Laporkan Masalah

Kearifan Lokal Masyarakat Dalam Menjaga Kelestarian Hutan dan Mengelola Mataair di Desa Beji, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Gunungkidul

TANYA INTAN ASTUTY, Dr. Dyah Rahmawati Hizbaron, S.Si., M.T., M.Sc.

2017 | Skripsi | S1 GEOGRAFI DAN ILMU LINGKUNGAN

Masyarakat di Desa Beji, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Gunungkidul adalah sekelompok masyarakat yang masih memegang teguh dan menjunjung tinggi nasihat leluhur mereka, terutama terkait dengan pelestarian alam. Penelitian ini bertujuan untuk, pertama, mengetahui dan mendeskripsikan kearifan lokal masyarakat Desa Beji dalam menjaga kelestarian hutan dan mengelola mataair. Kedua, untuk mengetahui dan menganalisa dampak yang ditimbulkan dari kearifan lokal terhadap kelestarian hutan dan ketiga yaitu untuk menganalisa dampak kearifan lokal terhadap keberadaan sumber mataair di Desa Beji. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan melakukan observasi lapangan menggunakan metode in-depth interview yang berdasarkan dengan pedoman wawancara. Wawancara mendalam dilakukan dengan teknik snowball sampling terhadap informan yang meliputi, Perangkat Desa, Tetua Adat, Juru Kunci Hutan Wonosadi, Baladewi Hutan Wonosadi, Kelompok Pengelola Mataair, dan masyarakat Desa Beji lainnya. Data primer yang diperoleh dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dengan pendekatan ekologi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kearifan lokal masyarakat Desa Beji dalam menjaga kelestarian hutan dan mengelola mataair berupa upacara adat seperti Sadranan, Rasulan, anjuran dan larangan lokal, serta mitos yang telah dilaksanakan secara turun-temurun. Kearifan lokal ini memberikan dampak positif terhadap kelestarian hutan dan mataair yang ada. Diawali dengan tumbuhnya rasa memiliki dan kesadaran masyarakat untuk tanggungjawab terhadap kelestarian alam melalui keyakinan masyarakat terhadap nasihat leluhur dan mitos yang ada. Selain itu, dengan adanya Upacara Sadranan dan Rasulan maka minimal setahun sekali masyarakat melakukan kegiatan gotong royong membersihkan desa, mataair, dan kegiatan menanam pohon. Melalui kearifan lokal masyarakat Desa Beji berhasil menjaga kelestarian hutan dan mataair, mencegah kegundulan hutan, bencana seperti erosi dan banjir, serta terhindar dari masalah kesulitan air.

People in Beji Village, Ngawen Subdistrict, Gunungkidul Regency is a community that still firmly held and uphold the advice of their ancestors, especially related to the preservation of nature. The first aim of this research is to observe and to describe Beji Village’s local wisdom in maintaining forest sustainability and managing the springs. Second, to find out and to analyze the impacts of their local wisdom toward the forest preservation and finally to find out and to analyze the impacts of their local wisdom to the existence of the springs in Beji Village as well. This qualitative research conducted by doing field observation using in-depth interview method according to the interview guidelines. The in-depth interview was conducted by using snowball sampling to the key informans, such as Beji Village councilor, Elders of the indigenous village of Beji, key person of Wonosadi Forest, Baladewi Wonosadi, and several people in Beji Village. The primary data then was analyzed using qualitative descriptive analysis technique with ecological approach. The results of this research show that local wisdom in Beji Village society in maintaining forest sustainability and managing the springs are expressed by conducting traditional ceremonies, such as Sadranan Ceremony, Rasulan, the various local suggestions and restrictions, and the myths that has been implemented hereditary. This local wisdom affected the conservation of existing forest and springs in Beji Village positively. Commencing with the growth of the sense of belonging and responsibility towards the preservation of nature through the society’s conviction of their ancestors’ advices and the myths. Besides, with the Sadranan and Rasulan Ceremony at least once a year the society do some mutual activites like cleaning up the village, springs, and planting trees. Through their local wisdom they managed to maintaining the forest sustainability and springs, preventing denuded forest, minimalizing the potential disasters such as erosion and flood, and avoided from water issues.

Kata Kunci : Kearifan lokal, kelestarian hutan, pengelolaan mataair, Desa Beji / local wisdom, forest sustainability, spring management, Beji Village