Laporkan Masalah

PERAN PERAWAT DALAM PENANGANAN NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA DAN ZAT ADIKTIF LAIN DI PUSKESMAS KOTA YOGYAKARTA

LAILY NAFIATI, Purwanta, S.Kp., M.Kes.

2014 | Skripsi | ILMU KEPERAWATAN

Latar belakang: Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lain merupakan masalah global yang terjadi baik di negara maju maupun negara berkembang. Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu wilayah dengan kasus penyalahgunaan NAPZA tertinggi di Indonesia dengan prevalensi sebesar 2,8% dari jumlah penduduk yang rentan menggunakan NAPZA (2,5 juta orang). Perawat sebagai bagian dari tenaga kesehatan wajib melaksanakan fungsi dan perannya sesuai standar dalam penanganan penyalahgunaan NAPZA, dan setiap puskesmas seharusnya terdapat tenaga kesehatan khususnya perawat yang memiliki kemampuan dalam menangani kasus penyalahgunaan NAPZA. Tujuan: Untuk mengetahui gambaran peran perawat dalam penanganan Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif lain di Puskesmas Kota Yogyakarta. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 76 orang yang merupakan perawat umum yang bekerja di seluruh Puskesmas Kota Yogyakarta. Pengambilan sampel dengan teknik total sampling. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner peran perawat. Analisis data menggunakan distribusi frekuensi. Hasil: Distribusi frekuensi peran perawat dalam penanganan NAPZA dari 76 responden yang bekerja di puskesmas diperoleh bahwa kategori Baik sebanyak 12 orang (15.8%), Cukup sebanyak 12 orang (15.8%), dan Kurang sebanyak 52 orang (68.4%). Dari kelima peran yang dilakukan perawat, yang memiliki nilai kategori baik paling tinggi adalah peran sebagai edukator (13.2%), kemudian kolaborator (11.8%), advokator (7.9%), koordinator (7.9%), dan pemberi asuhan keperawatan (3.9%). Kesimpulan: Peran perawat dalam penanganan NAPZA di puskesmas yang dilihat dari 5 aspek yaitu peran sebagai pemberi asuhan keperawatan, advokator, edukator, kolaborator, dan koordinator menunjukkan kategori kurang.

Background: Problems abuse of narcotics, psychotropic and other addictive substances is a global problem that occurs in developed and developing countries. Yogyakarta is one of the areas with the highest drug abuse cases in Indonesia, with a prevalence of 2.8% of the total population of Indonesia is prone to use drugs (2.5 million people. Nurses as part of health personnel is absolutely mandatory to implement the functions and roles according to standards of drug abuse, and should in every health center are evenly health workers, especially nurses who have the ability to handle. Objective: To reveal the role of nurses in the handling of narcotics, psychotropic and other addictive substances in the health center of Yogyakarta. Method: This research is descriptive quantitative. The samples in this study were 76 people who are general nurses working in health centers throughout the city of Yogyakarta. Sampling with a total sampling technique. Data obtained using a questionnaire nurse role. Analysis of data using frequency distributions. Result: Frequency distribution of the nurse's role in drug treatment of 76 respondents who work in community health centers found that as many as 12 people Good category (15.8%), Quite as many as 12 people (15.8%), and Less as many as 52 people (68.4%). Of the five roles do nurses, which has the highest value of both categories is the role of educators (13.2%), collaborators (11.8%), advocates (7.9%), coordinator (7.9%), and providers of nursing care (3.9%) . Conclusion: The role of the nurse in drug treatment at the health center seen from five aspects, namely the role as provider of nursing care, advocate, educator, collaborator, and coordinator showed less category.

Kata Kunci : NAPZA, Narkotika, Peran Perawat, Puskesmas


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.