Laporkan Masalah

Evaluasi Program Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT P) Untuk Balita Gizi Buruk Di Kabupaten Gunungkidul

RIYANTO SUGIH PAMBUDI, SKM, Dr. Toto Sudargo, SKM. M.Kes.

2015 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar Belakang: Prevalensi balita gizi buruk di Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2012 sebesar 0,7% dan masih dibawah target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis bidang kesehatan Kabupaten Gunungkidul sebesar 0,6 %. Balita gizi buruk dan balita gizi kurang, ditindaklanjuti dengan program PMT Pemulihan. Tujuan dari program PMT Pemulihan ini adalah untuk pencegahan dan penanggulangan balita gizi buruk. Pencegahan ditujukan kepada balita gizi kurang, agar status gizinya tidak jatuh menjadi status gizi buruk, sedangkan penanggulangan ditujukan kepada balita gizi buruk agar kondisinya tidak semakin parah. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program PMT Pemulihan ini yaitu terbatasnya anggaran, kurangnya tenaga pelaksana gizi di Puskesmas, pengawasan yang kurang dan pelaporan hasil kegiatan PMT Pemulihan yang tidak tepat waktu. Tujuan penelitian: Untuk mengevaluasi program Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT P) untuk balita gizi buruk di Kabupaten Gunungkidul. Metode : Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan metode kualitatif dan rancangan studi kasus. Subyek penelitian ini adalah Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Kepala Seksi Bina Gizi Masyarakat, Kepala Puskesmas, Tenaga Gizi Puskesmas, Kader Kesehatan dan orangtua balita sasaran pemberian PMT Pemulihan. Instrumen penelitian : Pedoman wawancara, Kuesioner, Check List observasi, Alat perekam suara, Kamera photo dan Laptop. Hasil: Kurangnya pemanfaatan sumber dana lain, baik yang dari pemerintah, swasta maupun masyarakat dan PMT Pemulihan yang diberikan belum memenuhi syarat nilai gizinya. Sumber Daya Manusia untuk petugas gizi profesional di Puskesmas belum mencukupi dan masih adanya rangkap jabatan yang mengakibatkan program PMT Pemulihan tidak berjalan dengan baik. Pencatatan dan pelaporan belum berjalan dengan baik dan Pelaporan masih sering terjadi keterlambatan. Pemantauan dan pendampingan program PMT Pemulihan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan, Puskesmas dan kader kesehatan belum berjalan dengan baik dan tidak melakukan kunjungan rumah. Status gizi balita setelah mendapatkan PMT Pemulihan yang mengalami kenaikan status gizi menjadi lebih baik sebesar 36, 2 %, status gizinya tetap sebesar 58 % dan status gizinya turun sebesar 5,8 %. Kesimpulan: Program PMT Pemulihan bertujuan untuk pencegahan dan penanggulangan balita gizi buruk yang ada di kabupaten Gunungkidul. Dalam penelitian ini program PMT Pemulihan belum berjalan dengan baik dan belum dapat meningkatkan status gizi balita gizi buruk yang mendapatkan PMT Pemulihan secara optimal.

Background: Prevalence of malnutrition in children under five years of age in Gunungkidul Regency was 0.7% in 2012, and it was higher than the specified target in the strategic plan of Health Office of Gunungkidul Regency, namely 0.6%. Children under five years of age with malnutrition or nutrient deficiency were followed up using Supplement Provision for Recovery program. The objective of Supplement Provision for Recovery is to prevent malnutrition in children under five years of age; meanwhile, the preventive measure targeted children under five years of age with malnutrition, to prevent worsening of the condition. The main obstacles in the implementation of Supplement Provision for Recovery was limited budget, lack of health professionals specially appointed for nutrition, lack of supervision and reporting of the program. Objective: To evaluate the Supplement Provision for Recovery for children under five years of age with malnutrition in Gunungkidul Regency Method: A qualitative descriptive research was conducted with case study design. Subjects of the study were Head of Health Office, Head of Public Health Division, Head of Public Nutrition Control Section, Head of Health Center, Nutritionists, health workers, and parents of children under five years of age that received supplement. Instruments of the research included interview guide, questionnaire, observation Check List, recorder, photo camera, and laptop. Results: Lack of use of other funding sources, both from the government, private and community and Recovery PMT given yet qualified nutritional value. In addition, human resources, namely, professional nutritionists, in the Health Center was not adequate and many staffs had to do double jobs. As a result, the Supplement Provision for Recovery program was not optimum. Recording and reporting processes were not optimum, and no home visits had been conducted. When it comes to nutritional status of children under five years of age after receiving the Supplement Provision for Recovery, 36.2% showed status improvement, 58% showed similar status, and 5.8% showed worse status. Conclusion: Supplement Provision for Recovery aims at preventing and eliminating malnutrition in children under five years of age in Gunungkidul Regency. The research found that the Supplement Provision for Recovery was not optimum and unable to improve the nutritional status of children under five years of age with malnutrition after receiving the supplement.

Kata Kunci : Evaluasi, PMT Pemulihan, Balita Gizi Buruk


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.