Laporkan Masalah

Pengetahuan lokal ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan dan persalinan di Kota Banjarmasin

INAYAH, Husnul Khatimun, Prof.dr. M. Hakimi, SpOG(K).,Ph.D

2007 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat (Kes. Ibu dan Anak-Ke

Latar Belakang: Millenium Development Goals (MDGs) mempunyai salah satu tujuan menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 75 persen antara tahun 1990 sampai tahun 2015. Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesi (SDKI) 2002-2003 AKI di Indonesi masih cukup tinggi yaitu: 307/100.000 kelahiran. Penyebab langsung adalah: perdarahan, eklamsi dan abortus yang tidak aman dan penyebab yang tidak langsung yaitu: anemia, ”4 terlalu” dan kondisi “4 terlambat”. Salah satu dari kondisi “4 terlambat” adalah terlambat mengenali tanda bahaya, disebabkan karena kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan dan persalinan yang berdampak meningkatnya kematian ibu. Beberapa penelitian menemukan adanya persepsi yang salah dan kurangnya pengetahuan tentang kehamilan risiko tinggi. Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran pengetahuan lokal ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan dan persalinan di Kota Banjarmasin. Metode Penelitian: Jenis penelitian kualitatif dengan rancangan etnografi. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan terhadap ibu-ibu hamil yang melakukan kunjungan ke puskesmas/tenaga kesehatan dengan Focus Group Discussion (FGD), wawancara dan observasi. Analisis data dilakukan dengan analisis kualitatif untuk menggali informasi tentang pengetahuan lokal ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan. Hasil: Dalam Budaya Banjar ibu hamil mengenal pantangan yang dilakukan saat hamil dan melahirkan untuk menghindari keadaan yang berbahaya. Dalam Budaya banjar juga dikenal kondisi-kondisi yang dianggap tidak membahyakan ibu hamil. Ibu hamil juga mengenal tanda bahaya dalam konsep medis. Kebiasaan pada saat hamil dan melahirkan tedapat upacara yang ditujukan untuk keselamatan ibu dan bayi. Kesimpulan: Kebiasaan berpantang bagi ibu hamil/bersalin dan kondisi yang dianggap tidak berbahaya bagi ibu hamil dan bersalin harus dihilangkan karena berdampak meningkatnya kesakitan dan kematian ibu. Dalam upacara yang dilakukan selama hamil dan bersalin terdapat hal yang positif seperti dukungan yang kuat dari orang terdekat ibu kepada ibu yang sedang hamil dan melahirkan. Saran: Menghilangkan kebiasaan berpantang dan anggapan kondisi tidak berbahaya bagi ibu hamil/bersalin perlu informasi tentang tanda bahaya saat hamil dan bersalin melalui penyuluhan, konseling dan memotivasi ibu untuk bersalin ke Tenaga Kesehatan.

Background: One objective of Millenium Development Goals (MDGs) is to minimize maternal mortality rate as much as 75 per cent in 1990 – 2015. According to Indonesian Health Demographic Survey 2002 – 2003 maternal mortality rate in Indonesia was still relatively high, i.e. 307/100,000 births. The direct causes are bleeding, eclampsia and unsafe abortion and the indirect causes are anemia, “4 terlalu (toos) and “4 terlambat” (delays). One of the four delays is delay in identifying signs of danger in pregnancy and birth due to lack of knowledge of pregnant mothers about signs of danger in pregnancy and childbirth which affect maternal mortality. Some studies show there are wrong perceptions and lack of knowledge about high risk pregnancy. Objective: The study aimed to get an overview of local knowledge of pregnant mothers about signs of danger in pregnancy and childbirth at Banjarmasin Municipality. Method: This was a qualitative study with ethnographic approach and purposive sampling technique. Data of pregnant mothers were obtained from visit to health center/health staff using focus group discussion, interview and observation techniques. Data analysis was made qualitatively to probe information on local knowledge of pregnant mothers about signs of danger in pregnancy. Result: In Banjar culture pregnant mothers had some taboos during pregnancy and childbirth to avoid critical conditions and maintain conditions which did not endanger pregnant mothers. Pregnant mothers also recognized signs of danger in medical concept. There were ceremonies carried out during pregnancy and childbirth to ensure safety of mother and babies. Conclusion: The habit of obstaining for pregnant mothers and maintaining conditions which were considered safe for pregnant mothers should be eliminated because it could increase maternal mortality and morbidity. However, there were positive things which could be achieved in the ceremony carried out during pregnancy and childbirth such as great support from the family and relatives of pregnant mothers. Suggestion: There should be information, counseling and motivation for pregnant mothers to go to health staff in order to eliminate obstain and assumption of condition which did not endanger pregnant mothers.

Kata Kunci : Ibu Hamil,Pengetahuan Lokal,Bahaya Persalinan, local knowledge, signs of danger in pregnancy and childbirth


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.