Laporkan Masalah

HUBUNGAN KEINTIMAN ORANG TUA DAN REMAJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA REMAJA DI CANGKRINGAN PASCA BENCANA ERUPSI GUNUNG MERAPI TAHUN 2010

KORNELIS IBRAWANSYAH, Dr.dr. Bambang Hastha Yoga, SpKJ.; dr. Silas Henry Ismanto, Sp.KJ.

2016 | Tesis | S2 KEDOKTERAN KLINIK/MS-PPDS

Latar Belakang: Dampak tidak langsung dari suatu bencana bisa berlangsung lama. Antara lain banyak orang tua di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman pasca bencana erupsi Gunung Merapi Tahun 2010 yang kehilangan mata pencaharian dan terpaksa berganti profesi baik sebagai pekerja di tempat penambangan pasir di Sungai Gendol, bekerja di tempat Wisata Lava Tour, bekerja di Merapi Golf Yogyakarta. Orang tua sibuk bekerja sampai larut malam sementara remaja membutuhkan peran orang tua. Peranan orang tua sangat diperlukan remaja dalam menghadapi perubahan yang dialaminya. Ketidakintiman karena kesibukan orang tua dapat menimbulkan dampak negatif sehingga menimbulkan problem emosional termasuk kecemasan pada remaja. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan keintiman orang tua dan remaja dengan tingkat kecemasan pada remaja di Cangkringan pasca bencana erupsi Gunung Merapi Tahun 2010. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian non-experimental yang bersifat observasional menggunakan metode cross sectional. Penelitian dilakukan di SMPN 2 Cangkringan, Sleman. Subjek penelitian seluruh siswa kelas 7 dengan minimal 51 subjek. Instrumen yang digunakan adalah Instrumen Keintiman Orang Tua-Remaja (IKRO) sedangkan tingkat kecemasan menggunakan Taylor Manifest Anxiety Scale (TMAS). Uji hipotesis menggunakan Chi square, analisis korelasi menggunakan uji Rank Spearman dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik. Hasil: Tidak terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara keintiman orang tua dan remaja dengan tingkat kecemasan remaja di Cangkringan (keintiman total ayah ibu dengan kecemasan berturut-turut X 2 = 2,289; p = 0,130 dan X 2 = 1,650; p = 0,199). Terdapat korelasi negatif antara keintiman orang tua dan remaja dengan tingkat kecemasan pada remaja di Cangkringan. Kekuatan korelasi yang lemah berturut-turut r = -0,206; p = 0,135 dan r = -0,175; p = 0,206. Kesimpulan: Terdapat korelasi negatif antara keintiman subyek penelitian dengan orang tuanya dengan tingkat kecemasan pada remaja di Cangkringan pasca bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010, yaitu semakin tinggi keintiman antara orang tua dan remaja maka akan semakin rendah tingkat kecemasan pada remaja. Namun tidak terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara keintiman orang tua dan remaja dengan tingkat kecemasan pada remaja di Cangkringan.

Background Indirect impacts of disaster can last in prolonged duration. These impacts might result in the loss of previous jobs or occupations so that the victims have to adapt to new working environments. The changes and adaptation processes might alter the interaction pattern between parents and children in the aftermath of disaster, such as the one found in the aftermath of mount Merapi eruption. The parents have to work late while their children are in urgent need for care after the eruption. The parents hold significant role in supporting their adolescent children in the mist of changes in the aftermath. Lack intimacy might result in negative emotional consequences such as anxiety problems in adolescents. Objective This study was aimed to assess the association between parents and children intimacy and adolescent anxiety in Cangkringan in the aftermath of Merapi eruption 2010. Methods This study was an observational study with cross sectional design. The study was conducted in Cangkringan 2 Junior High, Sleman. The subjects were student of 7 th grade. The instruments used were Parents-Adolescent Intimacy instrument (PAI) and Taylor Manifest Anxiety Scale (TMAS). Data were statistically analyzed using Chi square, Spearmans rank, and multiple logistic regression tests. Results There were no significant association between parents-adolescentintimacies with anxiety (father and mother respectively; Chi square test X = 2.289; 1.650; p = 0.130; 0.199). Nevertheless, correlation analysis showed that intimacies had negatively weak correlations with adolescent anxiety (r = -0.206; 0.175; and -0.175) although they were not statistically significant. Conclusion There were negative correlations between parent-adolescent intimacy and anxiety in our subjects in the aftermath of Merapi eruption 2010 but it was not statistically significant.

Kata Kunci : keintiman orang tua, remaja, kecemasan, parental intimacy, adolescent, anxiety

  1. S2-2016-309344-abstract.pdf  
  2. S2-2016-309344-bibliography.pdf  
  3. S2-2016-309344-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2016-309344-title.pdf