Laporkan Masalah

PENAMBAHAN HIDROKSIAPATIT SINTESIS KALSIT SEBAGAI BAHAN PENGISI SILER RESIN EPOKSI (Kajian sifat fisik, kerapatan penutupan apikal, kelarutan, daya antibakteri, dan toksisitas)

EMA MULYAWATI, Prof. dr. Marsetyawan HNES, M.Sc., Ph.D.

2015 | Tesis | S3 Ilmu Kedokteran Gigi

Kegagalan perawatan saluran akar (PSA) sebagian besar karena kebocoran apikal bahan obturasi terutama pada siler. Hidroksiapatit (HA) sintetis telah digunakan sebagai bahan pengisi material kedokteran gigi seperti bahan restorasi resin komposit karena sifat biologisnya bagus. Hidroksiapatit sintesis kalsit merupakan HA yang dihasilkan dari mineral kalsit yang banyak diperoleh dari daerah pertambangan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi berbagai konsentrasi HA sintesis kalsit sebagai bahan pengisi siler resin epoksi terhadap sifat fisik, kerapatan penutupan apikal, kelarutan, daya antibakteri terhadap Enterococcus faecalis dan toksisitas terhadap kultur jaringan. Tiap pengujian dalam penelitian ini menggunakan 30 sampel yang terdiri atas 6 kelompok yaitu kelompok HA-0% (kelompok kontrol), HA-10%, HA-20%, HA-30%, HA-40% dan HA-50%, tiap kelompok masing-masing 5 sampel. Pengujian sifat fisik meliputi pengukuran sudut kontak, ketebalan film dan kekerasan mikro. Pengukuran sudut kontak dilakukan 3 menit dan 10 menit setelah pengadukan. Pengukuran ketebalan film dilakukan sesuai prosedur ISO 6876 menggunakan sliding caliper berskala mikron. Kekerasan mikro siler diukur menggunakan Vickers microhardness tester. Kerapatan penutupan apikal diamati dengan teknik Scanning Electron Microscope (SEM) dan pembacaan hasil kerapatan menggunakan program Autocad yang akan mendapatkan nilai persentase kerapatan. Pengujian kelarutan meliputi weight loss pada perendaman dengan akuades selama 24 jam serta water sorption dan kelarutan pada perendaman dengan Simulated Body Fluid (SBF) selama 28 hari. Pengukuran daya antibakteri dengan teknik difusi menggunakan media Mueller Hinton Agar (MHA) dengan E. faecalis berasal dari American Type Culture Collection (ATCC 29212). Pengukuran toksisitas dengan teknik kultur jaringan menggunakan sel vero dengan metode esei Methyl Thiazol Tetrazoliumbromide (MTT). Semua kelompok menunjukkan sudut kontak < 90o dan ketebalan film < 50μm. Penambahan HA-10% sampai dengan 30% menunjukkan kekerasan mikro yang meningkat. Pengukuran kerapatan apikal pada kelompok siler HA-20%, 30%, dan 40% menunjukkan peningkatan. Uji kelarutan menunjukkan penurunan kelarutan pada siler HA-10%, 20%, 30%, 40%, dan 50%. Pengukuran daya antibakteri terhadap E. faecalis menunjukkan penurunan pada HA-20%, 30%, 40%, dan 50%, sedangkan uji toksisitas menunjukkan penurunan pada kelompok HA-10%, 30%, 40%, dan 50%. Kesimpulan penelitian ini bahwa penambahan HA síntesis kalsit sebagai bahan pengisi siler pada konsentrasi 30% menaikkan kualitas siler.

Most of Root Canal Treatment (RCT) failures were caused by apical leakage on the obturation material, particularly on the sealer. Synthetic hydroxyapatite (HA) was used as a filler material in dentistry such as composite resin restoration material, because of its good biological properties. Calcite synthesized hydroxyapatite was a kind of HA resulted from calcite mineral commonly found in some mining region in Indonesia. The aim of this research was to evaluate various calcite synthesized HA concentrations as a filler material of epoxy resin sealer on physical properties of the material, apical sealing ability, solubility, antibacterial effect against E. faecalis and tissue culture toxicity. Thirty samples used in this study was divided into 6 groups namely : 0%-HA (control group), 10%-HA, 20%-HA, 30%-HA, 40%-HA, 50%-HA. Each group contains 5 samples. Physical properties test consisted of contact angle measurement, film thickness and micro hardness test. Contact angle measurement was done 3 minutes and 10 minutes after it was mixtured. Film thickness measurement was done according to ISO 6876 using micro-scale sliding caliper. The micro hardness of the sealer was measured using Vickers Microhardness Tester. The apical sealing ability was observed using Scanning Electron Microscope (SEM). The apical sealing ability value would be scored using Autocad. Solubility test was done by measuring weight loss after immersing in aquadest for 24 hours. Water sorption and solubility test was done after immersing in Simulated Body Fluid (SBF) for 28 days. Antibacterial effect was tested using Mueller Hinton Agar (MHA) and E. faecalis from American Type Culture Collection (ATCC 29212). Toxicity was evaluated using tissue culture with vero cell. Method used to evaluated was Methyl Thiazol Tetrazoliumbromide (MTT) assay technique. All group showed <90˚ contact angle and <50μm film thickness. Increasing micro hardness value could be seen in group 10% HA, 20% HA, followed by 30% HA. Increasing apical sealing ability value could be noticed in group 20% HA, 30% HA, followed by 40% HA. Decreasing solubility level could be seen in sealer 10% HA, 20% HA, 30% HA, 40% HA, followed by 50% HA. Antibacterial effect against E. faecalis declined from group with 20% HA, 30% HA, 40% HA followed by group with 50% HA. Toxicity value was decreased from group with 10% HA, 30% HA, 40% HA, and 50% This research concludes that additional calcite synthesized HA as a filler material of sealer on 30% of concentration would increase sealer quality.

Kata Kunci : Hidroksiapatit síntesis kalsit, sifat fisik, kerapatan penutupan apikal, siler, kelarutan, daya antibakteri, toksisitas


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.