Laporkan Masalah

MANAKIB DALAM PANDANGAN MASYARAKAT JAWA; KAJIAN RESEPSI TERHADAP MANAKIB SYAIKH ABDUL QADIR JAILANI DI DESA WARENG BUTUH PURWOREJO

FINA MAZIDA HUSNA, Prof. Dr. Siti Chamamah Soeratno

2013 | Tesis | S2 Ilmu Perbandingan Agama/Kajian Timur Tengah

Manakib merupakan karya sastra yang berisi tentang cerita keramat para wali. Salah satu manakib yang terkenal dalam masyarakat Jawa adalah Manakib Syaikh Abdul Qadir Jailani. Manakib Syaikh Abdul Qadir Jailani bercerita tentang kehidupan pribadi Syaikh Abdul Qadir Jailani dari kecil hingga meninggal disertai dengan cerita keramat-keramat tokoh tersebut. Manakib Syaikh Abdul Qadir Jailani dalam budaya masyarakat Jawa dipandang bukan hanya sebagai karya sastra biasa. Dalam budaya masyarakat Banten, Pembacaan Manakib Syaikh Abdul Qadir Jailani dianggap berfaedah melindungi pembacanya terhadap segala bahaya - berkat karamah SAQJ–. Dalam budaya masyarakat pesisir Jawa, Manakib Syaikh Abdul Qadir Jailani dibacakan dalam sebuah tradisi pembacaan yang sarat dengan kesucian. Penelitian terhadap Manakib Syaikh Abdul Qadir Jailani ditujukan untuk mengetahui resepsi masyarakat desa Wareng Butuh Purworejo terhadap Manakib Syaikh Abdul Qadir Jailani baik secara individual maupun secara komunal. Untuk mencapai tujuan tersebut, peneliti menggunakan teori resepsi sastra dan teori sosiologi sastra. Pendekatan resepsi digunakan untuk menelusuri sambutan masyarakat terhadap Manakib Syaikh Abdul Qadir Jailani, sedangkan pendekatan sosiologi sastra digunakan untuk menemukan fungsi-fungsi Manakib Syaikh Abdul Qadir Jailani dalam masyarakat tersebut. Adapun metode resepsi yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode eksperimental. Metode eksperimental ini dilaksanakan dengan cara membagikan kuesioner kepada 33 orang masyarakat pelaku tradisi pembacaan Manakib Syaikh Abdul Qadir Jailani dan wawancara takberstuktur kepada 5 orang pembaca Manakib Syaikh Abdul Qadir Jailani di desa Wareng Butuh Purworejo. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pertama, ajaran guru tarekat berpengaruh pada resepsi masyarakat pelaku tradisi pembacaan Manakib Syaikh Abdul Qadir Jailani. Ini dibuktikan dengan fakta bahwa mayoritas pelaku tradisi pembacaan manakib tidak memahami apa yang mereka baca, tetapi menilai manakib sebagai kitab yang mengandung berbagai faidah. Kepercayaan adanya faidah, didapatkan dari guru tarekat mereka. Kedua, ritual pembacaan Manakib Syaikh Abdul Qadir Jailani oleh masyarakat pelaku tradisi pembacaan manakib disejajarkan dengan ibadah. Ketiga, cerita keajaiban yang diceritakan dalam Manakib Syaikh Abdul Qadir Jailani oleh masyarakat pelaku tradisi pembacaan manakib di desa Wareng dianggap benar dan dipercayai sebagai bagian dari karamah SAQJ yang diberikan oleh Allah SWT. Ketiga, Manakib Syeikh Abdul Qadir Jaelani oleh masyarakat Jawa khususnya masyarakat desa Wareng, difungsikan sebagai sarana ritual dan sebagai biografis-historis.

Manaqib is literature work that contains the sacred stories of the saints. One of the famous manaqib in Javanese society is Manaqib of Syaikh Abdul Qadir Jailani. Manaqib of Syaikh Abdul Qadir Jailani related about the personal life of Syaikh Abdul Qadir Jailani from his childhood until his death with the miracle stories of the figure. Manaqib of Syaikh Abdul Qadir Jailani in the culture of Javanese society regarded not only as an ordinary literature work. In the culture of Banten society, the reading of Manaqib Syaik Abdul Qadir Jailani supposed to be beneficial to protect the readers from jeopardizes – due to karamah SAQJ-. In the culture of littoral society of Java, Manaqib Syaikh Abdul Qadir Jailani read in a reciting tradition that full of sanctity. The research to Manaqib Syaikh Abdul Qadir Jailani addressed to find out the reception of the people of Wareng village, Butuh, Purworejo to Manaqib Syaikh Qadir Jailani both as personal and communal. To achieve the aim, researcher used theory of literature reception and theory of literature sociology. Reception approach used to investigate the response of the society to Manaqib Syaikh Abdul Qadir Jailani, while the approach of literature sociology used to find the functions of Manaqib Syaikh Abdul Qadir Jailani in the society. As for the reception method that had been used in this study is experimental method. The experimental method carried out by distributing questioners to 33 people who carried out the tradition of reciting Manaqib Syaikh Abdul Qadir Jailani and using structured interview to five readers of Manaqib Syaikh Abdul Qodir Jailani in Wareng village, Butuh, Purworejo. From this study could be concluded that the first teaching congregation of teachers affects the reception the actors of the tradition of reciting Manaqib Syaikh Abdul Qadir Jailani. This is evidenced by the fact that the majority of actors of the tradition of reciting Manaqib Syaikh Abdul Qadir Jailani not understand what they read, but judging manakib as a book that contains many faidah. Belief in faidah, obtained from teachers their order. Second, the ritual reading of Manakib Syaikh Abdul Qadir Jilani by the actors of tradition of reciting manakib aligned with worship. Third, the miracle story that related in the Manaqib Syaikh Abdul Qadir Jailani by the actors of the tradition of reciting of manaqib in Wareng village regarded true and believed as the karomah of SAQJ that given by Allah the Almighty. Fourth, Manaqib Syaikh Abdul Qadir Jailani by the Javanese society especially the people of Wareng Villlage, functioned as ritual means, as biographical-historical.

Kata Kunci : Manakib Syaikh Abdul Qadir Jailani, Masyarakat Jawa, resepsi sastra, fungsi sastra.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.