APLIKASI Trichoderma sp. DAN JAMUR MIKORIZA UNTUK MENEKAN PERKEMBANGAN PENYAKIT MOLER PADA BAWANG MERAH

SILMI ZHAFARINA, Dr. Ir. Arif Wibowo, M. Agr. Sc.; Dr. Suryanti, S.P., M.P.; Prof. Dr. Ir. Achmadi Priyatmojo, M.Sc.

2017 | Skripsi | S1 ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN

Penyakit moler yang disebabkan oleh Fusarium acutatum merupakan penyakit pada bawang merah yang banyak menimbulkan kerusakan dan kerugian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas aplikasi agens hayati Trichoderma sp. dan jamur mikoriza terhadap insidensi penyakit moler dan terhadap pertumbuhan tanaman bawang merah. Penelitian dilakukan di rumah kaca yang disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tujuh perlakuan yaitu P1= Trichoderma sp. 1 minggu sebelum tanam + F. acutatum; P2= Trichoderma sp. 1 minggu setelah tanam + F. acutatum; P3= Mikoriza + F. acutatum; P4= Trichoderma sp. 1 minggu sebelum tanam + Mikoriza + F. acutatum; P5= Trichoderma sp. 1 minggu setelah tanam + Mikoriza + F. acutatum; P6= Kontrol positif ( + F. acutatum); P7= Kontrol negatif (- F. acutatum). Parameter yang diamati meliputi perkembangan tanaman, insidensi penyakit moler, dan komponen hasil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi tunggal maupun kombinasi antara Trichoderma sp. dan jamur mikoriza belum secara efektif mengendalikan penyakit moler dengan insidensi penyakit moler tertinggi pada perlakuan P3 , P5 dan P6 yaitu 53,33 %. Aplikasi tunggal jamur mikoriza mampu meningkatkan volume akar tanaman (3,34 ml). Aplikasi tunggal Trichoderma sp. satu minggu setelah tanam mampu meningkatkan berat segar umbi (8,44 gram). Aplikasi kombinasi Trichoderma sp. satu minggu sebelum tanam dan jamur mikoriza dapat meningkatkan rerata jumlah daun (25,27 daun). Aplikasi kombinasi Trichoderma sp. baik satu minggu sebelum tanam serta satu minggu setelah tanam dan jamur mikoriza dapat meningkatkan berat segar (9,91 gram dan 9,92 gram) dan aplikasi tunggal Trichoderma sp. satu minggu sebelum tanam dapat mningkatkan berat kering tajuk tanaman bawang merah (0,79 gram).

Moler disease caused by Fusarium acutatum is a disease of shallot that have caused more damage and loss. The purpose of this study was to determine the effectiveness of the application of biological agent Trichoderma sp. and mycorrhizal fungi on the incidence of moler disease and shallot to plant growth. The study was conducted in the greenhouse are arranged in a completely randomized design (CRD) with seven treatments, P1 = Trichoderma sp. 1 week before planting + F. acutatum; P2 = Trichoderma sp. 1 week after planting + F. acutatum; P3 = Mycorrhiza + F. acutatum; P4 = Trichoderma sp. 1 week before planting + Mycorrhiza + F. acutatum; P5 = Trichoderma sp. 1 week after planting + Mycorrhiza + F. acutatum; P6 = positive control (+ F. acutatum); P7 = negative control (- F. acutatum). The parameters observed were plant development, disease incidence, and yield components. The results showed that a single application or a combination of Trichoderma sp. and mycorrhizal fungi have not been effective in controlling the moler disease. The highest incidence of the disease in treatment P3, P5 and P6 is 53.33%. Single application of mycorrhizal fungi were able to increase the volume of plant roots (3.34 ml). Single application of Trichoderma sp. one week after planting can increase the fresh weight of tubers (8.44 grams). Combination of Trichoderma sp. one week before planting and mycorrhizal fungi can increase the average number of leaves (25.27 leaf). Combination of Trichoderma sp. either one week before planting, and one week after planting and mycorrhizal fungi can increase the fresh weight (9.91 grams and 9.92 grams) and a single application of Trichoderma sp. one week before planting could increase the shoot dry weight of shallot crop (0.79 grams).

Kata Kunci : Bawang merah, Fusarium acutatum, jamur mikoriza, penyakit moler, Trichoderma sp. Bawang merah, Fusarium acutatum, jamur mikoriza, penyakit moler, Trichoderma sp. / Fusarium acutatum, moler disease, mycorrhizal fungi, shallot, Trichoderma sp.