Latar Belakang: Prevalensi penyakit kecacingan masih cukup tinggi di Indonesia. Sangat dibutuhkan pemeriksaan kecacingan yang sensitif dan spesifik. Tujuan: Membandingkan sensitivitas dan spesifisitas antara pemeriksaan kecacingan metode langsung dan metode pengapungan dengan garam jenuh serta mengetahui hubungannya dengan intensitas infeksi. Metode: Analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji diagnostik untuk menilai sensitivitas dan spesifisitas metode langsung dan metode pengapungan. Hasil pemeriksaan kedua metode dilihat hubungannya dengan intensitas infeksi. Hasil: Hanya ditemukan dua jenis cacing usus yang merupakan agen infeksi, yaitu A.lumbricoides dan T.trichiura. Deteksi telur cacing A.lumbricoides dengan pemeriksaan metode langsung memiliki sensitivitas 80%, nilai duga positif 100% dan nilai duga negatif 96%. Metode pengapungan memiliki sensitivitas 60%, nilai duga positif 100%, nilai duga negatif 92%. Kedua metode metode memiliki spesifisitas 100% dalam mendeteksi telur A.lumbricoides. Deteksi telur cacing T.trichiura dengan metode langsung memiliki sensitivitas 42%, nilai duga positif 100% dan nilai duga negatif 66%. Metode pengapungan memiliki sensitivitas 64%, nilai duga positif 100%, nilai duga negatif 76%. Kedua metode memiliki spesifisitas 100% dalam mendeteksi telur T.trichiura. Intensitas telur cacing memiliki hubungan sebanding dengan hasil pemeriksaan dalam mendeteksi telur cacing A.lumbricoides dan T.trichiura. Kesimpulan: Metode langsung memiliki sensitivitas lebih tinggi dalam mendeteksi telur cacing A.lumbricoides, sedangkan dalam mendeteksi telur cacing T.trichiura metode pengapungan memiliki sensitivitas lebih tinggi. Spesifisitas kedua metode sama baik dalam mendeteksi telur cacing A.lumbricoides maupun T.trichiura. Terdapat hubungan sebanding antara intensitas dengan hasil pemeriksaan langsung maupun pengapungan dalam mendeteksi telur cacing A.lumbricoides dan T.trichiura.

Background: The prevalence of helminth infections in Indonesia is still high. A fast, simple but high sensitive and specific examination to help in diagnosing helminthic infections is needed. Objective: This study aims to know the sensitivity and specificity of direct and floatation methods, and its relation with intensity of infection. Method: This is an analytic observational study. The analysis used in this research is diagnostic test to know the sensitivity and specificity of two methods. Result: There are two types of helminthes found in this research i.e A.lumbricoides and T.trichiura. Detection of A.lumbricoides eggs with direct method has sensitivity 80%, positive predictive value 100% and negative predictive value 96%. With floatation method the sensivity is 60%, positive predictive value 100% and negative predictive value 92%. In detecting eggs of T.trichiura with direct method, sensitivity is 42%, positive predictive value 100% and negative predictive value 66%. Floatation method has sensitivity 64%, positive predictive value 66% and negative predictive value 76%. Specificity of both methods in detecting A.lumbricoides and T.trichiura is 100%. Conclusion: Direct method has higher sensitivity in detecting eggs of A.lumbricoides. Floatation method has higher sensitivity in detecting eggs of T.trichiura. There is no difference in specificity of both methods in detecting A.lumbricoides and T.trichiura. There is a correlation between both methods with the intensity of A.lumbricoides and T.trichiura infection.

Kata Kunci : Sensitivitas, spesifisitas, kecacingan, metode langsung, metode pengapungan garam jenuh.