ANALISIS BIAYA OBAT TERHADAP BIAYA KAPITASI PADA LIMA PENYAKIT TERBESAR DI PUSKESMAS KABUPATEN BANTUL (STUDI PADA TIGA PUSKESMAS DI KABUPATEN BANTUL)

WILONA KAULIKA, Dr. Satibi, M.Si., Apt; Dr. Diah Ayu Puspandari, MBA., M.Kes., Apt.

2016 | Tesis | S2 Ilmu Farmasi

BPJS Kesehatan menerapkan sistem kapitasi di puskesmas berdasarkan atas jumlah peserta yang terdaftar. 40% dari total dana kapitasi yang diterima, dimanfaatkan untuk biaya operasional yang termasuk untuk pengelolaan sediaan farmasi. Persentase dana yang tinggi harus dikelola dengan baik guna memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan, khususnya untuk terapi penyakit yang sering dijumpai di puskesmas kabupaten Bantul. Selain manajemen pengelolaan keuangan dan ketersediaan obat, puskesmas juga harus mampu memberikan pelayanan dan peresepan obat yang setara antar jenis jaminan pasien. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara nilai prescription cost serta nilai angka komponen obat dalam besaran kapitasi secara aktual dengan standarnya. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan prescription cost aktual antar jenis kepesertaan JKN. Penelitian ini merupakan observasional yang dilakukan secara retrospektif dengan menggunakan data sekunder yaitu lembar resep di tiga puskesmas Kabupaten Bantul pada periode Januari-Juni 2015. Metode analisis statistik yang dilakukan berupa uji Mann-Whitney untuk mengetahui adanya tidaknya perbedaan antara nilai prescription cost aktual dengan standar pada lima penyakit terbesar, uji Independent Sample T-Test untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara persentase komponen obat aktual dengan standar dalam besaran tarif kapitasi. Selain itu dilakukan uji Kruskal-Wallis untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan prescription cost aktual antar jenis kepesertaan JKN. Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa antara rerata nilai prescription cost aktual dari lima penyakit terbesar yaitu Rp 2.747,96±Rp 1.066,71 terdapat perbedaan bermakna (P<0.05) dengan rerata nilai prescription cost standarnya sebesar Rp 4.958,57±Rp 2.423,57. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan adanya perbedaan bermakna (P<0.05) antara angka komponen obat dalam besaran kapitasi secara aktual dengan rerata nilai sebesar 0,90±0,29% dibandingkan dengan standarnya sebesar 1,70±0,35%. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna (P>0.05) pada nilai prescription cost aktual antar jenis kepesertaan antara lain Askes (Rp 3.005,23±Rp 2.564,55), BPJS (Rp 2.689,23±Rp 1.868,51), dan Jamkesmas (Rp 2.495,42±Rp 1.413,24).

Health BPJS provided funding to Public Health Centers (PHC) called capitation based on the number of registered participants. 40% of capitation fund, utilized for operational services including drug supplies. A high percentage of funds should be managed properly in order to optimize the health services, especially for the most frequent diseases in PHC at Bantul Regency. Besides managing funding and drug supplies, PHC ought to provide an equal health and prescription services between all types of JKN membership. This study purpose was to conduct whether there was a difference between actual and standard of prescription cost and also between actual and standard of drug component value in capitation amount. This study also aimed to conduct wheter there was a difference on actual prescription cost between JKN membership types. This study was a retrospective observational. Medication prescriptions from January to June 2015 were obtained at three PHC in Bantul Regency. Statistical analysis was performed which were Mann-Whitney Test to conduct whether there was a difference between actual and standard of prescription cost on top five disease, Independent Sample T-Test to conduct whether there was a difference between actual and standard of drug component value in capitation amount, Kruskal-Walis Test to conduct whether there was a difference on actual prescription cost between JKN membership types. The result showed that there was a significant difference (P<0.05) between the actual prescription cost (Rp 2.747,96±Rp 1.066,71) and its standard (Rp 4.958,57±Rp 2.423,57) for top five diseases. The results also showed a significant difference (P<0.05) between actual drug component value in capitation amount with its standard, the value were respectively 0,90±0,29% and 1,70±0,35%. Statistical analysis showed that there was no significant difference (P>0.05) on actual prescription costs between JKN membership types, which were Askes (Rp 3.005,23±Rp 2.564,55), BPJS (Rp 2.689,23±Rp 1.868,51), dan Jamkesmas (Rp 2.495,42±Rp 1.413,24).

Kata Kunci : Kapitasi, analisis biaya obat, lima penyakit terbesar, puskesmas, capitation system, drug cost analysis, top five diseases, public health center