Latar Belakang: Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan kesehatan di puskesmas adalah dengan menerapkan standar manajemen ISO 9001:2008. Di Kota Semarang terdapat 37 unit puskesmas dan 4 unit diantaranya telah menerapkan standar ISO 9001:2008. Dengan telah menerapkan standar ISO 9001:2008 seharusnya pelayanan kesehatan pada puskesmas tersebut lebih baik dibandingkan dengan yang belum, termasuk dalam pelayanan kefarmasian. Tujuan: Untuk identifikasi pelayanan kefarmasian pada puskemas yang sudah dan yang belum menerapkan standar ISO 9001:2008 di Kota Semarang, berdasarkan 7 indikator pelayanan kefarmasian yang telah ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Metode: Deskriptif analitik dengan rancangan case control. Pemilihan unit observasi dengan teknik purposive dan pengambilan sampel dengan teknik simple random sampling. Pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan studi pustaka. Analisis data dengan metode deskriptif dan uji perbedaan Independent Sample T-Test dan Kruskal Wallis. Hasil: Penelitian pada 240 orang sampel untuk 7 indikator pelayanan kefarmasian pada 4 puskesmas yang sudah menerapkan ISO 9001:2008 (puskesmas ISO) dan 4 puskesmas yang belum menerapkan ISO 9001:2008 (Puskesmas Non-ISO) adalah rata-rata waktu penyiapan resep pada puskesmas ISO adalah 1.076 detik, sedangkan pada puskesmas Non-ISO adalah 1.079 detik. Rata-rata waktu penyerahan obat pada puskesmas ISO adalah adalah 4 detik, pada puskesmas Non-ISO adalah juga 4 detik. Jumlah obat sesuai resep dan jumlah jenis obat sesuai resep yang diserahkan pada pelanggan adalah 100% baik pada puskesmas ISO maupun non-ISO. Jumlah penggantian resep adalah 0%. Jumlah pelanggan berdasarkan jumlah jenis informasi pada label obat yang diterima adalah 50% pelanggan pada puskesmas ISO dan 54,6% pelanggan puskesmas non-ISO dengan 4 jenis informasi pada label. Sebanyak 72,5% pelanggan pada puskesmas ISO dan 76,7% pelanggan puskesmas non-ISO hanya mengetahui 2 informasi tentang obat yang diberikan. Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada pelayanan kefarmasian antara puskesmas yang sudah menerapkan ISO 9001:2008 dan yang belum (hasil uji Independent Sample T-Test p>0,05 dan uji Kruskal-Wallis p>0,05).

Background: One of efforts to improve the quality of health services in primary health care is by applying the standard of ISO 9001 management. In Semarang city, there are 37 units of primary health center, and 4 of which have already applied the ISO 9001:2008 standard. By applying the ISO 9001:2008, the health services, including the pharmaceutical services, in those primary health centers are suppose to be better compared to those who are not. Objective: To identify pharmaceutical service differences in primary health centers which have applied the ISO 9001:2008 standards compared to those which have not applied the same standard, based on 7 indicators of pharmaceutical services that the World Health Organization has stipulated. Method: The study was descriptive analytic with case control plan. The observation unit selection was by purposive technique and the sampling was by simple random sampling technique. Data collection was by observation, interview and literature study. Data analysis was by descriptive method with Independent Sample T-Test and Kruskal Wallis distinction testing. Result: There were 240 persons as samples for 7 indicators of pharmacy service in 4 health centers implementing ISO 9001:2008 and 4 health centers non ISO. Average time used for prescription preparation was 1.076 minutes in health centers with ISO and 1.079 minutes in those without ISO. Average time taken for drug delivery was 4 seconds in health centers with ISO and 4 seconds in those without ISO. Quantity and types of drugs relevant with prescription delivered to clients was 100% both in health centers with ISO and those without ISO. Prescription substitution was 0%. Quantity of clients based on types of information on drug labels received was 50% in health centers with ISO and 54.6% in non ISO health centers with 4 types of information in drug labels. As many as 72.5% of clients in ISO health centers and 76.7% in non ISO health centers only knew 2 types of information on drugs they received. Conclusion: There is no significant differences of pharmaceutical services between the primary health with and without ISO 9001:2008 (the result of Independent Sample T-Test p>0.05 testing and Kruskal-Wallis p>0.05 testing).

Kata Kunci : pelayanan kefarmasian, ISO 9001:2008, puskesmas