Faktor Risiko Kejadian DBD dan Status Entomologi Nyamuk Aedes aegypti di Kota Purwokerto
M. SYAIRAJI, dr. Tri Baskoro T. Satoto, M.Sc., Ph.D; drg. Dibyo Pramono,SU,MDSc
2015 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan MasyarakatLatar Belakang Kabupaten Banyumas merupakan salah satu wilayah endemis DBD di Jawa Tengah dengan peningkatan IR DBD 12,61; CFR 2,01% pada tahun 2012 menjadi IR 32,14; CFR 0,74% pada tahun 2013 dan 50 % diantaranya terdapat di Kota Purwokerto. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan faktor risiko pengetahuan, sikap, perilaku, keberadaan jentik dan status maya index terhadap kejadian DBD serta status resistensi nyamuk Ae. aegypti di Kota Purwokerto terhadap malation. Metode Penelitian ini merupakan studi observasional analitik dengan rancangan penelitian case control. Defini kasus adalah kepala rumah tangga (Bapak/Ibu) yang anggota keluarganya menderita DBD di Kota Purwokerto tahun 2013 dan 2014 dan kontrol adalah kepala rumah tangga yang bertempat tinggal dalam radius ±400 meter dari kasus dimana anggota keluarganya tidak ada yang terkena DBD tahun 2013 -2014 dengan jumlah sampel 100 orang tiap kelompok kasus dan kontrol dari perhitungan besar sampel uji hipotesis Odds Ratio Lemeshow (OR:2,5; α: 5%; β: 80%). Alat ukur penelitian menggunakan kuesioner dan check list. Analisis bivariat dengan chi square dan multivariat menggunakan regresi logistik. Uji resistensi menggunakan metode succeptibility test sesuai standar WHO. Hasil Berdasarkan analisis bivariat didapatkan nilai Odds Ratio (OR) pengetahuan rendah: 0,39, pengetahuan sedang: 0,99, sikap rendah: 0, sikap sedang: 1,09, perilaku 3M: 1,12, keberadaan jentik: 2,09, maya index tinggi: 2,14, maya index sedang: 1,44. Dari analisis multivariat didapatkan nilai OR keberadaan jentik: 2,35, maya index tinggi: 2,14. Persentase kematian nyamuk pada uji resistensi adalah 23%. Kesimpulan Variabel pengetahuan, sikap, perilaku, keberadaan jentik, dan maya index sedang tidak memiliki hubungan terhadap kejadian DBD. Variabel maya index tinggi memiliki hubungan terhadap kejadian DBD. Nyamuk Ae. aegypti di Kota Purwokerto telah resisten terhadap malation
Background Banyumas District is one of the endemic area in Central Java with increased IR of DHF from 12,61; CFR 2,01% in 2012 to 32,14; CFR 0,74% in 2013 where 50% of that cases occurred in Purwokerto City. The objective of this study is to know the relationship between knowledge, attitude, practice, the existence of larvae and status of maya index towards DHF and also resistance status of Ae aegypti in Purwokerto City towards malathion. Method This research is observasional analytic with case control study design. Cases are household head (father/mother) which one or more member of family infected DHF in 2013 and 2014 who live in Purwokerto City. Controls are household head who live in radius 400 meters from cases which no one member of family infected DHF in 2013 and 2014 with 100 samples in each cases and controls group that calculated from hypothesis test of Odds Ratio (OR) by Lemeshow (OR:2,5; α: 5%; β: 80%). This study using questionnaires and check list for the instrument. Bivariate analysis using chi square and multivariate analysis using logistic regression. Resistance test method using standard susceptibility test by WHO. Result Based on bivariate analysis, OR of low knowledge: : 0,39, moderate knowledge: 0,99, low attitude: 0, moderate attitude: 1,09, practice: 1,12, the existence of larvae: 2,09, high maya index: 2,14, moderate maya index: 1,44. Based on multivariate analysis, OR of the existence of larvae: 2,35, high maya index: 2,14. The percentage of deaths mosquito in resistance test is 23%. Conclusion Knowledge, attitude, practice, the existence of larvae, and moderate maya index have no relationship with the incidence of DHF. High maya index has relationship with the incidence of DHF. Ae. aegypti in Purwokerto has been resistant to malation.
Kata Kunci : demam berdarah dengue, faktor risiko, status entomologi