Laporkan Masalah

KALIMAT TANYA DALAM BAHASA INDONESIA: ANALISIS BENTUK DAN FUNGSI

Dra. Lindawati, M.Hum., Prof. Dr. I Dewa Putu Wijana, S.U., M.A.

2013 | Disertasi | S3 Linguistik

Penelitian ini mengkaji masalah kalimat tanya bahasa Indonesia dengan fokus pada masalah bentuk dan fungsi. Tujuan penelitian adalah merumuskan sistem yang berkaitan dengan cara pembentukan dan penggunaan kalimat tanya dalam bahasa Indonesia. Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah kalimat tanya bahasa Indonesia yang sekarang ini digunakan dalam komunikasi antaretnis. Penelitian ini menggunakan pendekatan pragmatik. Dari penelitian yang telah dilakukan dapat dirumuskan bahwa unsur pembentuk kalimat tanya dapat berupa unsur suprasegmental dan unsur segmental. Unsur suprasegmental berupa intonasi dan unsur segmental dapat berupa kata, frase, dan partikel. Unsur segmental dan suprasegmental itu ditambahkan pada sebuah klausa yang menjadi dasar kalimat tanya. Kalimat tanya pada dasarnya dituturkan untuk menanyakan sesuatu hal. Selain itu, kalimat tanya juga dituturkan untuk menyatakan berbagai tindak tutur. Tindak tutur yang dapat dinyatakan dengan kalimat tanya adalah tindak tutur representatif, direktif, komisif, dan ekspresif. Berkaitan dengan fungsinya untuk menanyakan sesuatu, berdasarkan bentuk respon yang diberikan oleh mitra tutur, secara garis besar kalimat tanya dikelompokkan atas kalimat tanya informasi dan kalimat tanya ya-tidak. Kalimat tanya ya-tidak adalah kalimat tanya yang memerlukan jawaban yang isinya berupa pembenaran atau penolakan terhadap apa yang dinyatakan dalam kalimat dasar. Kalimat tanya ya-tidak dibentuk dengan memberi intonasi naik atau intonasi ditambah kata tanya pada klausa yang menjadi dasar kalimat tanya. Kalimat tanya informasi adalah kalimat tanya yang membutuhkan jawaban berupa penjelasan. Kalimat tanya informasi ini biasanya dibentuk dengan menambahkan kata tanya dan intonasi naik pada klausa yang menjadi dasar pembentukan kalimat tanya. Kata tanya itu bersifat menggantikan salah satu unsur pemadu klausa atau menggantikan unsur yang ingin diketahui. Dalam bahasa Indonesia terdapat beberapa kata ganti tanya dasar yang di antaranya adalah apa, siapa, berapa, di mana, bagaimana, dan kapan. Menuturkan kalimat tanya untuk menyatakan tindak representatif, direktif, komisif, dan ekspresif digunakan dalam rangka bertutur tidak langsung untuk menjaga kesopanan atau sebaliknya menyatakan dengan tegas bahkan ada yang dianggap kasar atau tidak sopan. Penggunaan bahasa yang demikian memperlihatkan kepada kita bahwa bahasa tidak hanya berfungsi komunikatif tetapi juga berfungsi ekspresif

This study examines Indonesian interrogative sentence problems by focusing on issues of forms and functions. The purpose of this study is to formulate the system relating to the manner of formation and the use of interrogative sentences in Indonesian language. The data used in this analysis are interrogative sentences in Indonesian language that are currently used in interethnic communication. This study used a pragmatic approach. From the research, it can be formulated that interrogative sentences forming elements are either supra-segmental elements and segmental elements. Suprasegmental elements are intonation, and segmental elements are words, phrases, and particles. The elements were added to a clause to be the base of an interrogative sentence. Interrogative sentences are basically used to ask something. In addition, the interrogative sentences were also used to express a variety of actions such as, acts of representative, directive, commissive, and expressive. In connection with them function to ask something, based on the response form provided by what the opponents said, interrogative sentences are grouped on the information and yes-no interrogative sentences. Yes-no interrogative sentences require an answer that contains a justification or denial of what is stated on the clause that is the basis for the formation of interrogative sentences. Yes-no interrogative sentences are formed by giving a certain tone or intonation plus a word or phrases, and or particles on the clause. Information interrogative sentences require an answer in the form of explanation. Information interrogative sentences are usually formed by adding certain words and intonation question on clause. A question word replaces one of the alloying elements of the basic clause or replaces elements that want to be known. In Indonesian language there are some basic question words including apa, siapa, kapan, dimana, berapa, and bagaimana. In communications, interrogative sentences are uttered not only to ask something, but they are also used to express a variety of things. In the functionalism view that uses a pragmatic approach, it is believed that when someone utters interrogative sentences, he simultaneously performs actions. Speech act that can be expressed by the interrogative sentences of Indonesian language are representative, directive, commissive, and expressive. Interrogative sentences are sometimes used in order to speak indirectly (indirect speech) to maintain politeness (reducing violence) or otherwise stated expressive, rudely and some even impolitely.

Kata Kunci : Bentuk, Fungsi, Tanya, Variasi, Konteks


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.