PERMINTAAN MAAF DALAM BAHASA INGGRIS AUSTRALIA DAN BAHASA INDONESIA SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK LINTAS BUDAYA TENTANG STRATEGI KESOPANAN BERBAHASA
subandi, Prof. Dr. I Dewa Putu Wijana, S.U., M.A.
2014 | Tesis | S2 LinguistikPenelitian ini mengkaji pemintaan maaf dalam bahasa Inggris Australia dan permintaan maaf dalam bahasa Indonesia. Penelitian ini dilakukan secara deskriptif dengan pendekatan pragmatik yaitu pengkajian yang dilakukan dengan melihat sudut pandang penggunaan bahasa dalam konteks tertentu. Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan bentuk-bentuk yang digunakan dalam menyatakan permintaan maaf dalam bahasa Inggris Australia dan bahasa Indonesia, serta menjelaskan perbedaan dan persamaan strategi kesopanan berbahasa yang digunakan untuk menyatakan permintaan maaf ditinjau dari sudut pandang budaya penutur bahasa Inggris Australia dan budaya penutur bahasa Indonesia. Untuk mempelajari permintaan maaf dalam bahasa Inggris Australia dan bahasa Indonesia diperlukan data yaitu tuturan-tuturan permintaan maaf. Data dikumpulkan dengan menggunakan teks melengkapi wacana. Sampel yang digunakan untuk memperoleh data tersebut yaitu 14 penutur bahasa Inggris Australia dan 20 penutur bahasa Indonesia (Jawa). Sedangkan dalam menganalisis data digunakan metode padan pragmatik. Dari hasil analisis data ditemukan bahwa dari segi bentuk ungkapan permintaan maaf yang digunakan, kedua penutur dalam merealisasikan permintaan menggunakan strategi permintaan maaf yang dinyatakan secara eksplisit dan implisit seperti; ungkapan pengakuan tanggung Jawab, ungkapan meyangkal mengakui tanggung jawab, tawaran perbaikan, ungkapan memberikan janji, penjelasan terhadap situasi, ungkapan berterima kasih, ungkapan memberikan harapan, dan ungkapan rasa malu, serta kombinasi keduannya. Ungkapan permintaan maaf yang dinyatakan dengan ungkapan mengalihkan perhatian dan ungkapan meminta hanya direalisaiskan oleh penutur bahasa Indonesia. Sedangkan permintaan maaf yang dinyatakan dengan ungkapan menyangkal untuk bertanggung jawab dan ungkapan menyerang lawan tutur hanya direalisasikan oleh penutur bahasa Inggris Australia. Dari sudut pandang kebudayaan ditemukan perbedaan yang muncul karena pengaruh budaya yang berbeda antara lain: Penutur bahasa Indonesia sangat menghormati usia dan kelas sosial dalam mewujudkan permintaan maaf. Namun sebaliknya penutur bahasa Inggris Australia lebih cenderung mengabaikan usia ataupun status sosial. Hal ini dikarenakan perbedaan ideologi sosial. Strategi yang digunakan oleh penutur bahasa indonenesia dalam merealisasikan permintaan maaf cenderung lebih bervariasi dan panjang dibandingkan dengan penutur bahasa inggris australia. Ini kemungkinan disebabkan oleh perbedaan pola kaidah dalam bergaul diantara kedua penutur. Kata kunci: Pragmatik, Strategi Permintaan Maaf, lintas budaya, kesopanan
This study examines the apology in Australian English and in Indonesian. This study applied a pragmatic approach that is descriptive study conducted with considering the viewpoint of the language use in a particular context. it explains the forms used to express an apology in Australian English and Indonesian, as well as to explain the differences and similarities of language politeness strategies used to express an apology from the point of view of the Australian English and of the Indonesian culture . To learn apology in the Australian English and the Indonesian needs data of speech act of apology. It was collected using discourse complementary text (DCT) by taking 14 Australian English speakers and 14 Indonesian speakers ( Javanese ) as respondents . While, in analyzing the data, it used pragmatic match method. From the results of the data analysis found that in terms of the form of expression of apology used, the two speakers realized the apology stated explicitly and implicitly as; expression of recognition responsibility, expression of denial to admit liability, offering for repair, expression of promises, explanation of the situation, expression of giving thank, expression of hope, and expression of shame, and combination of both (explicit and implicit). Expression of distraction of hearer's attention and expression of asking only realized by Indonesian speakers. While the expression of denial to admit liability and expression of attacking to the hearer are only realized by Australian English speakers . From the point of view of culture the differences that appear as a result of different culture are: The Indonesian Speakers tend to respect age and social class in realizing apology. Meanwhile, The Australian English speakers were more likely to ignore age or social status. It is likely as a result of social ideology. The Indonesian speakers tend to use apology strategy more variative and longer than the Australian speakers. It is likely as a result of difference of principle pattern in interaction between the speakers. Keywords : Pragmatics, Apology Strategy, Cross-Culture, Politeness
Kata Kunci : Pragmatik, Strategi Permintaan Maaf, lintas budaya, kesopanan