Laporkan Masalah

KAJIAN RENCANA EVAKUASI DALAM KESIAPSIAGAAN BENCANA TSUNAMI DENGAN PENDEKATAN BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS: KECAMATAN MEURAKSA KOTA BANDA ACEH)

Variadi, Prof. Dr. Ir. Djoko Legono,

2012 | Tesis | S2 Mag.Pengl.Bencana Alam

Setelah kejadian bencana gempa bumi dan tsunami Desember 2004 yang melanda Indonesia dan negara-negara lainnya di wilayah Asia, beberapa kegiatan mitigasi bencana seperti pembangunan sistem peringatan dini tsunami, pembangunan fasilitas evakuasi, pembuatan rencana evakuasi, pembuatan peta daerah rawan bencana dan lain sebagainya dilaksanakan di daerah yang terkena bencana. Kegiatan mitigasi ini sebagian besar didasarkan kepada studi ilmiah dan pendekatan teknis mengenai bencana tsunami. Permasalahan yang muncul adalah apakah masyarakat benar benar menyadari bahaya bencana di daerahnya dan paham dengan kegiatan yang dilaksanakan. Lebih jauh lagi apakah kegiatan tersebut turut melibatkan masyarakat dan pada tahap apa saja keterlibatan masyarakat sehingga kegiatan tersebut benar-benar bermanfaat bagi masyarakat. Tesis ini memfokuskan penelitian pada aspek sosial budaya masyarakat dalam memahami dan memanfaatkan fasilitas dan jalur evakuasi sesuai dengan rencana evakuasi yang ada. Penelitian dilaksanakan berdasarkan observasi lapangan, wawancara semi terstruktur dan proses konsultasi masyarakat (PKM) di Kecamatan Meuraksa Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh, Indonesia. Penelitian ini dimulai dengan cara: (1) mengumpulkan informasi mengenai rencana evakuasi yang ada, (2) membuat daftar mengenai bangunan penyelamat dan jalur evakuasi yang ada di lapangan dan fasilitas publik yang dapat digunakan sebagai bangunan penyelamat dan jalur evakuasi, (3) analisis rencana evakuasi sesuai dengan fasilitas evakuasi yang ada di lapangan dan (4) mengumpulkan informasi mengenai persepsi, pengetahuan dan pemahaman masyarakat mengenai rencana evakuasi termasuk proses perencanaan, pelaksanaan dan sosialisasinya. Hasil penelitian melalui observasi di lapangan menunjukkan bahwa rencana evakuasi di desain sampai tahun 2010, fasilitas evakuasi yang ada dalam kondisi memprihatinkan dan terdapat perbedaan antara realisasi perencanaan dengan pendapat dan kebutuhan masyarakat serta kenyataan di lapangan. Melalui wawancara semi terstruktur dan proses konsultasi masyarakat (PKM) memperlihatkan masyarakat memahami rencana evakuasi secara naluriah, tetapi tidak pernah terlibat secara keseluruhan dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan sosialisasi rencana evakuasi sehingga masyarakat tidak terorganisasi dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari bobot indeks rata-rata kesiapsiagaan masyarakat dalam rencana evakuasi sebesar 3,09 (skala 4,00). Dari hasil pengolahan data diperoleh faktor-faktor yang perlu diperbaiki yaitu faktor internal mulai dari perencanaan sampai kepada pelaksanaan berupa tsunami drill dan faktor eksternal berupa pemahaman dan persepsi masyarakat. Penyempurnaan rencana evakuasi dilakukan melalui beberapa tahap yaitu review rencana evakuasi, inventarisasi masalah dan sumber daya, inventarisasi solusi dan ide serta sosialisasi yang kesemuanya menggunakan pendekatan berbasis masyarakat. Protokol evakuasi individu merupakan alternatif yang dapat diterapkan dengan lebih teroganisir dalam meningkatkan jumlah survivor dan terbatasnya fasilitas evakuasi vertikal.

The earthquake and tsunami in December 2004 has caused different level of destruction in Indonesia and numbers countries in Asian region. The widerange of tsunami affects have stimulated the implementation of disaster mitigation program namely Tsunami Early Warning System Program, Evacuation Facilities Development Program, Evacuation Plan Program, Disaster Hazard Mapping and numbers of disaster management related program in the tsunami affected region. The mitigation programs were mostly developed based on scientific studies and using more technical approaches. The crucial question is whether community awareness on disaster potential and understand those programs that were implemented around them. Furthermore, how far those programs involved community members and in which level, so that it can be useful for the community members. This thesis will focus its studies in the communities socio-culture aspect in understand and utilize of the disaster mitigation related facilities and the evacuation plan. This research was using field observations, semi-structured interviews and community consultation in 1 (one) of the tsunami most affected areas Meuraksa sub district, Banda Aceh, Province of Aceh, Indonesia. The research was started by: (1) collecting data related to the evacuation plan available, (2) listing escape buildings and evacuation route, (3) evacuation plan analysis towards the facilities and (4) in the community level, the research collected information about community’s perception, knowledge and understanding towards evacuation plan including the planning, dissemination and implementation processes. The observation results show that period to develop evacuation plan was for short term until 2010, the existing evacuation facilities is in poor condition and furthermore there are different reality between the overall disaster mitigation plan for Meuraksa sub district with communities perceptions and needs. The semistructured interviews and community consultation processes show that community understand the evacuation plan by instinctive, but reported that they never comprehensively involved in the evacuation planning, dissemination and implementation processes that make the community not well organized. This was shown in the average of community disaster preparedness index which is 3,09 (scale 4,00) base on evacuation plan. From various data analysis occurred that several factors need to be modified. They are internal factor which starts from planning to the simulation of evacuation plan like tsunami drill and the external factor which is understanding and perception from the community themselves. Evacuation plan modifications need to be processed through different stages. It starts from evacuation plan review, problems and resources, solution and idea inventory as well as the dissemination process which using community based approaches. Individual evacuation protocol could be alternative solution to be implemented well organized to increase number of survivor and the limitation of vertical evacuation facilities.

Kata Kunci : proses konsultasi masyarakat, peran serta masyarakat, rencana evakuasi, fasilitas evakuasi


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.