki Sub Watershed, Aesesa Watershed, Ngada Regency, East Nusa Tenggara Province. The area of this study was 18.137,49 ha. The land is decreasing along with the progress of time, technological development, and increasing population. Inappropriate land use in watershed area can cause many problems; not only from biophysical factors such as erosion, flooding and drought, but also related to socio-economic and institutional aspects, for example, development efforts had not running integrally among sectors and instances. In addition, the level of public awareness about the benefits of natural resources conservation is also very influential in the sustainability of a Watershed area. This study was aimed at predicting the erosion level in Waewoki Sub Watershed and determining Soil and Water Conservation engineering in Waewoki Sub Watershed. SWAT model was applied to predict erosion, with model analysis phases including Watershed delineation, land unit map creation, climate data and supporting data input needed, and running SWAT. There were 51 units of land in the study area. The soil samples were collected at 13 locations in the study area by using GPS. Cluster analysis was used to plan Soil and Water Conservation engineering. The results showed that the erosion level occurred in the last six years varied widely; very small erosion level of 0,15%, small level of 1,1%, and medium level of 1,85%. The statistical test with regression model approach showed that the most influential factor of erosion in the study area was slope, which was significant to the probability criterion, i.e. 0,05. Soil and Water Conservation engineering plan was planned in the smallest cluster distance by 5 cluster groups with different land unit classification. Land unit clustering showed that slope was the most dominant factor for the formation of the cluster groups I and II. The most dominant factor for cluster groups III and IV was land use. While the most dominant factors for cluster group V were slope and soil type. The Soil and Water Conservation models applied were vegetative and mechanical models, in accordance with the classification formedto each cluster group

Kata Kunci : Erosion, Regression Test, Cluster, SWAT;Erosi, Uji Regresi, Klaster, SWAT