Laporkan Masalah

Investasi Pendidikan Di Kalangan Keluarga Karyawan Perkebunan

DIAH OKTAFIANTI, Dr. Pujo Semedi

2015 | Tesis | S2 ILMU ANTROPOLOGI

Masyarakat perkebunan merupakan masyarakat yang unik. Mereka datang dari berbagai suku bangsa, Jawa, Batak, Melayu, Dayak, NTT. Semuanya tinggal di Emplasmen. Di sana, orang-orang bekerja sebagai karyawan dengan keahlian khusus, sehingga merasa jika status sosialnya lebih tinggi daripada karyawan lapangan yang ada di Afdeling. Hal ini memungkinkan mereka tumbuh sebagai pribadi yang percaya diri, begitu juga dengan keluarganya. Secara umum, karyawan Emplasmen lebih mapan secara ekonomi, lebih luas wawasannya, juga lebih tinggi tingkat pendidikannya, sehingga lebih terbuka terhadap perubahan. Sebagai pusat pemerintahan perusahaan, Emplasmen punya fasilitas lebih baik. Akan tetapi, keluarga karyawan Emplasmen tetap merasa akan lebih baik jika tinggal di luar area perkebunan. Inilah yang menyebabkan penting bagi mereka untuk mengirim anak-anaknya melanjutkan pendidikan SMU dan perguruan tinggi di kota. Selain fasilitas dan akses yang lebih baik, kota menawarkan kualitas pendidikan yang lebih baik pula. Selepas pendidikannya, anak-anak tidak mau kembali ke kebun. Dengan kualifikasi pendidikan diploma dan sarjana, mereka memilih tinggal dan berkarir di kota. Penelitian tentang Investasi Pendidikan di Kalangan Keluarga Karyawan Perkebunan ini bertujuan untuk mengetahui investasi apa yang dipilih oleh keluarga kebun dan apakah investasi itu ditujukan untuk mempersiapkan masa depan anak kebun di luar kegiatan perkebunan. Dari partisipasi observasi yang dilakukan, diketahui bahwa pendidikan dipandang sebagai investasi menarik dan saat ini dianggap terbaik di kalangan masyarakat perkebunan. Melalui pendidikan, anak kebun dapat bersaing bebas dan punya posisi tawar lebih tinggi daripada orang tuanya, sehingga diharapkan dapat meningkatkan status sosial keluarga. Keluarga kebun tak punya keinginan khusus untuk keluar dari sektor perkebunan yang membesarkannya. Banyak di antara anak-anak kebun memilih pendidikan perkebunan dan pertanian. Kalaupun anak-anak kebun harus kembali bekerja di sektor perkebunan dan pertanian, mereka berharap anak-anak itu akan menempati pos-pos lebih baik daripada orang tuanya. Kata kunci : pendidikan, perkebunan, investasi, keluarga, anak kebun

A plantation society is a unique society. They come from various ethnic groups, such as Java, Batak, Malay, Dayak, NTT. All of them live in Emplasmen, where people work as special skill employees, therefore they have the feeling of higher social status than field employees in Afdeling. This matter brings possibility to make them as confident personalities, as well as their family. Generally, Emplasmen employees are more stable economically, broader in knowledge, and higher in education level, thus are more open towards changes. As the central of company management, Emplasmen have better facilities. However, Emplasmen employees families feel that it is better if they live outside the plantation area. Therefore, it is important for them to send their children to go to continue their education in senior high school and university in the city. Besides a better facilities and access, the city offers better education as well. After completed the education, they do not want to come back to the plantation area. By diploma and bachelor education qualification, they prefer to live and have a career in the city. This research of Education Investment in Plantation Employees Family is purposed to find out what investment that selected by the family and does the investment directed to prepare the future of the children in the plantation area outside the plantation activity. From the undertaken participation observation, it was find out that education was regarded as interesting investment and considered as the best one in plantation society. Through the education, the plantation children were able to compete independently and owned higher negotiate position than their parents, therefore they were expected to improve their family social status. The family did not have the wish to leave the plantation sector which was grown them up. Many of plantation children who chosed plantation and agriculture education. If they must return to work in plantation and agriculture sectors, the parents were expected that their children will occupy better position than theirs. Keywords: education, plantation, investment, family, plantation children

Kata Kunci : pendidikan, perkebunan, investasi, keluarga, anak kebun; education, plantation, investment, family, plantation children


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.