ANALISIS PESAN ADVOKASI KEBIJAKAN PENGENDALIAN PRODUK TEMBAKAU DI INDONESIA 2010-2015 DALAM KONTEKS BIOETIK

WAHYU ANING TIAS, Prof. Laksono Trisnantoro, dr., M.Sc., Ph.D.; dr.Fatwasari Tetradewi, M.PH, Ph.D.

2016 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar belakang : lebih dari 64 juta jiwa penduduk Indonesia adalah perokok aktif dan 70% diantara mereka adalah kelompok miskin. Hampir sepertiga kepala keluarga di kelompok menengah ke bawah adalah perokok. Remaja dengan orangtua perokok memiliki kecenderungan tiga kali lebih tinggi untuk menginisiasi perilaku merokok. Kelompok miskin adalah masyarakat yang rentan terhadap kemiskinan, kelaparan dan kesakitan, di sisi lain adalah pasar terbesar pejualan produk rokok. Kematian di Indonesia akibat tobacco related illness mencapai 190.260 jiwa di tahun 2010(TCSC-IAKMI, 2012). Advokasi media adalah salah satu cara yang saat ini digunakan bahkan oleh industri rokok untuk mengintervensi pendapat publik tentang tembakau dan produknya, sehingga yang terjadi adalah perang media untuk berebut pengaruh publik antara industri rokok dengan penggiat anti tembakau. Tujuan : penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemberitaan kebijakan pengendalian produk tembakau di koran KOMPAS dan Bisnis Indonesia dalam konteks bioetik. Metode : studi ini menggunakan rancangan penelitian kualitatif terdiri dari analisis bingkai (framing analysis) terhadap pemberitaan kebijakan pengendalian tembakau pada koran Kompas dan Bisnis Indonesia serta analisis isi deskriptif (descriptive content analysis) terhadap cakupan pemberitaan pro dan kontra kebijakan pengendalian tembakau selama tahun 2010 sampai 2015. Hasil : pembingkaian pesan terhadap wacana kebijakan pengendalian iklan dalam artikel koran KOMPAS sebagai media yang pro-kebijakan adalah kebijakan pengendalian iklan rokok untuk mengurangi resiko peningkatan jumlah perokok pemula. Di sisi kontra-kebijakan, artikel Bisnis Indonesia membingkai pesan upaya pengendalian iklan rokok hanya akan mempersempit ruang gerak industri rokok dan mengurangi pendapatan negara. Moralitas yang diangkat KOMPAS lebih banyak pada manfaat dan Bisnis Indonesia menganggap kebijakan pengendalian iklan produk tembakau tidak bermoral.

Background: More than 64 million of Indonesian population are active smokers and 70% of them are poor. Almost a third of households in the lower middle group were smokers. Teens with parents who smoke have three times higher propensity to initiate smoking behavior. The poor are the people who are vulnerable to poverty, hunger and disease, on the other hand is the largest market turnover of tobacco products. Deaths in Indonesia as a result of tobacco related illness reached 190 260 inhabitants in 2010 (1). Media advocacy is one of the ways currently being used even by the tobacco industry to interfere with public opinion about tobacco and its products, so that there is a media war to fight for influence between the tobacco industry with public anti-tobacco activists. Objective: This study aimed to analyze the news control policies on tobacco products in newspapers Kompas and Bisnis Indonesia in the context of bioethics. Methods: The present study uses qualitative research design consisted of the analysis of the frame (framing analysis) to the preaching of policies for tobacco control in the newspaper Kompas and Bisnis Indonesia as well as content analysis descriptive (descriptive content analysis) on the coverage of the news pros and cons of the policy on tobacco control during the years 2010 to 2015. Result: The message framing the policy debate controlling advertising in a newspaper article as a media pro KOMPAS-control policies are cigarette advertising to reduce the risk of an increase in the number of new smokers. On the side of the counter-policies, Bisnis Indonesia articles framing the effort to control cigarette advertising messages will only narrow the space for the tobacco industry and reduce state revenue. Morality is lifted KOMPAS more on benefits and Bisnis Indonesia assume control policies on tobacco advertising immoral. Keywords: bioethics, coverage, framing, controversy, media

Kata Kunci : bioethics, coverage, framing, controversy, media