Briket merupakan sumber energi yang cukup bagus dikembangkan di negara kita, karena sumber energi biobriket sangat berlimpah, bahkan bahan baku pembentuk biobriket dianggap sampah. Kendala pengguna briket salah satu kesulitan dalam penyalaan awal (laju reaksi), karena briket tidak bisa menyala langsung bila tidak ada media penyulut. Minyak tanah biasa digunakan untuk penyalaan awal tetapi harganya mahal dan susah didapat, maka diadakan suatu metode yaitu memvariasikan luas permukaan reaksi dan komposisi pembentukan briket untuk mempercepat penyalaan awal(reaksi), dengan harapan metode ini dapat mempercepat proses reaksi atau penyalaan awal. Untuk mendapatkan penyalaan awal briket yang cepat, digunakan variasi campuran Coco-dust bahan mudah terbakar, serta metoda memperluas permukaan reaksi pembakaran dengan harapan cepat dalam pembakaran dan nilai kalornya tetap tinggi. Coco-dust (A) dan Arang Tempurung Kelapa (B) dengan variasi komposisi campuran C1(10%A+90%B), C2(20%A+80%B) dan C3(30%A+70%B), dicetak 3 bentuk kubus dengan variasi ukuran luas permukaan Spesifik V1(6cm 2 ), V2(24cm 2 ), V3(96cm 2 ) Tekanan pembentukan 75kg/100cm 2 , ukuran maximum mesh 35. Hasil penelitian, perlakuan C3V1 Konsentrasi (30%A + 70%B, 6cm 2 ) kecepatan reaksi (nyala) 25 detik dan perlakuan C1V1 konsentrasi (10%A + 90%B, 6cm 2 ) dengan luas permukaan sama, kecepatan nyala 45 detik. Dengan demikian konsentrasi briket mempengaruhi terhadap kecepatan reaksi. Perubahan ukuran juga mempengaruhi kecepatan reaksi (nyala), seperti C1V1 dengan C1V3, konsentrasi sama tetapi ukuran kontak reaksi C1V1 empat kali luas kontak reaksi C1V3, hasilnya C1V1 lebih cepat nyala 47 detik bila dibandingkan dengan C1V3. Jadi jelas perbedaan luas sentuh reaksi dan perbedaan konsentrasi akan mempengaruhi kecepatan penyalaan awal (reaksi). Campuran coco-dust merupakan unsur yang mudah terbakar karena mempunyai volatile matter tinggi dapat dianggap sebagai katalis dalam reaksi pembakaran briket.

Briquette is a pretty good energy source developed in our country, because biobriket very abundant energy source, even biobriket-forming raw material is considered waste. Constraints briquette users is the difficulty in starting high (reaction rate), because the briquettes can not be fired immediately if there is no ignition media. Kerosene used for starting but they're expensive and hard to come by, so held a method of varying the reaction surface area and composition of briquettes to accelerate the formation of initial flame (reaction), in the hope that this method can accelerate the initial reaction or ignition. To get a fast starting high briquettes, used variations of Coco-dust mixture of flammable materials, and methods of expanding the surface in hopes of rapid combustion reaction in the combustion and kalornya values remain high. Cocodust (A) and Coconut Shell Charcoal (B) by varying the composition of a mixture of C1 (10% A +90% B), C2 (20% A +80% B) and C3 (30% A +70% B), printed 3 forms a cube with size variations Specific surface area V1 (6cm 2 ), V2 (24cm 2 ), V3 (96cm 2 ) 75kg/100cm 2 formation pressure, the maximum mesh size 35. The results of research, treatment C3V1 Concentration (30% A + 70% B, 6cm2) reaction rate (flame) 25 seconds and C1V1 treatment concentration (10% A + 90% B, 6cm2) with the same surface area, flame speed 45 seconds. Thus the concentration of briquettes influence on the reaction rate. Changes in size also affects the speed of the reaction (flame), such as with C1V3 C1V1, the same concentration but the size of a contact reaction to four times the size of contacts C1V1 C1V3 reaction, the result C1V1 flame 47 seconds faster compared to C1V3. So obviously vast differences in reaction to touch and concentration differences will affect the speed of initial ignition (reaction). Coco-dust mixture is flammable element because it has a high volatile matter can be considered as a catalyst in the combustion reaction briquettes

Kata Kunci : Komposisi, Ukuran, Bentuk, Coco-dust, Penyala Awal, Briket.