Pertanian merupakan sektor yang sangat penting untuk menunjang ketersediaan pangan. Ketersediaan air yang cukup untuk tanaman akan memberikan hasil yang baik terhadap produksi pertanian. Untuk menyediakan air yang cukup bagi pertumbuhan tanaman dibuat sistem penyediaan air yaitu dengan membuat saluran irigasi. Tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui jumlah ketersediaan air yang ada di Bendung Boro, (2) mengetahui jumlah kebutuhan air pertanian di Daerah Irigasi Boro, (3) mengetahui evaluasi imbangan air antara kebutuhan air pertanian dengan ketersediaan air di Daerah Irigasi Boro. Metode untuk mengetahui jumlah ketersediaan air menggunakan perhitungan debit probabilitas dari debit Sungai Bogowonto di Bendung Boro tahun 2001-2010. Perhitungan kebutuhan air pertanian menggunakan data suhu udara, radiasi matahari, kecepatan angin, curah hujan, kelembaban udara, pola tanam, perkolasi dan luas lahan pertanian. Jumlah kebutuhan air diketahui dari perhitungan kebutuhan air tanaman (CWR), kebutuhan air petak sawah (FWR) dan kebutuhan air untuk seluruh lahan pertanian (PWR). Perhitungan CWR mencakup perhitungan evaporasi menggunakan metode Penman. Perhitungan FWR mencakup perhitungan hujan efektif menggunakan metode SCS-USDA dan perkolasi menggunakan persamaan Van Genuchten. Perhitungan PWR mencakup perhitungan efisiensi saluran irigasi menggunakan metode inflow-outflow. Evaluasi imbangan air dilakukan dengan membandingkan jumlah ketersediaan air dengan jumlah kebutuhan air pertanian. Hasil penelitian menunjukkan jumlah ketersediaan air di Bendung Boro meningkat pada musim hujan dengan jumlah terbesar terjadi pada bulan Februari yaitu sebesar 26517,71 liter/detik dan menurun pada musim kemarau dengan jumlah terkecil terjadi pada bulan Agustus yaitu sebesar 354,33 liter/detik. Jumlah kebutuhan air untuk pertanian dengan pola tanam padi-padi-palawija tertinggi terjadi pada musim tanam padi bulan Mei I sebesar 5804,24 liter/detik dan terendah pada musim tanam palawija bulan September II sebesar 67,68 liter/detik. Hasil evaluasi imbangan ketersediaan dan kebutuhan air menunjukkan terjadi kekurangan air pada bulan Oktober I sebesar 1372,59 liter/detik, bulan Oktober II sebesar 1044,12 liter/detik, bulan Mei II sebesar 969,27 liter/detik, bulan Juni I sebesar 2215,11 liter/detik dan bulan Juni II sebesar 465,95 liter/detik.

Agriculture is a very important thing to support a food supply. The availability of adequate water for crops will give a good results on agricultural production. To provide sufficient water for plant growth it can be made some water supply systems by build irrigation systems channels. The purpose of this research is (1) identify the amount of water availability at Boro Weir, (2) identify the amount of agriculture water requirement at Boro Irrigation Area, (3) know the evaluation of water balance between agriculture water requirement and water availability in Boro Irrigation Area. Method to identify the number of water availability is use probability analysis of the Bogowonto streamflow at the Boro weir for 10 years period. Calculation of water requirement on agricultural lands using the data of air temperature, solar radiation, wind speed, rainfall, humidity, cropping patterns, percolation and the area of agricultural land. The amount of water requirement is identify from the calculation of crop water requirement (CWR), farm water requirement (FWR) and project water requirement (PWR). CWR calculation includes calculation of evaporation using Penman method. FWR calculation includes calculation of effective rainfall use SCS-USDA method and percolation use Van Genuchten equation. PWR calculation includes calculation of irrigation channel efficiencies use inflow-outflow method. Evaluation of water balance is made by comparing the number of water availability and agriculture water requirement. The results showed that the water supply increased in the rainy season with the highest value occured in February at 26517,71 liters/sec and decreased during the dry season with the lowest value occurred in August at 354,33 liters/sec. The number of irrigation water requirement for paddy-paddy-palawija cropping pattern get the highest value on paddy planting season that occured in May I at 5804,24 liters/sec and get the lowest value on palawija planting season that occured in September I at 67,68 liters/sec. The results of water balance analysis between water supply and agriculture water requirement indicates there is shortage of water requirement that occurred in October I at 1372,59 liters/sec, October II at 1044,12 liters/sec, May II at 969,27 liters/sec, June I at 2215,11 liters/sec and June II at 465,95 liters/sec.

Kata Kunci : irigasi, kebutuhan air pertanian, ketersediaan air