Laporkan Masalah

DEUTSCH TURKEN DALAM PERSIMPANGAN REPRESENTASI IDENTITAS JERMAN-TURKI DI FREIBURG, JERMAN

MONIKA SWASTYASTU, Dr.Laksmi Adriani Savitri, M.A

2016 | Skripsi | S1 ANTROPOLOGI BUDAYA

Keturunan Turki yang lahir di Jerman atau memiliki keterikatan terhadap Jerman (Jerman Turki) berada di tengah kompleksitas antara Barat dan Timur, Jerman dan Turki, baik dan buruk, inklusi dan eksklusi. Mereka terjebak di antara oposisi biner, dianggap sebagai liyan karena tidak menjadi bagian dari keduanya. Stereotip telah mengeluarkan Jerman Turki dari tatanan normal dan mengeksklusikan mereka dari masyarakat. Meskipun mereka memiliki ikatan dengan kedua kebudayaan, disaat yang sama mereka mengalami penolakan di Turki, dan diskriminasi di Jerman. Penelitian ini dilakukan selama satu bulan pada bulan Juni 2015 terhadap enam orang keturunan Turki di Freiburg Jerman. Metode penelitian yang digunakan adalah wawancara mendalam dan observasi partisipasi. Penelitian berusaha untuk menganalisis representasi dentitas keturunan Turki dan alasan dibalik representasi tersebut. Strategi Jerman-Turki di Freiburg untuk melawan strerotip, eksklusi, dan diskriminasi yang telah menyejarah ialah melalui mimikri. Dalam mimikri, hasrat untuk menjadi seperti Jerman dan seperti Turki terakomodasi. Peniruan dan peminjaman berbagai elemen kebudayaan Turki dan Jerman dilakukan agar tidak lagi menjadi liyan. Dalam Mimikri tersebut terjadi ambivalensi, yakni, tidak hanya terjadi peniruan, tapi juga penolakan. Hal tersebut memunculkan sebuah negosiasi yang dikatakan Bhaba sebagai ruang ketiga. Melalui ruang ketiga ini percampuran kultural terbentuk, menegosiasikan perbedaan, melenturkan batasan-batasan sehingga menghasilkan sebuah representasi hibriditas Jerman-Turki.

Turkish descent who were born in Germany or has a sense of belonging to Germany (German Turks) are in the midst of complexities between the 'West' and 'East', Germany and Turkey, Good and Bad, Inclusion and Exclusion. They are caught between a binary opposition, consider as the 'other' for part of neither. The stereotype has expelled German Turks from normal order and excluded them from society. Although they belong with both cultures, but they experience rejection in Turkey, and discrimination in Germany. This research was conducted for one month in June 2015 with six people of Turkish descent in Freiburg Germany. The method used is the in-depth interviews and participant observation. The study seeks to analyze the identity representation of Turkish descent and the reason behind that representation. German-Turkish strategy in against historical stereotype, exclusion, and discrimination is Mimicry. Mimicry accommodates the desire to be German and Turk. German Turks are no longer seen as other with mimicking various elements from both cultures. In mimicry occurs ambivalence, which not only mimicking but also subversion. The ambivalence leads to negotiations into a third space. Through this third space, the cultural differences are negotiating, release the borders, produce a representation of German-Turkish Hybridity.

Kata Kunci : Representasi, Identitas, Mimikri, Hibriditas, Jerman Turki, Representation, Identity, Hybridity, German Turkey

  1. S1-2016-328990-abstract.pdf  
  2. S1-2016-328990-bibliography.pdf  
  3. S1-2016-328990-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2016-328990-title.pdf