FACTORS TO PROMOTE COMMUNITY RESILIENCE IN DISASTER PRONE AREA: A CASE STUDY OF INDONESIAN VILLAGE POLICY FOR RESILIENCE TO DISASTER
WIJI LESTARI, Sani Roychansyah, ST., M.Eng., D.Eng.
2014 | Tesis | S2 Perencanaan Kota dan DaerahPenelitian ini berfokus pada ketangguhan masyarakat di daerah rawan bencana khususnya pada desa-desa di Indonesia yang menerapkan kebijakan desa tangguh bencana. Kebijakan desa tangguh bencana membagi desa menjadi 3 kategori: desa tangguh bencana utama, desa tangguh bencana madya, dan desa tangguh bencana pratama. Ada beberapa aspek untuk menentukan termasuk dalam kategori apa suatu desa. Aspek-aspek tersebut adalah: legislasi, perencanaan, kelembagaan, pendanaan, pembangunan kapasitas, dan penyelenggaran penanggulangan bencana. Dengan menggunakan indikator ketangguhan masyarakat yang diusulkan, yaitu kemampuan untuk mengantisipasi, kapasitas untuk membangun kembali dirinya sendiri dan kemampuan untuk belajar dari pengalaman, diperoleh hasil bahwa predikat sebagai desa tangguh bencana utama bukanlah merupakan jaminan bahwa ketangguhan masyarakat di desa tersebut lebih baik daripada ketangguhan masyarakat di desa tangguh bencana madya. Dalam penelitian ini masyarakat di desa tangguh madya memiliki ketangguhan yang lebih baik daripada masyarakat di desa tangguh bencana utama. Faktor- faktor yang berpengaruh pada ketangguhan masyarakat adalah modal sosial, agama, dan peran pemerintah desa. Sebuah desa yang memiliki ketangguhan masyarakat yang lebih baik karena modal sosial, agama dan peran pemerintah desa memiliki hubungan yang signifikan. Desa yang memiliki ketangguhan masyarakat lebih rendah karena tidak semua faktor tersebut memiliki hubungan yang signifikan. Kata kunci: ketangguhan masyarakat, modal sosial, agama, peran pemerintah desa
This research focuses on community resilience in disaster prone area especially Indonesian villages which implemented disaster resilient village policy. The Indonesian disaster resilient village policy divides villages into 3 categories: advance resilient village, intermediate resilient village and basic resilient village. There are some aspects to determine whether a village called resilience to disaster. Those aspects are: risk legislation, planning, institutional, funding, capacity building, and disaster management implementation. By using proposed indicators of community resilience which are capacity to anticipate, capacity to rebuild itself, and capacity to learn from the experiences, resulted that predicate as advance resilient village is not a warranty the community in the village have better resilience than community in intermediate resilient village. The community in advance resilient village intermediate resilient village in this study has better community resilience than community in advance resilient villages. The factors promotes community resilience are social capital, religious beliefs, and the role of local government. A village which has better community resilience is because social capital, religious beliefs and the role of local government have a significant relation. The village which has lower community resilience is because not all of the factors have a significant relation. Keywords: community resilience, social capital, religious beliefs, the role of local government
Kata Kunci : community resilience, social capital, religious beliefs, the role of local government; ketangguhan masyarakat, modal sosial, agama, peran pemerintah desa