Laporkan Masalah

HIPERREALITAS PENCARIAN JODOH DIBALIK TAKE HIM OUT (THO) INDONESIA

IZZUN NADHIF, Prof. Dr. Heru Nugroho

2011 | Tesis | S2 Sosiologi

Tesis yang berjudul Hiperrealitas Pencarian Jodoh Dibalik Take Him Out (THO) Indonesia ini merupakan penelitian yang dilatarbelakangi munculnya reality show ajang perjodohan instan di televisi. Mencari jodoh kini sudah masuk ke industri hiburan televisi dan menjadi fenomena sosial. Dengan masuknya pencarian jodoh ke industri hiburan televisi, maka pencarian jodoh layar kaca ini harus mengikuti hukum pertelevisian dengan menjual komoditi dan mendistorsi realitas pencarian jodoh menjadi realitas pencarian jodoh media yang melebihi kenyataan (hiperrealitas) Penelitian ini menggunakan tayangan reality show Take Him Out Indonesia sebagai objek penelitian. Penelitian ini mengkaji bagaimana permainan dan peranan tanda dalam tayangan THO Indonesia mengonstruk dunia hiperrealitas pencarian jodoh layar kaca; serta bagaimana konsekuensi dari permainan tanda tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipersemiotika. Dengan metode ini, penafsiran tanda berpegang pada enam konsep tanda dalam hipersemiotika yang berkaitan dengan hypersign sebagai pembentuk hiperrealitas. Analisis teks difokuskan permainan dan peranan tanda yang dimulai dari komodifikasi (tanda) cinta, serta tanda-tanda lain yang melekat pada komoditi yang memunculkan kodekode tertentu. Hasil pembacaan permainan dan peran tanda menunjukkan bahwa dalam THO Indonesia, terjadi komodifikasi (tanda) cinta atau perjodohan yang mementingkan nilai lebih dari nilai tukar yaitu mencari keuntungan sebesar-besarnya. Komoditi cinta atau perjodohan ini mengalami pengestetikaan dengan mementingkan rancangan, kemasan dan visual yang menonjolkan permainan permukaan yang diantaranya dapat dilihat dari sosok presenter, potongan gambar, pencahayaan, panggung, musik populer, latar musik artifisial, pakaian host, co-host dan kontestan. Permainan tanda juga terlihat dari simulasi pencarian jodoh yang menawarkan para kontestan perbedaan dalam mencari jodoh. Simulasi tersebut juga menampilkan kontestan yang memiliki citra seolah-olah, yang tidak simetris dengan realitas, namun justru citra tersebutlah yang dianggap sebagai realitas. Citra-citra pasangan tersebut diantaranya: pasangan yang mengikuti mode, pasangan yang kompak, serasi dan cocok. Permainan dan peranan tanda tersebut memiliki konsekuensi yang berkaitan dengan hiperrealitas media, yaitu: (a) mencari jodoh yang merupakan urusan privat sudah dibisniskan sehingga kabur sekat antara urusan privat dengan urusan publik; (b) lahirnya kecabulan informasi karena dalam acara ini informasi kecil atau rahasia seseorang ditelanjangi secara gamblang; (c) mencuatkan man of the show dari pribadi-pribadi narsis yang dapat bekerja sesuai dengan ideologi hiburan televisi; (d) rekonstruksi identitas di televisi yang terus-menerus yang dihubungkan dengan gaya, penampilan, dan citra untuk menampilkan saya yang gaya dan “layak” yang diakui dan bisa diikuti orang lain.

This thesis, entitled Hyper-reality in Dating behind Take Him Out (THO) Indonesia, is a study of the growing number of instant dating reality shows on television. Looking for a mate has now become a television entertainment industry and appeared to be a social phenomenon. This dating television show should follow ‘the law’ of the television by selling commodity and distorting dating reality into dating media reality which becomes hyper-reality. This study uses a reality show Take Him Out Indonesia as an object of the research and examines how the play and the role of signs in THO Indonesia construct the dating hyper-reality on television and also explores how the consequences related to the show. The method used in this study is hyper-semiotic in which the interpretation of signs should use the six concepts related to hyper-signs as a method of forming hyper-reality. The analysis of the texts is focused on the play and the role of signs which is started from the commodification of the sign of dating or love and other signs attached to the commodity with certain codes. The results of this research show that in THO Indonesia, the commodification of sign of dating or love really happens, pursuing added values, namely maximum commercial profits. The commodification of love and mating is designed in an aesthetic way by giving attention to packaging and visualization that can be seen from the costumes of the presenters and contestants, screen shots, lighting, stage, popular music, and artificial music background. The play of signs could also be seen from the simulation of dating offering the contestants the different ways in finding a mate. The simulation also shows the contestants or couples “as if” they were not symmetrical with a reality, but this image is actually considered to be a reality. The role and the play of signs, as described above, have consequences related to media hyper-reality: (a) looking for a mate which is a private matter has been changed into a public affair and business industry, (b) the spread of the obscenity because in this show, even small private secret of man or woman, could be uncovered explicitly and publicly, (c) creating a man of the show or narcissistic personality who can work in accordance with the ideology of television entertainment, (d) creating a man with identity whom should be recognized, idolized, and followed by others in term of style, appearance, and image as shown in the show.

Kata Kunci : Take Him Out Indonesia, Hiperrealitas, Realitas, Simulasi, Citra, Televisi, Kemasan, Visual, Komodifikasi, Komoditi


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.