Laporkan Masalah

POLA SUPERVISI PELAKSANAAN KEBERSIHAN TANGAN DI RUMAH SAKIT UMUM WILAYAH KOTA YOGYAKARTA

SANNI BUDIARTI, Prof. dr. Adi Utarini, MPH.,MSc.,PhD.; dr. Trisasi Lestari, M.Med.Sc

2016 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar Belakang: Pentingnya cuci tangan disebutkan dalam WHO tentang cuci tangan bahwa cuci tangan merupakan ukuran yang pertama yang dapat membuktikan efektifitas pencegahan infeksi nosokomial demi keselamatan pasien. Keselamatan pasien menjadi prioritas yang utama dalam setiap pelayanan kesehatan. The Special Commission of Inquiry into the NSW Acute Public Health System menerangkan hubungan antara keselamatan pasien dan supervisi untuk petugas kesehatan. Adanya supervisi yang baik dapat menurunkan kesalahan dan meningkatkan kualitas pelayanan pasien. Pelaksanaan kebersihan tangan merupakan salah satu kegiatan di rumah sakit yang memerlukan supervisi. Tujuan: Mengidentifikasi pola supervisi pelaksanaan kebersihan tangan di seluruh rumah sakit umum di wilayah kota Yogyakarta. Metode: Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan rancangan penelitian fenomenologi yang dilakukan di enam rumah sakit di Kota Yogyakarta. Informasi kualitatif didapat melalui wawancara mendalam pada 16 informan, focus group discussion (diskusi kelompok terarah) pada 24 informan dan survei kuestioner pada 10 penyelia. Hasil dan pembahasan: Hasil penelitian di enam rumah sakit karakteristik pendidikan penyelia minimal D3, yang disupervisi yaitu perawat, memiliki SPO untuk cuci tangan dan tidak memiliki persetujuan tertulis pada pelaksanaan supervisi, cara supervisi dengan inspeksi mendadak dan evaluasi setiap satu bulan sekali. Penyelia di semua rumah sakit sudah mengikuti pelatihan PPI kecuali RS 6. Hanya di RS 4 yang memiliki Duta Hand Hygiene dan menjalankan panduan WHO untuk panduan supervisi. Supervisi untuk cuci tangan di RS 3 Tim Pengendalian dan Pencegahan Infeksi (PPI) bekerjasama dengan Komite Mutu dan Keselamatan Pasien (KMKP). Penyelia menyampaikan hasil supervisi kepada yang disupervisi di rumah sakit kecuali RS 5. Kesimpulan dan saran: Secara keseluruhan, pola supervisi pelaksanaan kebersihan tangan di rumah sakit umum di Kota Yogyakarta mengadaptasi model supervisi pengembangan dengan beberapa level, level 1 (RS 2- RS 4), level 2 (RS 5-RS 6), level 3 (RS 1). Model supervisi integratif juga ditemukan pada RS 2-RS 4.

Background: The importance of hand hygiene is mentioned in World Health Organization (WHO) about hand hygiene that hand hygiene is the first thing that can prove the effectiveness of the prevention of nosocomial infections for patient safety. Patient safety is a top priority in any health care. The Special Commission of Inquiry into the NSW Acute Public Health System highlighted the link between patient safety and the availability of supervision for clinical staff. While good supervision reduces errors and improves the quality of patient care.Implementation of hand hygiene is one of the activities which require supervision in hospital. Objective: To identify supervision pattern for hand hygiene in six general hospitals at Yogyakarta City. Method: Qualitative study was conducted in six general hospitals at Yogyakarta City. Qualitative data was obtained from in-depth interview of 16 informants, focus group discussion of 24 informants and questionnaire survey of 10 supervisors. Result: The results of the study in six general hospitals for supervisors� characteristic is D3 for minimal education, supervisee is nurse, each hospitals have Standard Operating Procedure (SPO) for hand hygiene and do not have a supervision alliance between supervisor and supervisee, supervision technique with unannounced inspections, evaluation supervision result every month. Supervisors at all hospitals already had PPI training except hospital 6. Only in hospital 4 has Hand Hygiene Ambassador and using WHO guidelines for supervision. Supervision for hand hygiene in hospital 3 has Infection Prevention and Control Team in collaboration with the Quality and Patient Safety Committee. Supervisor deliver supervision results to supervisee in all hospitals except hospital 5. Conclusion and recommendation: In general, supervision pattern for hand hygiene in most hospitals adopted the developmental supervision with various levels, level 1 (hospital 2-4), level 2 (hospital 5-6) and level 3 (hospital 1). Integrative model of supervision also found in hospital 2-4.

Kata Kunci : Supervisi, kebersihan tangan, cuci tangan, rumah sakit, supervision, hand hygiene, hand wash, hospital.

  1. S2-2016-371175-abstract.pdf  
  2. S2-2016-371175-bibliography.pdf  
  3. S2-2016-371175-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2016-371175-title.pdf