Tesis ini bertujuan untuk mengevaluasi proses kerjasama outsourcing antara PT SKU dan PT X dan mengevaluasi sejauhmana model kontrak saat ini telah merefleksikan keuntungan yang seimbang bagi kedua-belah pihak dengan mengacu pada teori yang terkait. Penelitian ini dibatasi pada organisasi PT X sebagai pemasok jasa pengemasan (co-packing). Penelitian ini adalah studi kasus dengan menggunakan metode deskriptif. Data penelitian dikumpulkan dari berbagai sumber, termasuk didalamnya literatur, observasi, dan wawancara dengan pihak manajemen PT SKU. Analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengevaluasi strategi dan kebutuhan outsourcing, proses negosiasi kontrak, model kontrak, dan hasil kinerja. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) strategi PT SKU masih lemah; 2) PT SKU belum mengidentifikasi kebutuhan mendasar kliennya; 3) negosiasi kontrak masih didominasi oleh pihak klien dan dipengaruhi adanya pergantian/pemindahan anggota tim negosiasi; 4) beberapa ukuran kinerja belum diatur dalam kontrak sehingga terjadi perbedaan persepsi antar-pihak dalam mengukur hasil kinerja; 5) kontrak belum mengatur sistem insentif dan penalti yang efektif; 6) komunikasi yang tidak efektif akan menimbulkan information asymmetry; 7) metode penentuan harga berbasis cost-plus cenderung kurang menguntungkan bagi PT SKU sebagai pemasok jasa; 8) hak dan kewajiban hukum maupun sumber daya manusia masing-masing pihak telah diatur secara jelas dalam kontrak; 9) hasil kinerja outsourcing belum optimal seperti yang diharapkan oleh klien.

This thesis aims to evaluate the process of outsourcing relationship between PT SKU and PT X and evaluate how far the current contract model has reflected a mutual benefit for both parties by referring to the relevant theory. The study has limitation whereas it is observed from the perspective of the organization of PT X as the supplier of co-packing for PT X. This research is a case study using descriptive method. The research data was collected from various sources, including literature, observation, and interviews with the management of PT SKU. The analysis in this study conducted by evaluating outsourcing strategies and needs, the process of negotiating contracts, model contracts, and performance results. The result of this study indicate that: 1) the strategy of PT SKU is still weak; 2) PT SKU has not identified the basic needs of its client; 3) contract negotiation is still dominated by the client and influenced by the turnover/transfer of the negotiation team member; 4) some of performance standard has not been set in the contract and lead to the misperception of inter-party in measuring the performance outcomes, 5) the current system of incentives and penalties in the contract are not effective; 6) ineffective communication will lead to information asymmetry; 7) pricing cost-plus based tend to be less profitable for PT SKU as the vendor outsourcing; 8) the rights and obligations of legal and human resources of both parties are clearly set in the contract; 9) performance results of the outsourcing is not optimal as the client’s expectations.

Kata Kunci : Outsourcing, Kontrak, Kinerja