Musik Mambesak sebagai politik identitas etnis papua
Martinus Christian Onweng, Prof. Dr. Soenyoto Usman,
2011 | Tesis | S2 Sosiologi minat Studi PembangunanPenelitan ini bertujuan untuk menganalisis arti pada teks lagu-lagu ciptaan kelompok musik Mambesak. Studi ini dilakukan di Kota Jayapura Provinsi Papua pada bulan oktober 2010. Data yang diambil dalam penelitian ini berupa musik lagu mambesak, yang berasal dari 9 judul lagu ; Akaibpamare, Maitwu som, Syowi yena, Yako car, Do mi dou, Basiri, Nik punghuluok en, Wayut lo, dan Nonabaku. Untuk tujuan analisis, maka Analisis Wacana yakni ; Critical Discourse Analysis (CDA) Norman Fairlouch digunakan sebagai alat analisis teks lagu dalam lagu mambesak. Oleh karena itu pendekatan kualitatif merupakan paradigma yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil analisis menunjukkan bahwa ; untuk menjaga budaya kelompok etnis di Papua sebagai simbol identitas di bentuklah kelompok Musik Mambesak, karena dianggap melaui musik maka simbol budaya etnis bisa di lestarikan. Dalam syair lagu-lagu mambesak yang telah diartikan ternyata isinya hanya zmenceritakan tentang keindahan alam Papua, rindu kampung halaman, rindu akan kedamaian, serta generasi muda membangun kampung. Sebenarnya yang menjadi permasalahan dalam lagu mambesak adalah pemaknaan teks syair lagu antara seniman dan intelejen (pemerintah) yang berbeda. Identitas sosial ataupun identitas etnis sebenarnya telah melekat pada individu masing-masing maupun pada kelompok etnis. Kehadiran mambesak sebagai suatu gerakan membangkitkan identitas agar nampak ke permukaan. Gerakan kebangkitan identitas etnis ini oleh pimpinan mambesak Arnold Aap dan kawan-kawan timbul karena rasa keprihatinan akan budaya etnis sebagai simbol identitas akan pudar bahkan hilang karena kehadiran migrasi dari luar daerah Papua (pendatang). Selain itu upaya memperjuangkan simbol-simbol budaya sebagai simbol identitas daerah juga selalu mendapat tekanan oleh pemerintah pusat. Hampir semua simbol budaya Papua sebagai simbol identitas etnis dianggap sebagai simbol separatis. Menurut Djohan (2003 : 7-8), bahwa musik merupakan perilaku sosial yang kompleks dan universal yang didalamnya memuat sebuah ungkapan pikiran manusia, gagasan, dan ide-ide dari otak yang mengandung sebuah pesan yang signifikan. Pesan atau ide yang disampaikan melalui musik atau lagu biasanya memiliki keterkaitan dengan konteks historis. Berkaitan dengan pendapat tersebut diatas, maka orang Papua memandang kesenian terutama musik rakyat dan tarian sebagai bagian yang tidak dapat pisahkan dari kehidupannya. Hal ini dipengarhi oleh kondisi geografis Papua yang unik dan menyimpan berbagai misteri di dalamnya (gunung, lembah, hutan, laut) yang selalu dimanifestasikan dalam syair, lagu dan tarian rakyat serta teraktualisasikan melalui syair lagu untuk melukiskan keindahan kekayaan, kesuburan, kejayaan serta kemegahan alam Papua.
This research aims to analyze the meaning of the text of the songs creation Mambesak music group. The study was conducted in the city of Jayapura in Papua province in October 2010. Data taken in this study form mambesak song text, from 9 songs; Akaibpamare, Maitwu som, Syowi yena, Yako car, Do mi dou, Basiri, Nik punghuluok en, lo Wayut, and Nonabaku For purposes of analysis, namely the Discourse Analysis: Critical Discourse Analysis (CDA) Norman Fairlouch used as an analytical tool in the song mambesak song texts. Therefore a qualitative approach is the paradigm used in this study. The analysis showed that; to maintain the culture of ethnic groups as a symbol of Papua identity in Music Mambesak form a group, because it is through music is a symbol of ethnic culture can be preserved, In the lyric songs that have been interpreted mambesak it turns out it only tells about the natural beauty of Papua, homesick, longing for peace, young people build homes. Actually that is the case in the song mambesak is elucidation of the text between the artist and the song lyric of different intelligence (goverment). Social identity or ethnic identity has actually been attached to each individual and the ethnic groups. Mambesak presence as an identity in order to generate movement visible to the surface. Ethnic identity revival movement led by Arnold Aap and friends arise because of concerns about ethnic cultures as a symbol of identity will fade and even disappear because of the presence of migration from outside the area of Papua (immigrants). Besides efforts to fight for cultural symbols as a symbol of regional identity is always under pressure by the central government. Almost all cultural symbols as a symbol of Papuan ethnic identity is considered as a separatist symbol. According Djohan (2003: 7-8), that music is a complex social behavior and the inside contained a universal expression of human thought, ideas of the brain that contain a significant message. Message or idea conveyed through the music or songs usually have links with the historical context. With regard to the opinion above, the Papuans see art, especially folk music and traditional dancing as a part, can not be separated from life. This affected by the unique geography of Papua and store various mysteries in it (mountains, valleys, forests, oceans) are always manifested in poetry, songs and folk dances as well as actualized through the song lyrics to describe the beauty of wealth, fertility, the glory and grandeur of nature Papua.
Kata Kunci : Musik Mambesak , Politik Identitas, Etnis Papua