Laporkan Masalah

Advokasi Melalui Media Sosial Instagram (Studi Kasus Akun Instagram Komunitas "Ketimbang Ngemis Yogyakarta")

DESITA CLARA , Dr. Bevaola Kusumasari, S.I.P., M.Si.

2016 | Skripsi | S1 ILMU ADMINISTRASI NEGARA (MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN PUBLIK)

Peningkatan jumlah masyarakat lanjut usia (lansia) di DIY ditambah dengan penetapan DIY sebagai provinsi yang paling tinggi dengan jumlah lansia yang dimiliki menimbulkan permasalahan baru yaitu pemenuhan kebutuhan lansia. Keadaan sebenarnya menunjukkan masih ditemui lansia yang terjerat kemiskinan dan harus bekerja demi memenuhi kebutuhan sehari-hari. Keberadaan masyarakat lansia yang masih bekerja tanpa meminta bantuan orang lain dan tidak mengemis menjadi isu yang diangkat oleh Komunitas "Ketimbang Ngemis Yogyakarta". Mengapresiasi dan membagi informasi mengenai keberadaan lansia ini kepada publik yang disebut dengan proses advokasi merupakan tujuan utama dari berdirinya komunitas ini menggunakan media sosial Instagram. Hal yang menarik adalah penggunaan media sosial Instagram yang tidak pada umumnya digunakan untuk advokasi, justru menuai keberhasilan. Adapun jenis penelitian ini yaitu kualitatif deskriptif dengan metode studi kasus. Selain itu, penelitian kualitatif ini menggunakan fenomenologi pada studi kasus untuk melihat cara berpikir, tindakan yang diambil, strategi, dan respon dari para aktor terkait. Data yang didapatkan melalui wawancara mendalam pada orang-orang kunci dan observasi pada akun instagram komunitas tersebut, serta didukung dengan data sekunder dari studi pustaka. Sehingga, dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data secara deskriptif yang menggambarkan pengalaman advokasi yang dilakukan komunitas tersebut. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa advokasi yang dilakukan oleh Komunitas "Ketimbang Ngemis Yogyakarta" dapat diidentifikasi sebagai advokasi melalui unsur-unsur dasar advokasi. Selain itu, strategi pada advokasi yang dilakukan dapat diidentifikasi sebagai strategi advokasi normatif, strategi advokasi non-litigasi, dan strategi advokasi persuasi. Strategi-strategi tersebut diperkuat dengan penggunaan media sosial Instagram dan dukungan dari netizen. Sehingga penelitian ini menghasilkan rekomendasi-rekomendasi guna memperbaiki advokasi yang dilakukan komunitas tersebut. Rekomendasi tersebut yaitu pengidentifikasian pendukung dan penentang, penggunaan strategi alternatif, peningkatan intensitas survei dan unggahan, serta mencari sarana advokasi alternatif lainnya. Kata kunci: masyarakat lansia, komunitas, strategi advokasi, media sosial.

Increasing number of elderly in Special Region of Yogyakarta (DIY) and determining Yogyakarta as home for the highest number of elderly raises new issue and problem in fulfilment their life needs. The fact shows that most elderly are trapped in poverty and have to work in fulfil their daily needs. The way in fulfil their daily needs which is working rather than begging become the issue that is raised by community "Ketimbang Ngemis Yogyakarta". Appreciating and sharing information to the public on how the elderly fulfil their life, which is called advocacy process, is the main purpose of this community. The interesting point is how this community apply Instagram as their main media in advocacy gain the successfulness. The type of this research is descriptive qualitative in case study method. Moreover, this qualitative research uses phenomenology in case study to see what their perception is, what their action is, what their strategic planning is and what the respond from the respondents are. The data collection is gathered by interviewing the important respondents and observing the Instagram account of the community and other sources from literature review. Thus, the writer analyses the data descriptively that depict the advocacy experience of the community. The result of this research shows that advocacy which is applied by "Ketimbang Ngemis Yogyakarta" community could be identify as advocacy through the basic elements of the advocacy. Then, the advocacy strategic could be identified as normative advocacy, non-litigation advocacy strategic, and persuasive advocacy strategic. These three strategies are supported by the use of media social Instagram and netizens support. Thus, this research yield many recommendations to improve and evaluate the advocacy that has done toward the community. The recommendations are identifying the pros and cons, applying other strategic alternatives, enhancing the intensity of the survey and uploads, and the last but not least is looking for other optional advocacy strategies. Keywords: elderly people, community, advocacy strategies, social media.

Kata Kunci : Masyarakat lansia, komunitas, strategi advokasi, media sosial.

  1. S1-2016-347881-abstract.pdf  
  2. S1-2016-347881-bibliography.pdf  
  3. S1-2016-347881-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2016-347881-title.pdf