Debit puncak merupakan bagian dari siklus hidrologi pada sebuah DAS yang dipengaruhi oleh kondisi karakteristik fisik DAS tersebut. Dalam metode rasional, debit puncak dirumuskan sebagai Qp = 0,278 C.I.A, dengan variabelnya koefisien limpasan (C), intensitas hujan (I) dan luas DAS (A). Koefisien limpasan (C) dipengaruhi kondisi karakteristik fisik lahan DAS yaitu kemiringan lereng, tutupan lahan, infiltrasi tanah dan simpanan air permukaan. Penelitian ini dilakukan di DAS Garang Semarang Jawa Tengah. Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) menghitung koefisien limpasan permukaan berdasarkan metode Cook dengan karakteristik fisik lahan DAS terpilih diinterpretasi dari citra Landsat ETM+, (2) menghitung besarnya debit puncak aktual dengan metode rasional berdasarkan data intensitas hujan dari stasiun pengukuran hujan, (3) menghitung besarnya debit puncak estimasi dengan metode rasional berdasarkan intensitas hujan dari interpretasi gabungan data citra MTSAT dan TRMM 2A12, (4) menghitung ketepatan debit puncak aktual dan debit puncak estimasi dengan membandingkan dengan debit puncak dari analisa data AWLR. Hasil interpretasi tutupan lahan dari citra Landsat ETM+ memberikan ketelitian yang tinggi yaitu di atas 93%. Hasil perhitungan debit puncak rata-rata dari analisa data AWLR sebesar 71,396 m3/det, debit puncak aktual rata-rata sebesar 108,914 m3/det dan debit puncak estimasi rata-rata sebesar 94,809 m3/det. Dari analisis uji-t pada saat kejadian debit puncak di DAS Garang menunjukkan bahwa thit untuk debit aktual sebesar 1,802 dan thit untuk debit estimasi sebesar 1,432 serta nilai t untuk analisis statistik pada lengkung aliran (ttab) sebesar 1.895. Menurut kriteria Soewarno (1982) thit lebih kecil dari ttab maka dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan nyata antara harga debit hasil analisis data AWLR dengan harga debit perhitungan metode rasional (debit aktual dan debit estimasi).

Peak discharge is part of the hydrologic cycle in a watershed that is affected by the condition of the physical characteristics of these watersheds. In the rational method, defined as the peak discharge Qp = 0.278 CIA, with variable runoff coefficient (C), rain intensity (I) and watershed area (A). The runoff coefficient (C) influenced the physical characteristics of the condition of the watershed land slope, land cover, soil infiltration and surface water storage. This research was conducted in the watershed of Garang Semarang, Central Java. The purpose of this study are : (1) to calculate runoff coefficient based on the method of Cook that physical characteristics of land watershed interpreted from Landsat ETM + images, (2) to calculate actual peak discharge with the rational method based on rainfall data from rainfall measurement stations, (3) to calculate estimated peak discharge by the rational method based on rainfall intensity from the combined interpretation of MTSAT and TRMM 2A12 image data, (4) to calculate accuracy of actual peak discharge and estimated peak discharge by comparing the peak discharge AWLR from data analysis. The results of landcover image interpretation from Landsat ETM + provides a high accuracy is above 93%. Results calculated average peak discharge from analysis AWLR data of 67.436 m3/s, actual peak discharge an average of 108.914 m3/s and an average estimated peak discharge of 94.809 m3/s. From t-test analysis at the case of peak discharge in DAS Garang indicates that thit to charge is actual 1,802, thit to charge is estimation 1,432 and value t for statistical analysis at flow arch (ttab) is 1,895. According to criterion Soewarno ( 1982) thit smaller than ttab hence can be told that there is no real difference between the price of discharge result of data analysis AWLR with the price of discharge calculation rational method ( actual and estimation discharge).

Kata Kunci : Debit puncak,Metode rasional,Uji,t,Landsat ETM+,MTSAT,TRMM 2A12