Laporkan Masalah

Corporate Social Performance Sebagai Motif Utama Implementasi Corporate Social responsibility PT Gudang Garam, Tbk

KEN RETNO B, Prof. Dr. Susetiawan, S.U ; Dr. Krisdyatmiko, S.Sos., M.Si

2016 | Tesis | S2 PEMBANGUNAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN

Corporate social responsbility kini bukanlah hal yang asing. Pembicaraan mengenai topik ini merambah mulai media massa hingga ke ranah akademis. Perusahaan sendiri mulai memberi perhatian lebih terhadap kewajiban tanggung jawab sosial mereka. CSR sendiri kemudian dijadikan salah satu alat perusahaan untuk menaikkan pamor. Tidak terkecuali PT Gudang Garam, Tbk. Sebagai salah satu perusahaan terbesar di Indonesia, sudah semestinya melaksanakan tanggung jawab sosial layaknya perusahaan lain. Tanpa perlu melakukan CSR pun PT GG sudah memberi dampak yang luar biasa bagi warga di sekitar. Dampak yang muncul antara lain penyerapan ribuan tenaga kerja dari Kediri dan munculnya sektor ekonomi mikro, kecil, menengah di sekitar perusahaan. Tetapi PT GG turut melaksanakan kewajiban tanggung jawab sosial perusahaannya. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah Apa yang menjadi motif PT Gudang Garam, Tbk melakukan CSR? Metode kualitatif dengan pendekatan deksriptif dipilih untuk menjawab pertanyaan penelitian. Pencarian data dilakukan dengan wawancara, observasi, serta dari dokumen terkait. Lokasi pengambilan data dilakukan di empat kelurahan terdekat dengan PT GG, yakni Kelurahan Semampir, Balowerti, Dandangan, serta Ngadirejo. Informan yang diwawancarai adalah warga empat kelurahan tersebut, BAPPEDA Kota Kediri, serta Harian Radar Kediri sebagai mitra CSR PT GG. Pemilihan informan dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Setelah data terkumpul, dilakukan analisis untuk mengetahui bagaimana PT GG mengelola CSRnya. Instrumen pertama analisa tata kelola CSR PT GG adalah General Model of Management CSR dari Jan Jonker dan de Witte. Model manajamen ini menilai tata kelola perusahaan dalam empat hal yakni organising system, accountability, transactivity serta identity. Hasilnya menunjukkan bahwa PT GG tidak serius dalam CSRnya. Ketidak seriusan ini terlihat dari mayoritas program yang bersifat karitatif, minimnya keterlibatan aktor di luar perusahaan, serta terbengkalainya salah satu program CSR mereka, yakni Save Brantas. Analisis kedua menggunakan konsep PROPER aspek pengembangan masyarakat dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Hasil analisis menunjukkan hal yang sama bahwa pengelolaan tanggung jawab sosial perusahaan oleh PT GG tidak dilakukan dengan serius. Terlihat dari program-program yang selama ini mereka lakukan hanya bersifat karitatif. Satu-satunya program yang mengarah ke pemberdayaan yakni Save Brantas hanya dilakukan selama beberapa bulan saja. Kini program tersebut terlupakan tanpa ada tanda-tanda untuk dilanjutkan kembali. Dari pemaparan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa PT GG tidak memahami konsep CSR serta bagaimana CSR harus dilakukan dan mengelolanya. Kesimpulan kedua, PT GG beranggapan bahwa dengan rutin memberi bantuan sosial berarti sudah bertanggung jawab secara sosial. PT GG tidak sepenuhnya salah, karena program CSR yang paling gampang dilakukan adalah memberi bantuan sosial.Selain PT GG tidak memahami konsep CSR, bagi mereka yang paling penting adalah social performancenya. Bagi PT GG, yang penting perusahaan ini terlihat memberi kontribusi terhadap masyarakat.

Corporate social responsibility is not a new issues nowadays. Discussion about this topic has spread starting from mass media and up to academics interest. Corporate social responsibility itself then became a tool for corporate to gain fame, so that PT Gudang Garam, Tbk. As one of the biggest corporation in Indonesia, it only right if they do corporate social responsibility program, just as other corporate do. As a matter of fact, without doing corporate social responsibility, PT GG itself already brought a great impact for communities around them. The impacts, for example is offering a livelihoods a jobs and the growth of UMKM. But PT GG still doing their CRS despite the impacts. Question that arose later is what motivated PT GG to do CSR? Qualitative method with descriptive approach is chosen to answering the research question. Data collective has been done by interviews, observation, and related documents. The research was located in four nearest district around PT GG, they are Semampir, Balowerti, Dandangan, and Ngadirejo District. Informants cma from these four districts, BAPPEDA Regional Kediri, and also Radar Kediri Daily newspaper as PT GG CSR media partner. Informants chosen using purposive sampling method. After all datas collected, the next step was analyze them to understand how PT GG organize their CSR. As datas have collected, then analyze it to understand how PT GG organising their CSR. First analyze instrument is General Model of Management CSR based on Jan Jonker and de Witte work. This management model examined corporate organising in foru, they are organising system, accountability, transactivity, and last identity. The result is PT GG is not doing their CSR seriously. It is showed through their major CSR programs in which was charity, limitation of stakeholder engagement beside corporate actors, and the fact that one of their program is neglected, Save Brantas. Second analyze was using PROPER instrument for community development aspect from Ministry of Environment and Foresrty. The result was same as before that PT GG do not do CSR organising seriously and showed they do not understand what CSR means. It showed from their previous programs were all charity. The only program that has community empowerment susbtance, Save Brantas was only works for months. Now, there are no clues from PT GG or other stakeholder that they will continue Save Brantas. From the result explanation, there are some conclusions. First, it is clear PT GG does not have any sense about CSR concepts and how to organize it Second conclusion, PT GG thought by doing charity program, it means they are socially responsible. They are not wrong but not true either by doing that, as the easiest program is charity. Third, beside they do not understand corporate social responsibility concept, for them the most important thing is their performance, as they are seen doing CSR programs.

Kata Kunci : corporate social responsibility, PT Gudang Garam, Tbk, tata kelola CSR, General Model of Management CSR, PROPER.

  1. S2-2016-359354-abstract.pdf  
  2. S2-2016-359354-bibliography.pdf  
  3. S2-2016-359354-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2016-359354-title.pdf