Laporkan Masalah

RESPON MASYARAKAT TERHADAP SERANGAN GAJAH SUMATERA (Elephas maximus sumatranus) DI LAHAN MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH

EDWARD RISTIEN M, Kristiani Fajar Wianti, S.Hut., M.Si.; Dr.rer.silv. Muhammad Ali Imron, S.Hut., M.Sc.

2017 | Skripsi | S1 KEHUTANAN

Populasi Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) semakin terancam keberadaannya. Hal ini dikarenakan semakin sempitnya kawasan hutan yang menjadi habitat Gajah Sumatera karena alih fungsi lahan hutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi persepsi tentang serangan gajah pada lahan budidaya, mengetahui mekanisme pengambilan keputusan oleh masyarakat dalam menentuan tindakan terhadap serangan gajah dan mengetahui tindakan masyarakat baik individu maupun kolektif terhadap serangan gajah pada lahan pertanian di sekitar Taman Nasional Bukit Tigapuluh. Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan secara sensus pada 105 KK yang menjadi korban serangan Gajah Sumatera. Alat bantu dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang dilakukan pada bulan Mei-Agustus 2016 di Desa Muara Sekalo dan Suo-suo, Kabupaten Tebo, Privinsi Jambi. Data respon dan tindakan masyarakat dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan data mekanisme pengambilan keputusan dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian bahwa gajah merupakan suatu kebanggan bagi masyarakat. Selain itu, Gajah Sumatera dianggap sebagai guru moral dan spiritual masyarakat adat suku Talang Mamak. Tahapan mekanisme pengambilan keputusan meliputi menilai masalah yang dihadapi, menilai dan menimbang alternatif yang ada, membuat komitmen pada keputusan yang diambil. Tindakan yang dilakukan secara individu adalah menjaga lahan serta melakukan pengusiran pada saat terjadi serangan gajah di lahan masyarakat. Tindakan secara kolektif yang dilalukan adalah pemasangan pagar listrik

Sumateran Elephant (Elephas maximus sumatranus) populations has been threatened by the decreasing of forest area as their habitat. As consequence, crop-raiding by elephant commonly occurs in the elephants habitat This research aims to explore perception toward crop-raiding by elephant on cultivated land, to understand decision making mechanism by community in order to take an action towards crop-raiding by elephant on cultivated land, and to know communitys action, as individuals and collective, towards crop-raiding by elephant on cultivated land around Bukit Tigapuluh National Park. This research conducted a survey covering 105 families who had experience of Sumatran elephant attacks. The survey used questionnaire to ask various aspect on the crop-raiding during May-August 2016 in Muara Sekalo and Suo-suo village, Tebo regency, Jambi province. Data on the response and community actions were described quantitative and qualitative to explore the decision-making mechanisms when elephant raid the community plantations The result shows that elephant is the pride of the community. Furthermore, Sumateran Elephant was perceived as spiritual and moral teacher of Talang Mamak tribe. Decision making mechanism was held through series of phases, namely assesing the problems, analysis possible alternatives, and building commitments on the decision taken. The action performed by individuals was protecting cultivation land from Sumateran Elephant attack. The action performed collectively was putting on electrical fence.

Kata Kunci : Gajah Sumatera, Respon Masyarakat, Mekanisme Pengambilan keputusan, Deskriptif Kualitatif, Deskriptif Kuantitatif