Laporkan Masalah

HUBUNGAN KADAR GLUTATION PEROKSIDASE PLASMA DENGAN MELASMA

YULFIA DAIRINA, dr. Kristiana Etnawati, MKes, SpKK(K).; Dr.Med.dr. Retno Danarti, SpKK(K).

2016 | Tesis-Spesialis | SP ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN

Latar Belakang : Melasma merupakan kelainan hipermelanosis kulit lokal akibat disfungsi melanogenesis. Mekanisme patofisiologi melasma hingga saat ini belum jelas, namun diduga terjadi akibat interaksi lingkungan (utamanya sinar ultraviolet) dan hormonal pada individu yang secara genetik rentan terhadap melasma. Patogenesis terbaru melasma melibatkan photoaging dalam patogenesisnya. Photoaging terjadi akibat stimulasi pembentukan ROS melebihi kapasitas antioksidan dalam menetralisirnya sehingga terjadi kondisi stres oksidatif yang berdampak pada terjadi perubahan fungsi sel-sel yang terlibat dalam proses melanogenesis. Glutation peroksidase merupakan salah satu antioksidan enzimatik penting dalam melawan ROS dan letaknya dominan di epidermis yang berhubungan langsung dengan sumber ROS dari lingkungan luar terutama sinar ultraviolet. Perubahan kadar glutation peroksidase kemungkinan berhubungan dengan kejadian melasma maupun keparahan melasma. Tujuan : Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan kadar glutation peroksidase plasma antara subyek melasma dengan kontrol sehat tanpa melasma serta mengetahui korelasi kadar glutation peroksidase plasma dengan skor MASI, indeks melanin, dan indeks eritem. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik menggunakan studi kasus kontrol pada 64 subyek yang terdiri dari subyek melasma dan kontrol sehat masing-masing 32 orang. Perbandingan kadar glutation peroksidase dianalisis dengan uji t berpasangan sedangkan korelasi kadar glutation peroksidase plasma dengan skor MASI, indeks melanin, dan indeks eritem dianalisis dengan uji Pearson. Tingkat kemaknaan dalam penelitian dinyatakan bila p < 0,05. Hasil : Rerata usia subyek 46,88 tahun (36 � 50 tahun). Kadar glutation peroksidase plasma subyek melasma lebih rendah dibandingkan kontrol sehat (820,44±221,37 versus 996,13±367,47) dengan p=0,02. Tidak didapatkan korelasi bermakna antara kadar glutation peroksidase dengan skor MASI, indeks melanin, dan indeks eritem. Kesimpulan : Kadar glutation peroksidase pada subyek melasma lebih rendah dibandingkan subyek sehat dan tidak terdapat korelasi antara kadar glutation peroksidase dengan keparahan melasma yang dinilai dengan skor MASI, indeks melanin, dan indeks eritem.

Background : Melasma is hipermelanotic local skin disorder caused by disruption of melanogenesis process. Pathological mechanism of melasma is unclear but many studies show interaction between environment (especially ultraviolet), hormon, and genetic predisposition have a role in melasma. Melasma is one of photoaging manifestations caused by stimulation of ROS exceeding antioxidant capacity to neutralize and caused oxidatif stress. Oxidatif stress is able to change cell�s function especially cell which is involved in melanogenesis. Glutathione peroxidase is important enzymatic antioxidant. Glutathione peroxidase is significantly higher in epidermis as compared with the dermis due to the fact that epidermis is exposed to exogenous sources of ROS especially UV. Glutathione proxidase level is tought to have correlation with melasma and severity of melasma. Objective : This study aims to assess the difference between plasma glutathione peroxidase levels in melasma and controls and to determine the correlation of glutathione peroxidase level with MASI score, melanin index, and erythem index. Method : This is an observational analytic study with case control design for 64 participants consists of 2 groups. Each group consists of 32 participants. The difference between glutathione peroxidase level in melasma and control analyzed by paired t-test, and the correlation between glutathione peroxidase level with MASI score, melanin index, and erythem index analyzed by Pearson correlation test. Significance level in this study in p < 0,05. Result : Mean of age participants is 46,88 years old (36 � 50 years old). Glutathione peroxidase level in melasma was lower than control (820,44±221,37 versus 996,13±367,47 and p=0,02) and there is no significance correlation between glutathione peroxidase level and MASI score, melanin index, and erythem index in melasma subjects. Conclusion : Glutathione peroxidase level in melasma was lower than control and there was no correlation between glutathione peroxidase level and MASI score,melanin index, and erythem index.

Kata Kunci : melasma, glutation peroksidase, antioksidan, glutathione peroxidase, antioxidant


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.