Kajian sistem peringatan dini banjir di daerah aliran sungai Garang
SETYAWAN, Nathan, Dr. Ir.Istiarto, M.Eng
2010 | Tesis | S2 Teknik SipilPembangunan yang pesat menyebabkan kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Garang hilir, yang merupakan wilayah Kota Semarang bagian utara, berkembang menjadi kawasan padat pemukiman, perkantoran, pendidikan dan perdagangan. Salah satu bagian dari mitigasi bencana banjir adalah telah dibuatnya Banjir Kanal Barat, namun pada beberapa kejadian banjir masih terjadi limpasan yang menimbulkan kerugian. Untuk mengurangi risiko dampak kerugian akibat limpasan banjir maka diperlukan suatu sistem peringatan dini banjir yang dapat memberikan informasi kondisi sungai dengan cepat dan waktu penanggulangan banjir yang memadai. Kajian sistem peringatan dini banjir dalam penelitian ini difokuskan pada analisis faktor hidrologi, yaitu karakteristik hujan kritik dan waktu peringatan dini yang dipengaruhi oleh waktu perambatan banjir. Pemodelan hujan menjadi aliran menggunakan software HEC-HMS, sedangkan simulasi aliran di bagian hilir DAS menggunakan software HEC-RAS untuk memperoleh batas kapasitas sistem sungai sebelum terjadi limpasan dan lokasi potensi limpasan. Hasil simulasi menunjukkan debit banjir Q20 berpotensi menimbulkan bencana banjir di kawasan hilir DAS Garang. Debit banjir kritis yang berpotensi melimpas, yaitu sekitar 550 m3/s, dapat terjadi diakibatkan hujan dengan kedalaman kumulatif sebesar 94 mm atau lebih, yang berlangsung dalam waktu 2,86 jam atau kurang. Pada masa ini dapat dilakukan pemantauan awal data hujan kumulatif yang dibagi dalam tingkatan status peringatan berdasar batasan kedalaman hujan dalam durasi waktu tertentu sehingga dapat meningkatkan respons time.
Rapid development has caused the downstream area of Garang River basin, which cover northen part of Semarang city, developed into a dense area of residential, offices, education facilities and trading centers. West Floodway was part of flood disaster mitigation, but several flood events still caused losses. Therefore, a flood early warning system is needed in order to minimize losses due to flooding by providing faster river condition informations and adequate time for flood control. Flood early warning system in this study is focused on hydrologic analysis factors, which are critical rainfall characteristic and warning time affected by flood travel time. Modeling of rainfall into discharge was done by HEC-HMS software, while downstream discharge modeling was using HEC-RAS software to obtain critical limit of river capacity and flood potential locations. The simulation results show the 20-year flood discharge may cause disastrous flooding in downstream areas of Garang river basin. Critical flood discharge, that is around 550 m3/s, can occur due to cumulative rainfall depth of 94 mm or greater, which took place within 2,86 hours or less. During this detection time, early monitoring can be carried out in several readiness stages based on the cumulative rainfall within certain periode of time, in order to increase response time.
Kata Kunci : Sistem peringatan dini banjir,Kedalaman hujan kritis,HEC,HMS,HEC,RAS, flood early warning system, critical rainfall depth, HEC-HMS