Laporkan Masalah

Pengaruh Aktivitas Antibakteri Madu terhadap Pembentukan Biofilm Bakteri Penyebab Penyakit Busuk Lunak

ISNA NURIFA SASMITA PUTRI, Dr. Tri Joko, S.P., M.Sc. ; Prof. Dr. Ir. Siti Subandiyah, M. Agr. Sc

2017 | Skripsi | S1 ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN

Penyakit busuk lunak merupakan salah satu penyakit penting pada berbagai komoditas yang disebabkan oleh bakteri patogen Pectobacterium carotovorum dan Dickeya sp. Kedua bakteri tersebut termasuk anggota famili Enterobacteriaceae. Bakteri busuk lunak memiliki kemampuan membentuk biofilm yang termasuk dalam faktor patogenisitas. Peran biofilm sangat penting untuk melindungi bakteri dari pertahanan inang dan kondisi lingkungan yang ekstrim. Madu merupakan salah satu bahan alam yang dapat digunakan sebagai antibakteri. Kandungan gula yang tinggi dan senyawa antibakteri yang ada pada madu dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri madu, pengaruhnya terhadap pembentukan biofilm dan gejala busuk lunak oleh P. carotovorum dan Dickeya sp. Uji aktivitas antibakteri madu dilakukan dengan metode sumur difusi agar, sedangkan uji pembentukan biofilm dilakukan dengan metode pewarnaan menggunakan kristal violet 1%, serta uji patogenisitas dilakukan pada umbi kentang. Hasil penelitian menunjukkan madu manuka memiliki nilai konsentrasi hambat minimum (KHM) 5% (v/v) terhadap bakteri P. carotovorum, dan 10% (v/v) pada bakteri Dickeya sp., sedangkan nilai KHM madu hutan 25% (v/v) terhadap bakteri P. carotovorum dan 75% (v/v) pada bakteri Dickeya sp. Madu manuka dan madu hutan berpengaruh menghambat pembentukan biofilm, namun penghambatan oleh madu hutan lebih sedikit dibanding madu manuka. Hasil penelitian juga menunjukkan madu manuka berpengaruh terhadap penurunan patogenisitas P. carotovorum dan Dickeya sp.

Soft rot is one of the most important diseases on many crops caused by Pectobacterium carotovorum and Dickeya sp. These bacteria belong to Enterobacteriaceae family. Soft rot bacteria have ability to form biofilm that considered to be pathogenicity factor. The biofilm function are important for protection against recognition by plant defense mechanism and extreme environmental conditions. Honey is one of the natural product that could be used as antibacterial. The high sugar concentration and antibacterial compounds in honey could inhibit bacterial growth. The aim of this study was to investigate the antibacterial activity of manuka honey and forest honey, also the effect of honey on biofilm formation and soft rot symptoms P. carotovorum and Dickeya sp. Agar well diffusion method was used to investigate antibacterial activities of manuka honey and forest honey, while biofilm formation activity was determined by 1% crystal violet staining, also pathogenicity was tested in potato tubers. The result showed that manuka honey has minimum inhibitory concentration (MIC) value against P.carotovorum with 5% (v/v) and Dickeya sp. with 10% (v/v), then forest honey has MIC value against P. carotovorum with 25% (v/v) and Dickeya sp. with 75% (v/v). Manuka honey and forest honey inhibit biofilm formation, but the influence of forest honey less than manuka honey’s influence. Manuka honey also can reduce pathogenicity of P. carotovorum and Dickeya sp. The pathogenicity reduction in those kind of bacteria may result mainly from the reduction in biofilm formation. Key words: antibacterial activity, biofilm, honey, pathogenicity, soft rot bacteria

Kata Kunci : antibakteri, bakteri busuk lunak, biofilm, madu, patogenisitas

  1. S1-2017-331753-abstract.pdf  
  2. S1-2017-331753-bibliography.pdf  
  3. S1-2017-331753-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2017-331753-title.pdf