Laporkan Masalah

KAJIAN KERUSAKAN LINGKUNGAN AKIBAT LAJU EROSI SEBAGAI DASAR MANAJEMEN SUMBERDAYA LAHAN KASUS DI DAS TINALA, MOROWALI, SULAWESI TENGAH

AMELIA HP, Prof.Dr. Totok Gunawan, MS;Dr. Suprapto Dibyosaputro,Drs.,M.Sc.

2016 | Tesis | S2 Ilmu Lingkungan

Masyarakat di Kabupaten Morowali umumnya adalah pemilik kebun dan lahan namun hasil kebun kurang menguntungkan secara ekonomi. Salah satu indikiasi penyebab lahan yang kurang produktif adalah adanya erosi tanah yang menurunkan kesuburan tanah. Erosi tanah tersebut dapat disebabkan oleh pembersihan bagian bawah tegakan kebun kelapa dan cokelat berkala sehingga saat turun hujan lapisan tanah bawah tegakan tidak terlindungi. Saat ini Kabupaten Morowali merupakan salah satu sumber tambang nikel yang potensial. Sebagian wilayah kabupaten ini telah masuk areal konsesi penambangan nikel karena para pemilik lahan lebih menyukai penjualan tanah untuk tambang karena dianggap lebih menguntungkan. Pembukaan lahan untuk kegiatan tambang dapat menyebabkan erosi yang tinggi bila tidak dikelola dengan benar. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi kerusakan lingkungan akibat erosi tanah karena aktivitias di DAS Tinala, berbagai tindakan manajemen lahan yang telah ada di DAS Tinala, dan merumuskan alternatif manajemen sumberdaya lahan yang dapat diterapkan di DAS Tinala. Penelitian ini menggunakan estimasi erosi dengan persamaan RUSLE (Revised Soil Loss Equation) sebagai dasar penilaian kerusakan lingkungan. Pengambilan data dilakukan pada unit lahan hasil tumpang susun peta bentuk lahan, peta lereng, dan peta penggunaan lahan. Manajemen yang telah ada di DAS Tinala diperoleh dari data sekunder dan wawancara. Arahan manajemen lingkungan akibat laju erosi disusun dari hasil estimasi dan disajikan dalam arahan manajemen sumberdaya lahan di unit DAS. Hasil analisis diperoleh bahwa jumlah kerusakan akibat erosi di DAS Tinala kerusakan 0,9-28,54 ton/ha/tahun. Erosi paling besar berada di bentanglahan Lereng antar Pebukitan Denudasional di kelas lereng 3 (15-25%) di lahan perkebunan. Manajemen DAS yang telah ada masih sederhana dan parsial. Lahan pribadi dikelola oleh masyarakat tanpa bantuan pemerintah setempat. Lahan digunakan sebagai permukiman, perkebunan kelapa dan kakao. Ladang juga termasuk banyak diupayakan namun hanya untuk konsumsi pribadi. Kegiatan konservasi tanah pada penggunaan oleh masyarakat juga masih minim. Sebagian lahan masyarakat juga telah masuk areal konsesi pertambangan namun belum beroperasi seluruhnya karena kendala perizinan. Arahan manajemen untuk DAS Tinala antara lain mempertahankan penutupan kawasan hutan yang masih ada, penggunaan bahan penutup tanah (mulsa), silvopastur, penggunaan pagar hidup.

Lots of people in Morowali District depend their life on agricultural activity. But majority of them have not reach enough financial benefits due to the low yield. Soil erosion is indicated as one of cause unrpoductive land. The farmers are not concerning in soil conservation. They just clear the ground from weeds and do not use any soil fertilizer. Unbeneficial agricultural activity make them preffer giving land tenure rights for mining which is more profitable. Even mining activity have not operated yet but it is a another potential environmental damage. This research was conduced in Tinala River Basin that can represented Morowali District. It estimated soil erosion, discovered land management in Tinala Basin, and made environmental planning. The research used Revised Universal Soil Loss Equation (RUSLE) for estimating erosion. Sample were located in stratified random sampling from overlaid land use map, slope map, and landform map. Land management data taken from secondary data and inreview. Environmental planning for land resources management are presented in a matrix. Result show that erosiron rate range between 0,9-28,05 ton/ha/year. The largest soil erosion occured on Slopes between Denudated Hills in slope steepnes between 15-25% used for cacao and coconut stands. Land in Tinala Basin are simply managed by land owner. Majority of them use no soil conservation. Government does not involved much in the bussiness. Agricutural activities dominated by cacao and coconut stands. Small field also other landuse in Tinala Basin. Most of land tenure right of people which are still rainforests have been given for mining but have not operated yet. Mulching, silvopasture, and living fences was suitable in this case. Participation from government and investors are needed to improve agricultural activity.

Kata Kunci : DAS, erosi tanah, kerusakan lingkungan, manajemen sumberdaya lahan

  1. S2-2016-357004-bibliography.pdf  
  2. S2-2016-357004-tableofcontent.pdf  
  3. S2-2016-357004-title.pdf