Laporkan Masalah

ANALISIS ELASTISITAS PERMINTAAN (DEMAND ELASTICITY) TERHADAP HARGA KOMODITAS KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) (Studi di Wilayah Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah)

IQBAL SAIMIMA . A, Novita Erma Kristanti, STP, M.P; Dr. Henry Yuliando, STP, MM, M.Agr; Dr. Kuncoro Harto Widodo, STP, M.Eng

2016 | Skripsi | S1 TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

Komoditas kedelai memiliki arti dan peranan yang sangat penting dan strategis baik ditinjau dari sisi ekonomi, sosial, politik, lingkungan hidup, maupun pertahanan dan keamanan suatu negara. Permintaan kedelai yang belum seimbang dengan ketersediaan yang ada di tingkat nasional, hal ini berdampak pada produksi yang dihasilkan oleh petani sehingga volume permintaan dan harga yang terbentuk berfluktuasi, sehingga perlu dilakukan tinjauan tentang elastisitas permintaan kedelai. Kabupaten Grobogan, di Jawa Tengah merupakan salah satu sentra produksi kedelai nasional sehingga menjadi pilihan objek dalam penelitian ini. Metode pengumpulan data dilakukan dengan teknik convenience sampling dan snowball sampling. Kedua metode pengambilan sampel tersebut dilakukan melalui indepth interview kepada pelaku rantai pasok (supply chain), selain itu juga dilakukan wawancara kepada Dinas Pertanian Kabupaten Grobogan mengenai data yang dilakukan. Data yang digunakan meliputi data mengenai harga kedelai, beberapa peraturan mengenai kedelai. Dengan menghitung nilai elastisitas transmisi harga (Et) pada saluran pemasaran kedelai, rasio konsentrasi pada tier pengepul dan pedagang. Hasil perhitungan nilai elastisitas transmisi harga diperoleh nilai tertinggi pada saluran pemasaran 4 dengan nilai 2,509. Konsentrasi rasio rata-rata pengepul 0,8501, dan tier pedagang 0,94554. Sehingga nilai tersebut menunjukkan bahwa saluran pemasaran yang paling efisien dengan permintaan yang efektif adalah saluran pemasaran 4 yang terdiri dari petani, kelompok tani, dan pengrajin tahu/tempe.

Commodity soybean has the meaning and the role of a very important strategic and well reviewed in the economic, social, political, enviromental, as well as defense and security of a country. Demand for soybeans has not been balanced with the availability that exist at the national level, this has resulted in a production produced by farmers so the volume of demand and prices fluctuate, so that form to do an overview of the elasticity of demand for soy. Grobogan, Central Java is one of the national soybean production center so that it becomes the object choice in this research. The method of data collection is done with the technique of convenience sampling and snowball sampling. Both methods of sampling was done trough indepth interview to the perpretators of the supply chain, it also conducted interviews to Departement of agriculture data regarding Grobogan is done. The data used include data about the price of soybeans, some rules of soybean. By calculating its price transmission elasticity on the soybean marketing channels, the ratio of the concentration in tier the middleman and the traders. The result of the calculation of the price transmission elasticity values obtained the highest value on channel 4 with the marketing value 2,509. The average ratio of the concentration of the middleman 0,8501, and tier 0,94554 merchant. So these values indicate that the most efficient marketing channel with an effective demand is marketing channel 4 is composed of farmers, farmers group, and craftsmen tahu/tempe.

Kata Kunci : kedelai, elastisitas, permintaan, harga./soybean, elasticity, demand, price.

  1. S1-2016-333185-abstract.pdf  
  2. S1-2016-333185-bibliography.pdf  
  3. S1-2016-333185-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2016-333185-title.pdf