Laporkan Masalah

BIOGRAFI KARL-EDMUND PRIER PERJALANAN HIDUP DAN KARYA-KARYANYA

Rianti Mardalena Pasaribu, Prof. Drs. Triyono Bramantyo, M.Ed., Ph.D.,

2012 | Tesis | S2 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa

Penelitian (tesis) ini bertujuan untuk mengulas perjalanan hidup Karl-Edmund Prier, S.J. dan karya-karyanya di bidang inkulturasi musik liturgi bersama Pusat Musik Liturgi Yogyakarta. Prier yang datang ke Indonesia pertamakali tahun 1964 telah banyak berkarya di bidang inkulturasi musik liturgi. Penelitian ini dimulai dengan mengupas masa kecil Karl- Edmund Prier di Jerman pada masa-masa perang dunia II dan masamasa ia belajar musik dari anak-anak sampai remaja hingga ia terpanggil untuk menjadi biarawan dan melanjutkan studi Novisiat di Serikat Jesuit. Setelah studi Novisiat, ia mengambil studi filsafat di Munchen selama dua tahun. Semasa studi di Munchen, pada tahun 1960 datang tawaran dari Pater Karl Fank S.J. untuk tugas misionaris Jerman ke Indonesia. Sebuah tawaran yang berkebalikan dengan impiannya untuk menjadi misionaris di daerah orang Eskimo. Setelah pergumulan panjang Prier memutuskan untuk mencoba tawaran ini. Prier tiba di Indonesia tahun 1964 setelah penundaan permohonan visa selama dua tahun. Awal perjalanan Prier di Indonesia sebagai misionaris asing benar-benar penuh warna dan tantangan. Termasuk ketika ia harus mengalami penundaan masa studi teologi selama dua tahun karena peristiwa Gestapu. Setelah ditahbiskan pada tahun 1969, Prier ditugaskan sebagai pastor kategorial sesuai dengan permohonannya kepada provinsial untuk mengurus bidang inkulturasi musik liturgi. Karl-Edmund Prier bekerja keras merintis Pusat Musik Liturgi Yogyakarta khususnya sebagai wadah inkulturasi musik liturgi. Pada 11 Juli 1971, PML Yogyakarta didirikan. Lewat kepemimpinannya yang penuh disiplin, ketekunan dan kemandirian PML terus berkembang dan menghasilkan banyak karya khususnya di bidang inkulturasi musik liturgi.

This thesis is aimed at reviewing the life journey of Karl-Edmund Prier, S.J. and his works in the field of liturgical music inculturation with Pusat Musik Liturgi Yogyakarta (Yogyakarta’s Liturgical Music Centre). Prier who came to Indonesia for the first time in 1964 has worked a lot in the field of liturgical music’s inculturation. This thesis begins with discussing Karl-Edmund Prier’s childhood in Germany in the times of World War II and the times he learned music from child to teenager until he was called to become a monk and continued Novitiate study in Jesuits’ Union. After taking Novitiate study, he took the philosophy study in Munchen for two years. During his studies in Munchen, an offer came in 1960 from Father Karl Fank S.J. for a German missionary task to Indonesia. The offer was contrary to his dream in becoming a missionary in the area of Eskimo. After a long struggle, Prier decided to try this offer. Prier arrived at Indonesia in 1964 after a visa delay for two years. Prier’s initial journey in Indonesia as a foreign missionary was really colorful and challenging. It was also when he had to experience the delay of theology study for two years because of Gestapu incident. After his ordination in 1969, Prier was assigned as a categorical pastor in accordance with his request to the provincials to handle the field of liturgical music’s inculturation. Karl-Edmund Prier worked hard pioneering Pusat Musik Liturgi Yogyakarta especially as a place for liturgical music’s inculturation. On July 11th , 1971, PML was established in Yogyakarta. Through his leadership which is full of discipline, persistence and independence, PML has continued to grow and produce many works, especially in the areas of liturgical music inculturation.

Kata Kunci : Karl-Edmund Prier S.J., Inkulturasi Musik liturgi, Pusat Musik Liturgi


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.