Laporkan Masalah

PESTA PADA MASYARAKAT JAWA KUNO DALAM UPACARA PENETAPAN SIMA (TINJAUAN BERDASARKAN PRASASTI MASA BALITUNG ABAD IX-X M)

LIA NURI RAHMAWATI, Mimi Savitri, S.S., M.A.

2014 | Skripsi | ARKEOLOGI

Penelitian ini membahas mengenai prosesi pesta dalam upacara penetapan sima pada masa Jawa Kuno. Pesta merupakan sebuah aktivitas yang hampir dapat dipastikan selalu ada dalam sebuah upacara walaupun kedudukannya dalam sebuah upacara adalah sebagai pelengkap. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran prosesi pesta pada masa lampau (Jawa Kuno) saat menyelenggarakan upacara sima dan mengetahui sifat pesta tersebut dalam upacara penetapan sima. Selain itu, tujuan penelitian ini juga memberikan informasi serta merekonstruksi aspek-aspek kehidupan masa lampau melalui upacara yang berlangsung saat ini. Metode yang digunakan dala penelitian ini adalah penalaran induktif dengan menggunakan pendekatan etnoarkeologi. Data utama yang digunakan bersumber dari prasasti abad IX-X Masehi pada masa pemerintahan Raja Balitung yang berjumlah enam buah, yakni prasasti Mantyasih I, Mantyasih III, Wukajana, Rukam, Panggumulan, dan Taji. Data dari prasasti tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan data pendukung berupa data etnografi. Data etnografi yang digunakan dalam penelitian ini adalah tradisi upacara Rasulan di kecamatan Girisubo Gunungkidul, dimana data tersebut dihasilkan melalui wawancara dan observasi lapangan. Kesimpulan pesta dari penelitian ini adalah terdapat dua kali pelaksanaan aktivitas makan minum dalam sebuah upacara, dan keduanya bersifat profan. Aktivitas pesta tersebut menjadi satu rangkaian dengan upacara yang bersifat sakral. Aktivitas utama dalam pesta adalah perjamuan makan minum dan ada kalanya disertai dengan atraksi hibuan. Pesta digunakan sebagai sarana ucapan selamat datang, ajang bersenang-senang dan bersuka ria, serta sebagai ungkapan syukur.

This research discusses the procession of celebration in inaugural ceremony of sima in Ancient Javanese era. Celebration is an activity almost certainly appeared in every ceremony though the position is only complementary. The objectives of this research are to understand the illustration of a procession in celebration in the past (Ancient Javanese) while organizing the inaugural ceremony of sima, to know the nature of the celebration in the inaugural ceremony of sima and also to give information and to reconstruct the aspects of past life through the ceremony held nowadays. Method used in this research is inductive reasoning with ethno-archeological approach. The main data is taken from 6 inscriptions of the IX-X century in the reign of King Balitung. Those are Mantyasih I, Mantyasih II, Wukajana, Rukam, Panggumalan, and Taji. Then, the data is analyzed using supporting data in the form of ethnographic data. The ethnographic data is taken from the tradition of the Rasulan ceremony in Girisubo Gunungkidul by interview and field observation. The conclusion from this research is two executions of eating and drinking activities are occurred in a ceremony and both of them are profane. The activity of the celebration becomes a series with the sacred ceremony. The main activity in a celebration is banquet and sometimes accompanied by entertainment activity. Celebration is used as medium of greeting, an event of fun and an expression of gratitude.

Kata Kunci : pesta, makanan-minuman, upacara sima, prasasti, etnoarkeologi


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.