RELASI KEKUASAAN DALAM NOVEL MAUTU AR-RAJULI ALWAHIDI ALA AL-ARDHI KARYA NAWAL AS-SA’DAWI
Dede Maemanah, Dr. Wening Udasmoro, M.Hum, DEA
2012 | Tesis | S2 SastraKekuasaan merupakan fenomena sosial yang tersebar di setiap lini kehidupan. Jejak-jejak kekuasaan dapat diteliti pada sebuah karya sastra yang merupakan produk kebudayaan sekaligus ekspresi masyarakat. Dalam novel MRWA relasi kekuasaan digambarkan sebagai strategi kekuasaan yang menyebar tanpa bisa dilokalisasi dan meresap dalam seluruh jalinan perhubungan sosial yang bersifat positif dan produktif dan diarahkan pada tubuh dan seksualitas individu. Adapun permasalahan yang muncul berdasarkan latar belakang tersebut adalah pengoperasian kekuasaan atas tubuh dan seksualitas, dan mekanisme pendisiplinan tubuh yang terkait dengan relasi kekuasaan. Penelitian berjudul Relasi Kekuasaan dalam Novel MRWA karya Nawal as- Sa’dawi akan dianalisis menggunakan teori kekuasaan Michel Foucault untuk mengetahui pengoperasian kekuasaan atas tubuh dan seksualitas dan mekanisme pendisiplinan tubuh yang terkait dengan relasi kekuasaan antarindividu dalam masyarakat yang terdapat dalam karya sastra. Hasil penelitian menunjukkan bahwa relasi kekuasaan antarindividu yang terjalin dalam kehidupan keluarga, agama dan masyarakat mendorong terjadinya individu-individu yang menggunakan kekuasaan dan mengalami kekuasaan. Pengoperasian kekuasaan atas tubuh dan seksualitas hadir dalam bentuk penundukkan tubuh masyarakat, penyunatan perempuan, pelecehan seksual dan penyimpangan seksual. Hal tersebut bertujuan untuk menjadikan individu (masyarakat) tunduk dan patuh pada kekuasaan yang diterapkan dalam serangkaian peraturan-peraturan dan norma sosial masyarakat. Adapun mekanisme pendisiplinan tubuh yang terdapat dalam wilayah rumah tangga dan masyarakat dihadirkan dalam bentuk ajaran-ajaran agama yang berfungsi untuk mengawasi dan mengontrol tingkah laku individu. Melalui sistem pengawasan tersebut, individu dapat mengontrol dirinya sendiri. Hal tersebut memperlihatkan dampak dari kekuasaan yang bersifat positif dan produktif sehingga dapat membentuk masyarakat disiplin.
Power is part of social phenomenon that straggles into every aspects of human life. Literary work as a cultural product and social expression can also contain power; it is seen in novel entitled MRWA. In the novel, power is used as authority strategy that spreads trough positive and productive social connection that focuses on body and sexuality. It will cause questions that relate to how power operates the body, sexuality and self disciplinary. This research, entitled Power Relation in Novel MRWA by Nawal as- Sa’dawi is using Foucault’s concept of power in order to find out the operation of power upon body, sexuality, and self disciplinary relate to the power relations between individuals and community that represents in literary work. The result shows that the power relation between individuals based on family contact, religion, and society can possibly force us to use or being used by power. The operation of power toward body and sexuality presents as an occupation on the frame of society, the circumcision on women, sexual harassment, and also sexual deviation. Besides, it is used to rule the community, to comply the norms and the regulation that applied in society. Religion that is built inside the domestic area is used as a self disciplinary mechanism; that each individual will hold the control of him/herself. It then shows the effect of power as the positive and productive nature that establishes social disciplinary.
Kata Kunci : Kekuasaan, pendisiplinan, individu, tubuh